Chamim Kohari *)
http://www.facebook.com/
“Bangsa-bangsa lahir di hati para penyair, tetapi tumbuh dan mati di tangan politisi”
(Iqbal, Tulip dari Sinai)
“Bila Politik menyesaki kehidupan bangsa dan kotoran,
maka sastralah yang mampu membersihkannya”
(John F. Kennedy)
I
Tri Ramidjo, Lahir di Grabag Mutihan, Kutoardjo Jawa Tengah, 27 Pebruari 1926. Di Zaman pendudukan Jepang mengikuti Sekolah Latihan Perwira AD dan lulus terbaik. Pada tahun 1948-1949 pernah menjadi penarik becak sambil belajar sendiri hingga lulus SMP dan SMA. Pernah belajar tentang ekonomi di Jepang, lulusan Fakultas Ekonomi dari Universitas Waseda, Tokyo, angkatan 1962-1967. Pekerjaan yang terberat adalah bekerja di “Proyek Kemanusiaan” — Soeharto Orba — di pulau Buru sebagai petani paksa kalau tidak mau dikatakan sebagai “Tapol”, ia adalah “korban” dari perjuangan kemerdekaan orang tuanya, dan orang tuanya adalah “korban” dari perjuangan ideologisnya. Ia taat beragama, —sebagaimana masyarakat muslim Digul—, tetapi mereka tertarik berjuang menentang kolonialisme Belanda dengan cara-cara sosialis-komunis.
Tri Ramidjo adalah cucu dari Kiai Chatibanum, KH. Imam Rofi’i, Kiai Asnawi, Kiai Hasan Prawiro dan Kiai R. Abdul Rahman. Cucu dari keluarga kiai ini, telah menulis 30 judul Cerpen yang dikumpulkan dalam “Kisah-kisah dari Tanah Merah” yang semua itu ditulis sekitar tahun 2006, 2007, dan 2008 setelah usianya di ujung senja dan sakit-sakitan.
Luar biasa, dalam usianya yang sudah 83 tahun, Tri Ramidjo mampu membongkar memorinya yang telah terpendam dan menguraikannya ke dalam cerita-serita yang menarik dan rinci untuk yang sifatnya pengetahuan empiric, seperti tempat, rumah, jarak, teman, saudara dan lain sebagainya, tetapi untuk yang pengetahuan agama —meskipun ia keluarga kiai— ia tak mampu menguraikan alasan dengan baik, seperti kenapa harus memelihara anjing dan bagaimana cara menjaganya dari najis, ia cenderung menganggapnya memelihara anjing seperti memelihara binatang-binatang lain yang tanpa beban “najis mughaladhoh”, sehingga terkesan mencampur adukkan yang baik dan yang tidak baik, yang seharusnya hati-hati menjadi terkesan diremehkan, sampai-sampai ia “tidak mampu” memahami konsep “keadilan” dengan benar. Sebagaimana yang terdapat dalam penggalan cerpen “Anjing Kami namanya Tupon”, terdapat ungkapan: “tanah dan alam raya seisinya ini diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa untuk kita semua. Tuhan tidak mungkin membagikannya satu persatu kepada kita. Tetapi umat manusia dibekali otak agar kita berpikir. Nah, kitalah yang harus menggunakan akal pikiran kita membagi semuanya secara rata dan adil”.
Membaca kumpulan cerpen “Kisah-kisah dari Tanah Merah” karya Tri Ramidjo yang diterbitkan oleh Ultimus (2009) seperti melayari waktu di tengah suatu era atau zaman ketika hak asasi dan kebebasan manusia (rakyat) dengan sangat mudah diinjak dan disingkirkan oleh kekuasaan, di dalam dada Tri Ramidjo seolah ada gemertak api yang menyala-nyala yang tertahan oleh waktu. Maksud hati hendak berteriak lantang menggugat perilaku yang cenderung tidak memberi ruang bagi kesejahteraan (kemerdekaan) rakyat, tetapi apa daya kekuasaan secara sistemik telah merampas segalanya.
Itulah sebabnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi yang terjadi Tri Ramidjo mengungkapkan ceritanya dengan apa adanya, tetapi juga ada yang menggunakan simbol-simbol, misalnya “anjing” yang galak, serakah, mau menang sendiri dan menjilat kepada tuannya, tetapi kalau dididik bisa rukun dengan binatang piaraan yang lain, masak manusia dididik, serakahnya malah melebihi anjing. Juga simbol ‘monyet”, dan semacamnya.
Tri Ramidjo telah berjuang mengangkat realitas dengan caranya sendiri, ia telah berusaha memahami, menghayati dan mengekspresikan diri dan obyek di lingkungannya dengan cukup fenomenal dan monumental, tetapi barangkali masih bersifat —istilah Umar Kayam—“Reportase dari dalam” atau baru semacam jurnalisme saja.
II
Bila seorang sastrawan / pengarang hanya mampu melihat obyek luarnya saja, maka — kata Budi Darma—itu hanya akan menjadi dongeng. Dan begitu habis pengalaman pengarang, maka habis pulalah kemampuan pengarang untuk mendongeng.
Selanjutnya Budi Darma mengatakan “Tentu saja pengarang yang baik tidak tabu mengangkat realitas harafiah ke dalam novelnya –termasuk cerpen—selama yang menjadi tumpuan baginya bukan fakta semata-mata. Pengarang mempunyai imajinasi dan aspirasi. Dengan imajinasinya dia dapat menciptakan realitas yang bukan harafiah, meskipun yang diangkatnya adalah realitas harafiah. Setelah menjadi novel realitas harafiah ini sudah mengalami metamorphose melalui kekuatan imajinasi pengarangnya”. (Harmonium 1975 : 74).
Karya-karya sastra yang dianggap besar dan banyak dibaca oleh orang, adalah karya-karya yang bisa menawan rasa seni pembacanya, dapat menumbuhkan kesadaran, menimbulkan keberanian, mengangkat nilai-nilai harkat manusia dan bisa memberikan pemikiran-pemikiran penting yang menyangkut kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya.
“Karya sastra yang baik tidak selamanya menyenangkan, tetapi penuh dengan ledakan yang menyebabkan dia resah terhadap dirinya sendiri, orang-orang sekitarnya dan alam tempatnya bernafas, Karya sastra yang baik dapat membawanya ke dunia yang sublim, dan hanya dapat dirasakan tanpa dapat banyak dipikirkan”, kata – Nirdawat– Budi Darma.
Berbeda dengan sastra hiburan. Sastra hiburan menjadikan masyarakat hidup penuh hayal, penuh yang enak-enak, penuh kemudahan, agar tidak sempat ngurus politik, agar tidak ngurus kepincangan, agar terus dikendalikan oleh nikmatnya angan-angan, dan seterusnya. Sastra yang demikian ini membawa pembacanya berjalan di tempat, kalau tidak mau dibilang mandeg jegreg.
Dalam proses kreatif, pengarang yang baik setidaknya ia memiliki:
1. Kepekaan, pandangan yang berbeda, dan konflik yang bisa membangun imajinasi;
2. Selalu akrab dan menghayati bahan / obyek. Sedang bahan tidak selalu berupa materi, akan tetapi bisa juga berupa gagasan atau obsesi;
3. Punya ciri identitas khusus, Orisinalitas;
4. Intelektual yang baik, selalu mencari, belajar dan berkembang, punya daya serap, daya seleksi dan daya susun yang tinggi.
III
Untuk mengukur eksistensi sastrawan, orang harus mengetahui latar belakang dan proses kreatifnya, serta memahami dulu bobot karya sastranya, sampai di mana karya-karyanya dapat berpengaruh terhadap dirinya dan masyarakatnya. Sebagaimana ucapan penyair Warga
Negara Inggris kelahiran Amerika, T.S. Eliot, yang dikutip oleh novelis Mochtar Lubis,
“Kesusasteraan diukur dengan kriteria estetis, sedang kebesaran karya sastra diukur dengan kriteria di luar estetika”.
Sekian, semoga barokah.
*) Pengasuh Pondok Pesantren, Kepala Madrasah Aliyah Unggulan Darul Falah Jerukmacan Sawo Jetis Mojokerto, Aktivis Komunitas Sastrawan Pesantren Jawa Timur. Tulisan ini disampaikan pada acara Geladak Sastra # 06, Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Kisah-Kisah dari Tanah Merah” Cerita Digul Cerita Buru, Penerbit Ultimus, Bandung. Kerjasama Komunitas “Lembah Pring” dengan Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, pada hari Selasa, 3 Agustus 2010, pukul 19.00 BBWI di DISPORABUDPAR Jl. Jayanegara 4 Mojokerto.
Mojokerto, 1 Agustus 2010.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar