Sabtu, 27 Agustus 2011

Pengorbanan dan Pengkhianatan

M. Kanzul Fikri
http://www.radarmojokerto.co.id/

Wulan adalah salah satu santriwati yang pandai dan rupawan, dan juga termasuk keturunan priyayi. Maka tidak perlu heran bila dia menjadi idaman kaum Adam. Namanya sudah tidak asing lagi di telinga kaum Adam. Baik di sekolah maupun di pondok putra. Salah satu lelaki yang menaruh hati padanya adalah teman sekelasnya. Yang statusnya sebagai santri alias berasrama di pondok, yaitu Romy.

Romy diam-diam mulai suka dengan Wulan sejak kelas sati MTs. Namun Romy tidak pernah mempunyai keberanian untuk mengatakan kepada Wulan. Bagi Romy, Wulan terlalu sempurna untuk dirinya. Tetapi dengan adanya dukungan dari sahabatnya Toni, akhirnya Romy memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Wulan dengan sepucuk surat yang dilipat begitu rapi. Namanya juga anak pondok, tidak mungkin berani ngomong langsung.

Namun sampai kelas dua MTs, tidak pernah satu pun balasan yang diterima oleh Romy. Mungkin Wulan tidak menaruh hati pada Romy. Oleh karena itu Romy berfikir untuk melupakan orang yang dicintainya itu. Namun sikap Wulan yang seolah-olah memberi harapan membuat Romy bingung. Sebagai pelarian, Romy terpaksa berpacaran dengan Yuli, adik kelas Romy.

Teman-teman Romy banyak yang mengetahui tentang hubungan Romy dengan Yuli. Namun hubungan tersebut tidak berjalan lama. Hal itu dikarenakan Romy masih sulit untuk bisa melupakan Wulan. Bagaimana bisa melupakan, kalau setiap hari Romy masih sering melihat sosok Wulan. Karena keduanya masih sekelas. Di mata teman-teman, Romy dicap sebagai lelaki brengsek, yang telah menjadikan adik kelasnya sebagi pelarian cintanya. Kalau hubungan sudah tidak cocok, kenapa harus diteruskan. Itulah prinsip Romy.

Memasuki kelas tiga MTs, diadakan pengacakan kelas. Yang hasilnya Romy dengan Wulan harus pisah kelas. Entah mengapa perasaan Romy semakin kuat terhadap Wulan. Sebab itu pula Romy memberanikan diri untuk mengungkapkan bahwa perasaannya masih tetap seperti dulu. Ajaib bin Ajaib, tiba-tiba Romy mendapatkan surat. Setelah dibaca ternyata surat tersebut adalah jawaban dari Wulan. Hati Romy berbunga-bunga bercampur gelisah. Kegelisahan itu timbul karena wulan meminta bukti kalau perasaan Romy masih tetap seperti dulu.

Hari-hari yang dijalani Romy hanya memikirkan cara untuk membuktikan perasaannya terhadap Wulan. Romy tidak pernah berkosentrasi dalam belajar. Dia mengorbankan belajarnya hanya karena Wulan. Padahal Romy tahu, kalau di antara hal-hal yang bisa merusak jiwa-jiwa pemuda adalah seorang perempuan. Tapi itu tidak pernah digubrisnya.

Setelah Romy merasa tidak punya cara yang tepat untuk membuktikan cintanya. Romy memberanikan diri mengungkapkan perasannya langsung empat mata dengan Wulan. Padahal sebenarnya Romi juga anak yang pemalu. Tapi dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Itu semua dilakukannya semata-mata agar Wulan percaya tentang apa yang pernah dikatakan oleh Romy. Setelah dia mengatakan semuanya kepada Wulan. Wulan tidak banyak bicara. Dia hanya meminta waktu untuk memikirkan masalah tersebut. Wulan bingung, apakah Romy sungguh-sungguh mencintainya.

Sahabat Romy, Toni, diam-diam tahu tentang perasaan si Romy yang suka dengan Wulan. Toni merasa kasihan dengan Romy. Tanpa sepengetahuan Romy, diam-diam Toni berusaha meyakinkan si Wulan, bahwa Romy sungguh-sungguh mencintainya sejak kelas satu MTs. Wulan terkejut dengan pernyataan Toni yang terkenal sebagai sahabat dekat Romy itu. Toni juga memaksa Wulan untuk menerima cinta Romy. Karena Toni tahu, kalau Wulan akan pindah sekolah setelah lulus kelas tiga, tidakmelanjutkan sekolah di Madrsah Aliyah di pondok itu. Toni merasa kasihan dengan Romy. Meskipun Toni tahu seandainya Romy tahu tentang hal ini, pasti Romy akan marah besar padanya. Dan persahabatan mereka akan hancur. Toni tidak pernah memperdulikan hal itu. Bagi Toni, kebahagiaan Romy adalah segala-galanya.

Setelah kurang dari dua minggu. Akhirnya Romi mendapatkan jawaban dari Wulan, yang intinya Wulan memberi kesempatan pada Romy. Hati Romy sedikit tidak percaya bercampur bahagia. Dia tak tahu bahwa Wulan menerima dia karena paksaan dari sahabatnya sendiri. Setelah hubungan keduanya berjalan kurang lebih sepuluh bulan, tiba-tiba Romy merasa ada sedikit perubahan dari diri kekasihnya. Wulan yang biasanya pendiam dan pemalu.kini tak lagi seperti itu.

Waktu liburan Wulan meminta putus dengan Romy dengan alasan yang bermacam-macam. Karena Wulan tahu bahwa dirinya sebentar lagi akan pindah sekolah. Romy mau tidak mau berusaha menerima kenyataan itu. Bagi dia kebahagiaan Wulan lebih penting daripada kebahagiaannya. Romy menyangka kalau Wulan selama ini tidak sepenuhnya suka dengan dirinya. Karena Romy merasa Wulan tidak pernah mau mengerti apa yang Romy rasakan. Tetapi perasaan itu hanya disimpan dalam hati. Romy tidak pernah berani menanyakan tentang hal itu pada Wulan.

Setelah pengumuman kelulusan. Romy mendengar kabar bahwa wulan tidak jadi pindah sekolah. Perasaan Romy senang berbaur tak percaya. Setelah awal tahun ajaran baru. Ternyata Wulan benar-benar tidak jadi pindah sekolah. Romy merasa senang karena dia masih tetap bisa melihat Wulan, walaupun sudah tidak ada hubungan diantara keduanya.

Setelah kelas dua MA, saat itu liburan ramadhan telah tiba. Para santri berebut surat izin agar diperbolehkan untuk pulang ke kampung halaman. Sesampai di rumah Romy langsung bermushafahah[1]dengan kedua orang tuanya. Betapa bangganya orang tua Romy.

Dua hari sebelum masuk efektif, Toni datang kerumahnya untuk bersilaturrahim. Ditengah-tengah pembicaraan, tiba-tiba Toni meminta maaf dan menceritakan semuanya tentang Wulan. Romy terkejut dan tidak menyangka bahwa Wulan dulu, benar-benar terpaksa menerima dirinya. Romy mencoba bersabar dan mengendalikan dirinya. Agar tidak terbawa emosi dan amarah.

”Mengapa baru sekarang aku tahu?” Celetuk dalam hati Romy. Dia merasa dibohongi oleh Wulan.

“Mengapa disaat aku terlanjur sayang dengan Wulan. Aku harus menerima kenyataan yang pahit ini?” Itulah kata-kata yang diucapkan Romy.

”memang hidup ini tidak seperti apa yang kita inginkan. Belajarlah menerima kenyataan.” Itulah kata-kata yang diucapkan Toni saat melihat sahabatnya yang duduk diam termenung. Dan kata-kata itulah yang membuat Romy menjadi lebih tegar dalam menghadapi kenyataan.

*) M. Kanzul Fikri adalah siswa MA AL-ANWAR Paculgowang kelas XII IPS B. Sekarang nyantri di Pondok Pesantren AL-ANWAR Paculgowang.
__________
Footnote :
[1] Bersalaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez