Sabtu, 19 November 2011

Renungan Malam Lebaran

Denny Mizhar*
http://sastra-indonesia.com/

Malam tadi semua orang menanti keputusan penetapan 1 Syawal 1432 H untuk peringatan hari raya Idhul Fitri. Adapun dengan hasil penetapan pemerintah bahwa 1 Syawal 1432 H pada tanggal 31 Agustus 2011 juga Organisasi keagamaan Nahdatul Ulama sama dengan pemerintah. Meskipun sudah ditetapkan masih ada penetapan lain akan jatuhnya 1 Syawal 1432 H yakni tanggal 30 Agustus 2011 hal itu dilakukan oleh Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Muhammadiyah yang jauh hari sudah memutuskannya. Saya tak hendak mempertentangkan perbedaan keputusan tersebut, bagi saya setiap keputusan punya rujukan dan dalil-dalil yang diyakini kebenarannya masing-masing, terpenting adalah bagaimana menyikapi perbedaan dengan dewasa. Meskipun saya melaksanakan hari raya tanggal 30 Agustus 2011.

Maka dengan begitu, bagi saya puasa Ramadhan telah usai. Kumandang takbir di masjid-masjid, di suarau-suarau menggema. Saling kirim pesan pendek ucapan selamat lebaran dan permohonan ma’af mengalir bagai air terjun yang menderas sampai ke bawah. Jalanan pun ramai orang-orang berarak-arakan sambil mengumandangkan gema takbir menyebut besaran Allah SWT.

Lebaran, mengingatkanku pada sebuah sajak yang ditulis oleh Sitor Sitomorang yang berjudul “Malam Lebaran”. Sajak pendek yang terinspirasi ketika Sitor Sitomorang pergi ke rumah satrawan Pramoedya Ananta Toer. Bunyi sajaknya: Bulan Di Atas Kuburan. Meskipun pendek, sajak tersebut bagi saya memiliki makna yang dalam. Kalau dilihat kesatuan sajaknya, jika malam lebaran tentu bulan masih belum terlihat. Bagaimana bisa ada bulan di atas kuburan. Dua kata yang paradoksal bulan yang menggambarkan kecantikan dan seringkali diidiomkan dengan perempuan bersanding kuburan yang memiliki makna suram, kematian. Kalau digabungkan maka kecantikan yang suram. Ada binerasi yang mencipta makna diantaranya. Atau mungkin saja ada perempuan hamil sedang berada di kuburan waktu malam lebaran, tapi entalah. Sebab saya tak hendak membahas perempuan hamil tetapi membahas judul dan isi secara teks dan menafsirnya berkaitan dengan lebaran.

Lebaran yang sejatinya adalah ritual keagamaan dalam rangka perayaan hari besar yang bernama Idhul Fitri. Tetapi pada kenyataanya di Indonesia perayaan tersebut telah berbaur dengan kebudayaan masyarakat Indonesia yakni mudik lebaran. Mudik adalah kebiasaan masyarakat untuk pulang kampung dan bertemu dengan keluarga atau kerabat dekat untuk bersilaturrahmi dan saling berma’af-ma’afan. Selain itu pesta-pesta kecil ataupun besar dipersiapkan dengan membeli baju baru, memasak makanan yang akan dimakan bersama-sama keluarga. Kesemua itu tentunya membutuhkan tidak sedikit biaya yang keluar. Inilah yang saya namakan bulan yakni kecantikan, keindahan dan kemeriahan lebaran.

Di samping kemeriahan lebaran tentu masih menyisakan beberapa probelm lebaran. Misalnya saja beberapa kawan saya sedang bekerja di luar pulau jawa, di Ibu Kota dan di beberapa daerah lainnya tidak dapat pulang. Persoalan beberapa kawan saya tidak dapat mudik dikarenakan mereka tidak punya biaya untuk pulang lebaran meskipun ada beberapa di antaranya dengan lebaran dapat meraup rezeki yang lebih banyak. Keresahan-keresahan kawan saya menarik pertanyaan akan lebaran yang banyak dinikmati dengan kemeriahan dengan berlebihan dan tidak jarang sifat konsumtifnya lebih banyak dari pada memaknai hakekat makna lebaran Idhul Fitri itu sendiri.

Saya juga berfikir tak hanya kawan saya yang tidak bisa pulang, orang-orang yang miskin tentunya tak dapat menikmati lebaran dengan meriah bahkan mungkin ada yang tidak dapat membeli baju baru atau menyediakan makanan untuk tamunya di rumahnya. Persoalan kemiskinan bangsa ini masih belum benar terselesaikan. Hal ini membuat keyakinan saya, bahwa di sebagian lain orang-orang merayakan lebaran dengan meriah dan glamor di bagian lain orang-orang merayakan lebaran dengan menahan perut lapar, memikirkan uang sekolah yang semakin mahal dan bahan pokok yang tiba-tiba mahal ketika lebaran tiba.

Jadi teks sajak Sitor mewakili gambaran yang terjadi di Malam Lebaran. Bulan di Atas Kuburan. Kemeriahan pesta lebaran dan kondisi kemiskinan yang terjadi. Maka dalam agama Islam di anjurkan untuk berzakat dan bersodaqoh. Hal tersebut upaya menjembatani pengentasan kemiskinan walaupun berulang kali lebaran, berulang kali zakat dibagikan orang miskin masih berceceran. Bisa jadi pengelolaan zakat dan sodaqoh yang kurang maksimal.

Lebaran Idhul Fitri sendiri memiliki makna penyucian diri atau kembalinya diri menjadi suci seperti kertas putih. Ramahdan adalah perjalanan spiritual yang mengandung nilai sosial dan puncak keyaninan bagi umat Islam. Harusnya di maknai dengan seksama agar tidak hanya ritual dan penjalanan budaya semata. Nilai-nilai yang memiliki demensi kesolehan individual dan makna kesolehan sosial dapat terejahwantahkan dengan baik.

Dengan begitu harusya, jika menelisik dalam makna yang ada pada Idul Fitri maka sehabisnya tak ada lagi dosa, mulai dari dosa individu ataupun dosa sosial yang mengikis nilai kemanusiaan. Sehingga kemanusiaan tetap terjaga dengan baik yang berdasar nilai ketuhanan. Tetapi nyatanya, sehabis lebaran tahun-tahun lalu masih saja kita jumpai dosa-dosa yang berhamburan di mana-mana. Aku mengaris bawai dosa sosial, sebab dosa sosial urasannya bukan hanya dengan Allah SWT saja tetapi bersingungngan dengan manusia lainnya.

Lalu kembali aku menelisik surat Al-Maun, barang siapa yang menghadik orang miskin dan anak yatim maka dia lalai dalam sholatnya. Kira-kira itu terjemahan bebas saya dari surat tersebut. Maka, jika melihat kemiskinan yang masih melanda bangsa ini saya mengambil kesimpulan: kebanyakan dari kita lalai dalam sholat. Sholat saya memberi arti adalah ritual keagamaan, bisa jadi sholat lima waktu, puasa, ataupun ibadah-ibadah yang lainnya.

Malam ini saya yang hanya bisa merenung sebab saya juga mungkin termasuk orang yang lalai dalam sholat. Tak bisa berbuat banyak pada kemiskinan yang melanda bangsa. Lalu, harus berbuat apakah di lebaran kali ini? mari merenung dan berbuat sesuatu paling tidak semisal berbuat tidak berlebihan dalam perayaan, menghindari sikak hedonistik (kesenangan sesaat), dan memberi zakat atau sodaqoh yang membuat orang tak mampu berusaha lagi dengan modal zakat/sodaqoh (menafsir ulang bentuk pemberian) yang kita berikan pada orang-orang yang lemah.

Begitulah renungan saya pada malam lebaran kali ini. Saya hanya coba memberi pemaknaan sendiri atas puisi Sitor Sitomorang tersebut dengan konteks kondisi yang aku pandang di realitas masyarakat saat ini.

Malam Lebaran, Lamongan, 1 Syawal 1432 H

Beberapa Puisi Lama, saya post ulang mengakhiri catatan renungan kali ini.

Idul Fitri

hilal memerah aku terpanah
tepat di dinding hati
lama menjelma quldi

hancurku kembali
mengeja hari lebih sunyi
pada idul fitri

menempah hati
merdeka diri

sebulan adalah perjalanan
menetapkan puisi pada bilik diri

Malang, 3 Syawal 1429 H

Prosesi Suci

Sebulan penuh menuntun hati
Mengayun diri pada pintu suci
Berhuyun-duyun berserah diri

Membaca isyarat Illahi
Selagi hari fitri menghampiri
Lantunkan do’a saling menyalami

Hilanglah dosa
pada jiwa-jiwa yang mencari
Bebaskan hitam hati
capai kemanusiaan sejati

Mengelupaslah dosa insani
Tak ada noda lagi
takdir surgawi menghampiri

Malang, Ramadhan 1430 H

Perjalanan Suci

Pada bejanah berupah cinta
hati melangkah
setapak dosa melebur
mengurai hakekat diri

Lembaran waktu
mengantar pada jantung muasal
jadilah kertas putih kembali
terhapus sudah dosa diri

Laa ilaaha ha illa Anta
Melantun dengan cinta
kembali pada-Nya
sebab hari fitri kini tiba

Malang, Ramadhan 1430 H

MALAM TAKBIRAN

1
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilham

Berkumandang lantunan kebesaran-Mu ya Ilahi
Aku berdo’a untuk negeri ini
Berkali-kali Kau uji tak juga jerah mengakhiri

Pada malam takbir suci
Nama-Mu mengalun di seluruh pelosok negeri
Mengobati miskin hati

Ya Rabbi, pemilik semesta ini
Tunduk aku merunduk
Memohon ampunan untuk negeri

Untuk pemimpin-pemimpin yang engkau sayangi
Tunjukkan bagaimana mengatur negeri
Biar miskin enyah dari sini

2
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Walillahilham

Sejagat ilmu-Mu tak habis untuk digali
Ilhamkanlah pada negeri yang aku cintai
Menumbangkan gelapnya akal budi
Agar negeri ini tak selalu dibodohi

(Bukankah ini hari fitri waktu
untuk merenungi nasib negeri
membebaskan nafsu rakus pada diri
agar kemerdekaan sejati dapat teraih)

Lamongan, 1 Syawal 1429 H

*) Pengajar di SMK MUDA (Muhammadiyah Dua) Kota Malang, Pegiat Pelangi Sastra Malang dan Anggota Teater Sampar-Indonesia Malang yang sedang Mudik ke Kampung Halaman.

SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1432 H- MINAL AIDZIN WAL FAIZIN MOHON MA’AF LAHIR DAN BATHIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez