Senin, 31 Oktober 2011

Kembali ke Religi

Nelson Alwi
http://www.suarakarya-online.com/

BERKIBARNYA materialisme, rasionalisme, humanisme, ilmu pengetahuan berikut berbagai ideologi sekuler sejak penghujung abad XIX, sebagaimana ditulis Philip K Hitti dalam bukunya yang terkenal, History of the Arabs, mengakibatkan mundurnya aktivitas keagamaan atau sistem kepercayaan dalam bentuk praktik sufistik.

Masyarakat dunia dewasa ini sedang sakit dan dilanda malaise spiritual, ujar (almarhum) Dr Soedjatmoko. Pertumbuhan materialisme dan rasionalisme yang demikian dahsyat, telah membuat masyarakat dunia mengenyampingkan soal-soal keagamaan yang sebelumnya, justru diyakini mengandung motivasi kehidupan umat beragama pada umumnya. Namun belakangan ini muncul fenomena yang signifikan sekali.

Kita selaku warga dunia secara kasat mata dirongrong oleh permasalahan-permasalahan yang rumit dan pelik. Berbagai permasalahan, sebagai produk akhir eksisnya isme-isme tersebut di atas, tampak sangat menggiriskan. Hal itu misalnya dapat ditandai dengan meroketnya pertambahan penduduk miskin (berikut praktik-praktik pemiskinan terselubung) dan pengangguran, sebagai akibat pengambilalihan tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin modern. Mengapungnya krisis kekurangan pangan atau permanennya ketakstabilan ekonomi yang membuat si kaya (bermain sehingga) bertambah kaya, sementara rakyat kecil kian didera beban hidup yang semakin berat. Meningkatnya intensitas bencana alam yang, lebih disebabkan akselerasi kerusakan dan pengrusakan lingkungan oleh kelompok atau oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab. Di samping yang tak kalah penting, kentalnya ketergantungan penyelenggara negara kepada kaum kapitalis-materialistis serta merebaknya krisis kepercayaan dan kemanusiaan karena tidak kunjung tuntas-memuaskannya penanganan kasus-kasus KKN, pelanggaran HAM dan konflik sosial-politik bernuansa SARA di beberapa daerah.

Masyarakat cukup paham agaknya, bahwa tumpukan persoalan yang membadai tak bisa diatasi hanya dengan menunjukkan kesetiaan kepada akal dan pikiran. Dengan kata lain, setelah kemelut antara materialisme + rasionalisme + humanisme + kemiskinan + kekurangan pangan + kerusakan lingkungan dan ancaman bencana (alam) + bahaya perang (saudara) sudah semakin memuncak begitu buruk lagi memprihatinkan mempengaruhi hidup dan kehidupan umat manusia karena praktik-praktik berikut akibat-akibat yang ditimbulkannya -yang sangat menjemukan, mengerikan lagi menyesakkan dada- maka yang namanya manusia akan kembali kepada fitrahnya.

Dalam bahasa yang lain, manusia pada kondisi demikian akan menoleh dan lari kembali ke dalam kegaiban persoalan-persoalan (ke)agama(an) dan (ke)Tuhan(an). Menanggulangi derita, bencana atau kemiskinan umpamanya, dalam aneka situasi dan kondisi akan lebih mengena kalau dihadapi dengan air muka penuh perhatian dan simpati. Mengantisipasi sistem yang melanggengkan kezaliman, di sisi lain, menggiring masyarakat ke wilayah penyerahan diri yang total.

Besar kemunginan, hal dan fenomena terakhir inilah yang (telah) diendus dan dirasakan oleh Andre Malraux, filsuf merangkap negarawan Perancis yang hidup antara 1901-1976 itu. Malraux, yang juga kondang selaku sastrawan itu meramalkan, bahwa abad mendatang adalah abad "(ke)agama(an)". Manusia, kata Malraux, tidak akan survive bilamana nilai-nilai keagamaan tidak segera diaktualisasikan. Kecuali itu, dalam sengkarut-marut keadaan, dengan sendirinya kembalilah agama mengambil alih atau berperan sangat besar dalam rangka mengartikulasikan kerinduan manusia terhadap makna hidup yang sesungguhnya. Makna hidup yang lebih memadai lagi berdinamika, dan penuh harapan-harapan yang bersifat transendental.

Dengan demikian jadinya memang menarik mengamati realita yang berlangsung dewasa ini dan menali-temalikannya dengan pemikiran tiga tokoh cendekiawan tersebut di atas. Atau dengan kata lain, menarik untuk mempertanyakan bagaimanakah sebenarnya kondisi hidup keagamaan sekarang ini? Benarkah sinyalemen yang dikemukakan tiga cendekiawan tersebut di atas bahwa manusia akan kembali kepada fitrahnya ketika dunia menjadi centang-perenang seperti sekarang? Bahwa manusia, mau tidak mau, harus kembali kepada persoalan-persoalan (ke)agama(an) dan (ke)Tuhan(an)?

Menandai hal itu saya pikir sudah banyak yang tahu, bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini telah bermunculan dan lahir (kembali) para pemikir serta seniman-budayawan yang sadar dan selalu berusaha secara konsisten untuk berorientasi ke masalah-masalah keagamaan dan ketuhanan. Lepas dari pretensi atau kecurigaan-kecurigaan macam apa pun, demikian pula dengan tokoh-tokoh atau para pemimpin kita, relatif banyak yang terlibat atau melibatkan diri dengan cita-rasa religiositas yang dimaksudkan.

Hal mana bisa disimak, dibaca, didengar dan ditengarai lewat berbagai pembicaraan, sikap dan sepak-terjang mereka dalam upaya mensejalankan kemajuan-pembangunan yang mencakup segala bidang dengan prinsip-prinsip (ke)agama(an).

Begitulah, dewasa ini sekian banyak seniman, budayawan, intelektual serta para pemimpin (formal maupun informal) senantiasa berupaya menggali sekaligus mengungkapkan pengalaman-pengalaman keagamaan mereka. Hal itu dapat dilihat dari buku-buku yang diterbitkan, diskusi, seminar berikut sekian banyak aktivitas dan program-kegiatan (ke)pemerintah(an) yang terselenggara.

Sementara itu terjemahan-terjemahan atas karya-karya berlatar sufistik-religius nampak pula semakin menjamur di mana-mana, sesuatu yang tidak menonjol pada dua-tiga dekade sebelumnya.

Jadi, sebagaimana pernah dikatakan Hitti, bunga itu memang akan (dan telah) mekar kembali (kini). Keremang-remangan sistem kepercayaan maupun praktik sufisme sudah bercahaya terang-benderang, menerangi nurani umat beragama. Ada pun ide atau gagasan tersebut, boleh jadi dan besar kemungkinan (akan) mencuat dari sumber-sumber spiritual.

Tetapi memang, seperti kita percayai, agama adalah segala-galanya bagi umat manusia. Agama adalah pedoman dan tolok ukur penilaian terhadap perbuatan kita. Sebagai petunjuk atau ilham yang berfungsi menuntun manusia ke arah suatu kebenaran transenden. Dan, juga, sebagai (satu-satunya) jalan atau alternatif menuju keselamatan dan kemaslahatan umat manusia, dunia wal akhirat. ***

__________14 Juni 2008
Nelson Alwi Pengamat Masalah Sosial Budaya, di Padang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez