Rabu, 13 Oktober 2010

Perjalanan Sastra tanpa Jejak Bahasa

Edy A Effendi
http://www.infoanda.com/Republika

Perjalanan sastra Indonesia dalam kurun waktu 2007 tidak mampu meninggalkan jejak kebahasaan yang cukup berarti bagi pertumbuhan sastra Indonesia. Jejak kebahasaan ini menjadi penting karena fakta-fakta sejarah yang lurus harus dibangun atas keselarasan antara bahasa dan pikiran. Seperti kata Roger Trigg, berpikir tidak mungkin dipisahkan dari bahasa, dan adanya perbedaan bahasa akan melahirkan perbedaan produk pemikiran.

Untuk membangun keselarasan antara bahasa dan produk pemikiran, para sastrawan harus bergumul secara intens dengan dunia bahasa dan tidak serta merta melahirkan karya tanpa mau menjenguk ceruk-ceruk kebahasaan yang paling dalam. Hanya beberapa buku sastra yang bisa dijenguk keseriusannya mencari bahasa sebagai jangkar kreativitasnya. Sebutlah kumpulan cerita pendek Gus tf Sakai, Perantau (GPU, 2007), dan antologi puisi Zen Hae, Paus Merah Jambu (Akar, 2007).

Pergumulan secara intens dengan hutan rimba bahasa itulah, yang seringkali dipinggirkan sebagian kalangan sastra. Dalam wilayah sastra, khususnya puisi, bahasa menjadi satu kekuatan sentral dan menjadi satu gema untuk menciptakan kembali keberadaan dan kesadaran yang lebih tinggi dalam diri manusia.

Dari sudut pandang yang lain, maraknya antologi puisi yang bertebaran, tidak mampu membangun semangat kerja baru dalam wilayah puisi, terutama dalam menerapkan konsep estetika kata sebagai bagian dari proses kerja kreatif kepenyairan seseorang. Maka, ketika sebuah antologi terjebak dalam lingkaran wilayah kata yang dekaden, tradisi penulisan puisi yang dihibahkan dalam sebuah antologi, tidak lagi bersandar pada kekuatan kata dan berbagai varian yang berdiri di balik rimba kata.

Pada dataran itu, puisi kehilangan ruh, sugesti dan daya pikat sebagai wacana fiksi yang berfungsi memperkaya kata. Dan, akhirnya menjadi benar, sindiran yang pernah dilempar ke kubu penyair, bahwa bahasa yang ada masih seperti sebuah dusun datar yang baru saja dihuni para transmigran — lokasi yang diancam wabah, perdu yang dihampiri hama.

Situasi serupa juga menimpa tradisi penulisan cerita pendek. Cerita-cerita yang berhamburan di berbagai sudut media massa atau di berbagai ranah toko buku sepajang 2007 tak ubahnya jajaran cerita yang bisa disantap dengan sekejap. Ia tak mampu membangun monumen kebahasaan secara ajeg, utuh dan runut. Sebuah monumen kebahasaan yang sejatinya menghadirkan bahasa ibarat ruh atau inspirasi yang hidup dan bergerak dalam tubuh sang kreator.

Saya menemukan beberapa karya prosa pada kurun 2006-2007, jika dilacak dari sisi tapak kebahasaan, tidak cukup kuat membangun keselarasan teks dan konteks, bahkan tak cukup cermat memainkan kata-kata atau substansi bahasa dalam wilayah teks. Lihatlah prosa Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (Akmal Nasery Basral, Ufuk, 2006), Dunia di Kepala Alice (Ucu Agustin, GPU, 2006), Edensor (Andrea Hirata, Bentang Pustaka, 2007), Galigi (Gunawan Maryanto, Koekoesan, 2007), Janda dari Jirah (Cok Sawitri, GPU, 2007), Linguae (Seno Gumira Ajidarma, GPU, Maret 2007), Mahasati (Qaris Tajudin, Akoer, 2007), Bulan Jingga dalam Kepala (M Fadjroel Rahman, RPU, 2007), September (Noorca M Massardi, Tiga Serangkai, 2006), dan Sintren (Dianing Widya, Grasindo, 2007).

Di tepi lain, saya menemukan karya-karya puisi yang terbit pada kurun 2006-2007, di mana penyair seringkali membiarkan sajak dengan tidak terlampau urut, terang dan padu, sehingga tidak mampu memberi vibrasi yang besar terhadap perkembangan bahasa. Lihat saja buku puisi Angsana (Soni Farid Maulana, Ultimus, 2007), Bau Betina (Binhad Nurrohmat, I:BOEKOE, 2007), Dongeng untuk Poppy (M Fadjroel Rahman, Bentang, 2007), Jam-Jam Gelisah (Todung Mulya Lubis, GPU, 2006), Kepada Cium (Joko Pinurbo, 2007), Laut Akhir (Isbedy Stiawan ZS, Bukupop, 2007), Menjadi Penyair Lagi (Acep Zamzam Noor, Pustaka Azan, 2007), Notasi Pendosa (Acep Iwan Saidi, LKiS, 2007), dan Tamsil Tubuh yang Terbelah (Amien Kamil, MataAngin, 2007).

Kultur lokal

Pada prosa Perantau Gus tf Sakai, misalnya, pengarang seharusnya bisa lebih menstimulir persoalan kelokalan dengan berpijak pada kultur Melayu sebagai akar bahasa Indonesia. Sayangnya, Gus tf tidak sepenuhnya mengambil setting lokal sebagai kosmologi penceritaan yang utuh.

Kasus serupa juga menimpa Zen Hae dengan kumpulan puisi Paus Merah Jambu. Penyair yang lahir dari kultur Betawi ini mengambil isu lokalitas hanya pada ruang penceritaan dan dialog yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dalam puisinya. Ia tidak menggarap secara lengkap potret lokalitas dari termin kebahasaan.

Pada titik ini, Sakai dan Hae, berhasil pada kemampuan memainkan irama kata pada teks yang disebar ke publik, tapi gagal mengambil lokalitas dari traktat kebahasaan. Saya menangkap upaya pencarian kebahasaan dengan bersandar pada kekuatan lokal adalah upaya ekstrim yang seharusnya dikembangkan pengarang, agar mampu mengambil identitas kebahasaan yang jelas.

Di tempat yang berbeda, kumpulan puisi Bau Betina Binhad Nurrohmat pun hanya terampil memainkan kata dengan melakukan penggemparan makna di berbagi sudut puisinya. Ia, dengan kredo penulisannya, berupaya mengolah diri dengan mencari kemungkinan-kemungkinan bentuk, cara, atau teknik alternatif untuk mengucapkan kenyataan.

Sedangkan bergerak untuk merambah wilayah baru adalah upaya menjamah realitas yang sebelumnya tak tergarap atau masih tergarap sepintas lalu, misalnya kekotaan, mitos lokal, seks dan tubuh. Sastra Indonesia mutakhir tampaknya cenderung memasuki wilayah-wilayah mikro dengan cara ucap yang masih terus bergulat mencari bentuk.

Binhad masih terjebak pada kubangan wilayah mikro dengan cara ucap yang masih melingkar-lingkar pada upaya pencarian bentuk, bukan pencarian dari ranah kebahasaan. Semestinya pengarang harus mampu mengambil setting lokal sebagai basis reproduksi penciptaan. Sebuah problem untuk melakukan sinergi dengan peristiwa di luar teks.

Jika sinergi itu tidak dikerjakan dengan tepat, penulisan setting lokal atau kultur lokal, akan terjebak pada penulisan fiksi yang ber-kiblat pada sejarah. Penulisan fiksi, penulisan sejarah dan peristiwa sejarah adalah beberapa hal yang memiliki kaidah penceritaan yang berbeda.

Selama ini, penulisan sejarah di bangku-bangku pendidikan menjadi terdistori dan cenderung menyesatkan. Atau mungkin benar apa yang pernah dipaparkan Clifford Geertz, bahwa kehidupan sosial manusia tidak bisa keluar dari jaringan nilai dan makna yang mereka rajut sendiri yang kemudian terabaikan dalam kultur.

Pada akhirnya, bahasa bukan sekadar alat ucap para kreator dalam memproduksi kata-kata di dalam teks. Ia tak ubahnya jembatan pengarang dalam melakukan pencarian identitas kebahasaan. Di ranah ini, para pengarang yang melahirkan karya pada kurun 2007 tak memperlihatkan keseriusannya dalam mengelola bahasa.

*) Dosen sastra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez