Jumat, 20 Mei 2011

Sejarah Nusantara Model Gus Dur

Judul buku : Membaca Sejarah Nusantara
Penulis : Abdurrahman Wahid
Pengantar : KH A Mustofa Bisri
Penerbit : LKIS, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2011
Tebal buku: 133 halaman
Peresensi : Danuji Ahmad
http://oase.kompas.com/

Diskursus sejarah Nusantara memang mengasyikkan. Kehadirannya terbuka untuk kita telaah dan diperbincangkan dengan ragam tafsir dan versi. Ragam tafsir itu tentu tidak sekonyong-konyong hadir begitu saja. Menurut para pakar sejarah, ragam tafsir itu hadir terkait dengan berkembangnya kebudayaan lisan di antara masyarakat pribumi prasejarah. "Kebudayaan lisan yang lebih merakyat daripada bahasa tulis itu," kata para pakar, "sangat memengaruhi proses penyampaian sejarah dari generasi ke generasi."

Itu karena sumber penyebarannya dari lisan ke lisan sudah pasti akan terjadi banyak kerancuan versi di dalam penyebarannya. Berawal dari sinilah, sumber sejarah Nusantara mengalami titik perbincangan dan perdebatan yang sangat serius di antara para sejarawan. Salah satu sejarawan yang meramaikan perdebatan dan tafsir itu tidak lain adalah Abdurrahman Wahid atau yang akrab di sapa Gus Dur. Bagi sebagian orang, Gus Dur mungkin tidak terkenal dengan predikat sejarawan, tetapi lebih akrab di mata masyarakat sebagai agamawan, budayawan, atau bahkan cendekiawan yang mengibarkan spirit pluralisme, pribumisasi Islam, bahkan sosok guru bangsa yang getol memperjuangkan hak asasi manusia.

Hadirnya buku yang berjudul Membaca Sejarah Nusantara, 25 Kolom Sejarah Gus Dur, predikat sejarawan tampaknya tidak terlalu berlebihan jika kita sematkan kepada beliau, selain predikat-predikat lain seperti agamawan, budayawan rohaniawan, cendekiawan, serta lainnya. Gus Dur memang sosok yang multitalenta, unik, cerdik, serta berpola pikir divergen (berpikir keluar dari konvensional) ketika membicarakan sesuatu, entah itu masalah agama, politik, serta sejarah. Inilah ciri khas pemikiran Gus Dur yang oleh sebagian orang dianggap nyeleneh itu.

Oleh sebab itu, buku setebal 133 halam ini cukup menarik untuk kita baca dan telaah, utamanya bagi peminat sejarah. Buku karya Gus Dur ini merupakan acuan yang pas untuk memperkaya perspektif, data, dan pola penulisan sejarah yang unik, hidup, lincah, dan merakyat. Gus Dur selalu menekankan adanya pengolahan baru di dalam penulisan sejarah yang berorientasi untuk memberikan paradigma baru, angin segar di setiap tafsirnya ihwal sejarah Nusantara. Sebab, bagi Gus Dur, sejarah bukanlah sebuah serial yang mati dan stagnan dari sebuah perspektif. Oleh karenanya, gagasannya tentang sejarah selalu dibuatnya baru.

Contoh dari sekian kecerdasan Gus Dur di dalam mengolah sejarah bisa kita simak ketika Gus Dur mengaitkan asal-usul LSM dengan cerita rakyat. Cerita itu diawali dari pertempuran antara Sultan Hadiwijaya atau yang terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir dan menantunya Sutawijya. Peperangan yang pada akhirnya dimenangi Sutawijaya itu membuat Hadiwijaya kembali ke Asta Tinggi, Sumenep, Madura, tempat di mana ia dilahirkan untuk mencari kesaktian.

Akhirnya, setelah Hadiwijaya mendapatkan kanuragan, dia pun siap bertempur kembali untuk merebutkan Pajang dari tangan menantunya, Sutawijaya. Akan tetapi, ketika Hadiwijaya istirahat di Pulau Priggobayan atau kalau sekarang terlentak di Kabupaten Lamongan, Hadiwijaya tertidur lalu bermimpi dengan sang guru. Dalam Mimpi itu kemudian sang guru menyarankan agar Hadiwijaya tidak melanjutkan perjalanannya ke Pajang untuk bertempur dengan Sutawijaya. "Jika itu kamu lakukan," ujar guru Hadiwijaya dalam mimpi, "kamu hanya akan menjadi budak kekuasaan." Singkat cerita, akhirnya Hadiwijaya mengurungkan niat ke Pajang, lalu mendirikan kekuatan baru di Pringgobayan, Lamongan, di luar kekuasaan Pajang. (hlm 5-7)

Menurut perspektif Gus Dur, cerita Hadiwijaya tidak jadi perang dengan Sutawijaya untuk merebutkan Pajang, dengan mendirikan kerajaan baru di Pringgobayan, Lamongan, itu merupakan benih-benih asal-usul tradisi LSM di negera kita. Artinya, LSM seharusnya keluar dari lingkar kekuasaan dengan mengembangkan jati dirinya sendiri, mendidik masyarakat, dan mengontrol kekusaan yang cenderung arogan. Di sinalah kelebihan tulisan-tulisan sejarah Gus Dur. Pembaca akan disuguhi cerita-cerita rakyat, kemudian diolah dengan sesuatu yang baru seperti dikontekskan dengan kondisi sekarang, diramu dengan bahasa yang jenaka dan lugas.

Gus Dur dengan gaya kepenulisannya juga berani keluar dari mainstream kepenulisan sejarah pada umumnya. Menafsirkan sejarah dengan gayanya sendiri, memilih dan memilah data-data referensi dari berbagai sumber yang tepercaya, termasuk dari cerita rakyat. Sejarah Nusantara mampu dibaca Gus Dur dengan kritis dan selalu menekankan adanya reinterpretasi baru dengan menyelipkan nilai-nilai humanisme. Kritik di dalam karya-karyanya merupakan kelebihan tersendiri dari sosok Gus Dur.

Tulisan-tulisan Gus Dur memang lebih bersifak kualitatif daripada kuantitatif, dalam artian data-data seperti tahun-tahun tidak begitu terlihat di sana-sini dalam tulisan-tulisan Gus Dur. Di sinilah mungkin kelebihan dari kepenulisan sejarah versi Gus Dur. Pembaca tidak dijenuhkan dengan menghafal tahun-tahun, tetapi lebih diajak untuk bersikap kritis, bahkan pembaca sering dibuat bertanya-tanya untuk memberikan tafsir sendiri dari sebuah peristiwa.

Oleh sebab itu, hadirnya buku ini patut kita apresiasi dan kita jadikan karya nyata, spirit, serta kobar untuk selalu membuat inovasi-inavasi baru untuk kemajuan bangsa seutuhnya dan seluruhnya.

*) Peresensi adalah pustakawan pada rumah baca Jagad Aksara, Yogyakarta 10 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez