Rabu, 09 November 2011

Hukum Suap yang Membuat Cemas

Hanibal W.Y. Wijayanta, Adi Mawardi, Syaiful Amin
http://majalah.tempointeraktif.com/

KIAI Haji Aziz Masyhuri kelihatan susah payah mengendalikan keadaan. Belum lagi pemimpin sidang komisi bahtsul masail diniyah (pembahasan masalah agama) dalam Muktamar NU ke-31 itu selesai mengundang peserta untuk menyampaikan pendapat, belasan kiai spontan berdiri sambil menyingsingkan sarung. Kitab kuning ditenteng. Tangan-tangan dinaikkan. Mereka siap menyambar satu-satunya mikrofon di Aula Jeddah Asrama Haji Boyolali itu. Yang satu belum usai bicara, yang lain sudah merenggut mikrofon dengan bersemangat dan langsung bicara lantang. Selasa pekan lalu, aula yang sanggup menampung 600 orang itu terasa sempit dan panas dijejali lebih dari 700 orang.

Kiai Masyhuri jelas gerah. Dia minta para kiai tetap duduk di tempatnya dan bicara satu per satu. Tetap saja rebutan mikrofon tak terhindarkan. Yang tak kebagian mikrofon punya cara sendiri: langsung menyatakan pendapat dengan setengah berteriak.

Arena bahtsul masail dalam muktamar NU memang selalu seru. Inilah cara khas NU menyelesaikan persoalan "duniawi" yang muncul di masyarakat modern—yang tidak ada rujukan yang jelas dalam Al-Quran dan hadis. Ada dua kelompok yang bekerja dalam bahtsul masail. Yang pertama membahas masalah aktual (waqi'iyah), satu lagi membahas masalah yang menyangkut kepentingan umum (almaslahat al-ammah). Hasil kerja dua kelompok itu akan menjadi rekomendasi komisi agama yang dibawa ke sidang pleno muktamar. Rekomendasi itu bisa diterima sebagai keputusan NU, diperdalam untuk diajukan dalam muktamar berikutnya, atau ditolak. Rekomendasi yang diterima akan disahkan sebagai sikap resmi Pengurus Besar NU dan mengikat pengikutnya.

Itu sebabnya para kiai getol beradu pandangan tentang masalah yang menyangkut fikih kontemporer itu. Mereka melengkapi pandangannya dengan rujukan segepok kitab kuning tebal-tebal. Di Boyolali, yang membuat heboh tentulah soal risywah alias suap—"kanker" yang telah mengakar di negeri ini. Namun fokus pembahasan adalah kasus suap dalam penerimaan pegawai negeri sipil yang tengah berlangsung saat ini.

Menurut K.H. Hasyim Abbas, salah satu perumus materi kajian ini, pembahasan masalah suap dalam penerimaan pegawai negeri bermula dari keluhan warga NU di berbagai daerah di Jawa Timur. "Kabarnya, untuk bisa menjadi pegawai negeri, lulusan SMA dan sederajat diminta uang Rp 40 juta," ujarnya. Mereka bingung karena tahu bahwa suap itu haram hukumnya. Padahal sebagian merasa lulus dalam tes penerimaan itu.

Perdebatan sengit mewarnai pembahasan di komisi. Kelompok pertama menyatakan keharaman suap mutlak dan tak bisa ditawar lagi. "Dasar hukumnya sangat jelas," kata K.H. Malik Madany, M.A., Rais Syuriah Pengurus Wilayah NU Yogyakarta. Ia berpegang pada beberapa hadis. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Thabrani, Al-Bazar, dan Al-Hakim dari Tsuban, ditegaskan bahwa Rasulullah melaknat penyuap, penerima suap, dan orang yang menyaksikan penyuapan.

Kelompok kedua berpendapat, suap bisa halal jika penyuap berhak menjadi pegawai negeri-_dengan kata lain kalau tak menyuap haknya hilang—dan tak menzalimi orang lain. Tapi sebaliknya, hukumnya haram jika si penyuap sebenarnya tidak berhak dan menzalimi orang lain. Mereka mengambil pendapat mazhab Maliki yang tercantum dalam kitab Al-Jami'li Ahkamil Qur'an karya Imam Al-Qurtubi. "Suap dibenarkan bila untuk membela diri dan menegakkan kebenaran," kata Kiai Abbas.

Kiai Masyhuri pun mencontohkan suap dalam keadaan darurat. Misalnya seorang muslim yang bersaing dengan seorang nonmuslim untuk menempati posisi yang menentukan masa depan umat. Padahal, jika tidak menyuap dia pasti kalah bersaing. Karena itu, ada kiai yang berani menyatakan bahwa dalam kasus ini si calon pegawai muslim wajib menyogok. Namun, ada pula yang berpendapat, hukum suap halal jika tertulis sebagai syarat penerimaan dan haram jika syaratnya tak tertulis.

Meski pembahasan di komisi terjadi perdebatan alot, dalam sidang pleno pada hari berikutnya keputusan malah diketuk dengan mudah. Tak ada perdebatan dan bahkan tak ada satu pun peserta pleno yang mempertanyakan kembali masalah-masalah yang diputuskan. Tiap kali pimpinan sidang selesai membacakan satu masalah, peserta dengan kompak menyambut, "Setujuuuu."

Padahal pleno condong mengambil pendapat kedua. Mereka menetapkan, jika untuk tujuan memperoleh hak yang seharusnya didapatkan, menyuap boleh dilakukan alias halal. Tapi menerima suap tetap haram. Sementara, jika suap dilakukan semata-mata agar diterima menjadi pegawai, baik menyuap maupun disuap haram hukumnya. "Kulluhum fin-naar (semuanya masuk neraka)," kata Masyhuri mengutip hadis.

Keputusan ini bersumber dari kitab-kitab kuning khazanah NU, seperti kitab Nihayatuz-Zain, Raudlatuth-Thalibin, Is'adur-Rafiq, Sullamut-Taufiq, Mawahibush-Shamad, dan Mughnil-Muhtaj. Tapi, belakangan beberapa kiai kurang sreg dengan keputusan itu. K.H. Abdullah Syamsul Arifin, Khatib Syuriyah NU Jember, misalnya, berpendapat suap tetap haram. "Suap tak bisa dijawab dengan hadis, tapi dengan mekanisme. Kalau melanggar mekanisme, ya tetap haram," ujarnya.

Anggota Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia, Ustadz Muhammad Shiddiq, malah berkesimpulan bahwa keputusan itu terlalu menyederhanakan masalah. Sebab, lafadz berbagai hadis yang menjadi dalil keharaman suap bersifat mutlak dan tidak bermakna muqayyad (ada batasan tertentu). "Karena itu, apa pun tujuannya, semua suap itu haram," kata Shiddiq mengutip kitab Asy-Syakhshiyah Islamiyah jilid 2 karya Syekh Taqiyyudin An-Nabhani. Ketua Majelis Ulama Indonesia yang juga bekas Rais Syuriyah NU, K.H. Ma'ruf Amien, justru mempertanyakan keputusan bahtsul masail itu.

Pemimpin organisasi Islam lainnya mengingatkan pula agar keputusan ini tidak membuat orang mengentengkan suap. Menurut Ketua Dewan Syariah Partai Keadilan Sejahtera, Ustad Salim Segaff al-Jufri, meski beberapa ulama membolehkan suap dalam keadaan darurat, tingkat kedaruratannya perlu diperhatikan. Sebab, jika sembrono, keputusan ini malah akan menyuburkan korupsi, kolusi, dan nepotisme. "Hukumnya yang harus ditegakkan," ujarnya.

Ketua Pemimpin Pusat Muhammadiyah, A. Syafi'i Ma'arif, pun dengan tegas menyatakan bahwa suap tak pernah halal. Kecurangan dalam penerimaan pegawai seperti ini justru harus dihilangkan agar penyakit kolusi-korupsi-nepotisme tidak merajalela dan melumpuhkan nurani serta akal sehat. "Persoalan bangsa Indonesia adalah masalah mental," kata Syafi'i di Mataram, Nusa Tenggara Barat, kepada Suprianto Khafid dari Tempo.

Dan bukankah sepanjang ada yang mau memberi suap—dengan berbagai dalih—selalu ada peluang orang menerima suap?

06 Desember 2004
Hanibal W.Y. Wijayanta, Adi Mawardi, dan Syaiful Amin (Boyolali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez