Sabtu, 31 Desember 2011

Ibn Rusyd: Ilmuwan Haus Ilmu

Saifudin
http://insistnet.com/

Ibn Rusyd memang seorang ulama besar. Ia dikenal sebagai ahli fikih, ushul fikih, filsafat, falak, politik, kedokteran, ilmu jiwa, dan ilmu alam. Hidupnya diisi dengan mencari ilmu dan berkarya menulis buku tiada henti. Ulama asal Andalus (Spanyol) ini di Barat dikenal dengan sebutan Averroes. Pengaruhnya diakui ilmuwan Muslim, Yahudi dan Nasrani. (Muhammad Syahatah Rabi’, al-Turats al-Nafsi ‘inda Ulamâ al-Muslimîn, (Iskandariyah: Dâr al-Ma’rifah al-Jâmi’iyah, 1998), hal. 523).

KISASU L-ANBIYA AND FUSUS AL HIKAM: A Comparative Study

KISAH PARA NABI dan FUSUS AL-HIKAM – Satu Kajian Perbandingan
Turita Indah Setyani *
http://fakirabdillah.blogspot.com/

Latar Belakang

Sastra Melayu sepanjang kehidupannya banyak dipengaruhi oleh agama Islam. Hal itu telah dibicarakan sejak tahun 1977 hingga saat ini. Sejak bulan Juli 1977 hal itu menjadi perbincangan yang hangat di Malaysia, yaitu ketika Shahnon Ahmad menerbitkan makalahnya “Sastra Islam” di dalam Majalah Dewan Bahasa, Kuala Lumpur. Dan Majalah Dewan Sastra (Agustus 1977) pun mengadakan “Forum Sastra Islam”. Hari Sastra 78 di Kuala Trengganu juga membicarakan secara khusus kesusastraan Melayu dengan Islam.

Ibnu Sina (980-1037)

http://zulfadli088.multiply.com/

Nama lengkap beliau adalah Abu Ali al Husain ibn Abdullah ibn Sina dan lebih dikenal di masyarakat Eropa dengan sebutan “Avicenna”. Nama panggilan lain beliau selain Ibnu Sina adalah Abu Ali. Beliau adalah salah seorang jenius yang mahir dalam berbagai cabang ilmu. Beliaulah pembuat ensiklopedia terkemuka dan pakar dalam bidang agama, kedokteran, filsafat, logika, matematika, astronomi dan musik. Selain itu beliau juga seorang pustakawan dan psikiater yang handal. Ibnu sina dilahirkan di Afsyinah, sebuah desa yang terletak dekat Bukhara (Republik Uzbekistan) tahun 370 H/ 980 M.

Ilmu Ladunni itu Hanya Bagi Mereka Yang Suci

Dr. Yunasril Ali *
http://www.sufinews.com/
 
Sebagai makhluk yang serba ingin tahu, tiap manusia tentunya akan selalu berburu pengetahuan. Jika  pengetahuan itu umumnya diperoleh melalui proses belajar, maka ada pula yang diperoleh melalui ilmu ladunni. Menurut Dr. Yunasril Ali, dosen  yang relatif familiar dengan pandangan-pandangan tasawuf al-Ghazali dan Ibnu Arabi ini,  mereka yang senantiasa menjaga kesucian hatinya  boleh jadi akan mendapat limpahan pengetahuan langsung dari Allah. Jenis pengetahuan inilah yang ia maksudkan dengan ilmu ladunni. Berikut petikan wawancara Cahaya Sufi dengan  pengamal tasawuf yang  beberapa tahun lalu justru pernah mengecam ilmu ladunni ini.

Kritik Atas Kritik Sastra Pra Islam

Ahmad Hadidul Fahmi
http://lakpesdam.numesir.com/

Theodor Nôldeke dalam bukunya Min Tarikh wa Naqd al-Syi’r al-Qadîm berujar, bahwa menentukan ‘batas akhir’ (nihâyah) sastra pra-Islam lebih mudah dari menentukan awal kemunculannya (bidâyah). Benarlah apa kata Nôldeke, menelusuri akar genealogis sastra pra-Islam merupakan permasalahan yang memunculkan perdebatan sengit diantara peminat kajian sastra. Ia disebut-sebut tak ditemukan akar kemunculannya. Faktornya pun beragam. Sebut saja, penelusuran terhadap transmisi sastra pra-Islam hanya berujung pada riwayâh syafawiyyah (dari mulut ke mulut), dan tak didasarkan pada kualifikasi yang jelas. Satu sampel, kodifikasi sastra pra-Islam berbeda sepenuhnya dengan kodifikasi hadis.

Jumat, 30 Desember 2011

Puisi Doa sebagai Tes bagi Otentisitas

Asarpin
http://sastra-indonesia.com/

Puisi pada dasarnya mengandung doa. Bahkan ada puisi doa. Jika kita bersua dengan puisi sejenis doa, maka jangan pernah menganggapnya remeh. Tak hanya puisi mantra yang baik, tapi puisi doa pun bisa sangat baik. Tapi soalnya adalah: tak banyak sajak doa yang baik di Indonesia. Padahal sajak berisi doa bisa digunakan untuk dipakai berdoa kepada Tuhan ketimbang doa-doa syariat yang selama ini sudah akrab digunakan.

Nalar Dekonstruktif Teosof Islam

Nova Burhanuddin
http://lakpesdam.numesir.com/

Siapa yang mendaku tahu bahwa Allah-lah Sang Penciptanya, tanpa merasa bingung, maka itulah bukti kebodohannya.
(Ibn ‘Arabi dalam al-Futûhât al-Makkiyyah)

I

Landasan awal yang bisa kita pijak dalam kaitan antara dekonstruksi dan teosofi adalah bahwa teks adalah tajalli (“penampakan”, representasi) dari Tuhan. Para teosof berkesimpulan bahwa ada kaitan yang erat antara makhluk dengan Sang Khalik. Kaitan erat ini termanifestasi dalam konsep bahwa alam semesta, beserta seluruh isinya dan apa saja yang berkaitan dengannya, tak lain adalah tajalli dari Allah. Kesimpulan semacam ini tak hanya dihasilkan dari sudut pandang teosofis.

Senin, 26 Desember 2011

Dampak Pengakuan Keislaman Cheng Ho

AM Adhy Trisnanto
http://www.suaramerdeka.com/

Islam tidak akan berkurang derajatnya, meskipun ada peran orang-orang China di dalamnya. Di sini orang lupa bahwa keislaman China lebih tua ketimbang Jawa. Orang-orang China telah mengenal Islam di saat masyarakat Jawa hidup dalam dunia berhala dan klenik. (Soemanto Al Qurtuby dalam Seminar Membincang Kontribusi Tionghoa dalam Proses Islamisasi di Indonesia, 19 Maret 2005).

Sinopsis Manuskrip Teks Syair Kanjeng Nabi

Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/

Naskah Syair Kanjeng Nabi (SKN) adalah naskah pegon yang tersimpan sebagai koleksi pribadi oleh Agus Sulton. Naskah ini ditulis dalam bentuk syair, kemudian dilakukan proses transliterasi ke dalam huruf Latin dan dilakukan suntingan teks berdasarkan cara kerja filologi. Menurut Edwar Djamaris (2002: 9) tujuan penelitian filologi adalah unutk mentransliterasi teks dengan tugas utama menjaga keaslian penulisan kata/arti, menyunting teks dengan sebaik-baiknya, dan mendeskripsikan kedudukan dan fungsi naskah. Dalam hal ini, menyangkut manfaat, jenis dari karya karya, dan apa fungsi naskah tersebut, sehingga teks merupakan prioritas utama sebagai dasar untuk melakukan analisis.

Bukti Ilmiah Kakbah Pusat Dunia

Judul : Ka’bah Pusat Dunia, Sebuah Mukjizat Ilmiah
Penulis : Saad Muhamad Al-Marsafy
Penerjemah : Iwan Nurdaya-Djafar
Penerbit : llagaligo Publisher, Bandar Lampung
Cetakan : I, 2011
Tebal : xxiii + 113 Halaman
Peresensi : M. Hadi Bashori *
http://www.lampungpost.com/

Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000.*

Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Awalnya masih menaruh pikiran positif. Di kepala seakan tertera kata-kata, “pasti pidatonya mbeneh, bukan awut-awutan,” nyata tebakan itu meleset. Pun ingin husnudzon, mungkin tak tahu sumber aslinya. Namun apakah mungkin, sastrawan terkenal yang banyak mendapati penghargaan, cuntel keilmuan?

Jumat, 23 Desember 2011

Agus Sunyoto: Pesantren Jaga Identitas Bangsa

http://www.nu.or.id/

Budayawan dan sejarawan Agus Sunyoto berharap komunitas yang berbasis pada pesantren perlu dijaga eksistensinya agar tidak tergerus oleh kejamnya zaman. Hal ini lantaran “pesantren sejak lama telah menjaga identitas bangsa Indonesia,” katanya.

Ia berharap agar kontinuitas berkarya dan sosialisasi oleh berbagai komunitas ini ke pesantren-pesantren di pelosok negeri ini terus dikembangkan dalam rangka menjaga eksistensi lembaga pendidikan dan kebudayaan tertua di nusantara ini.

Kalau mau Bersastra Jadilah Orang NU

http://www.wahidinstitute.org/

Tidak terasa tiga hari sudah mengikuti acara Liburan Sastra di Pesantren yang digelar Komunitas Matapena, Yogyakarta. Namun puluhan peserta acara, yang terdiri dari pegiat seni di pesantren dan umum, tetap bersemangat.

Salah satu sebabnya, acara yang yang berisi pelatihan menulis kreatif dan mengapresiasi sastra ini digelar di Pesantren Kali Opak LKiS Jogjakarta. Lokasinya persis di pinggiran Kali Opak yang memanjang di kawasan Timur Jogja.

Senin, 19 Desember 2011

HUBUNGAN INTELEKTUAL KEAGAMAAN

ANTARA TIMUR TENGAH DAN NUSANTARA PADA ABAD XVII
Ahmad Syauqi Sumbawi *
http://sastra-indonesia.com/

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis, Nusantara merupakan wilayah yang terdiri dari kumpulan pulau-pulau yang terbuka oleh laut, yang mana sejak zaman kuno, wilayah ini menjadi tempat persilangan jaringan lalu-lintas dunia Timur dengan dunia Barat. Pada masa ini, navigasi dengan teknologi kapal layar mula-mula terutama menempuh jalur menyusuri pantai.

Teks dan Tafsir

Asarpin
http://sastra-indonesia.com/

Dari hari ke hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun, kita mengalami perubahan cara memandang apa yang disebut teks dan tafsir, entah itu teks puisi atau teks Kitab Suci. Bahkan apa yang dinamakan realitas dan sejarah di hari-hari telah mengalami sebuah proses yang tak selesai. Demikian pula apa yang kita namakan syair, ternyata tak lebih sebagai takwil. Sementara pemahaman kita terhadap pengarang, teks, dan pembaca, kerap kali berputar-putar tak tentu tuju.

Sunan Kali Jaga dan Gagasan Negara Federal

Sabrank Suparno
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Topik utama pemikiran pengajian Padhang mBulan pada 26 Juli 2010, Cak Nun mengurai jelas tentang sistem pemerintahan federal yang digagas Sunan Kalijaga. Federal, sepadan dengan kata perdikan (yang dimerdekakan) atau istilah sekarang otonomi daerah.

Menghidupkan Nalar Beragama

K. Muhamad Hakiki *
http://www.lampungpost.com/

DALAM sebuah seminar internasional di Jerman yang diselenggarakan Friedrich Naumann Foundation (FNF) tentang agama dan pendidikan pertengahan Maret 2010, beberapa utusan dari negara-negara bekas Uni Soviet mengusulkan sebaiknya agama masuk kurikulum pendidikan.

Pluralisme Agama dalam Pandangan Sufisme

Judul: Satu Tuhan Banyak Agama; Pandangan Sufistik Ibn ‘Arabi, Rumi, dan Al-Jili
Penulis: Media Zainul Bahri
Penerbit: Mizan, Bandung
Tahun: I, Agustus 2011
Tebal: xvi 536 Halaman
Peresensi: Abdul Aziz *
Lampung Post, 4 Des 2011

RAGAM MANUSKRIP: STUDI MAKNA DAN FUNGSI TEKS SYAIR KANJENG NABI

Agus Sulton
http://sastra-indonesia.com/

Keberagaman isi dari naskah-naskah Nusantara tersebut bisa dijadikan sumber yang otentik dengan merekontruksi situasi dan kondisi yang ada pada peristiwa masa lampau untuk dijadikan jembatan penghubung bagi pemikiran masa kini. Dalam hal ini, naskah lama merupakan dokumen kebudayaan yang merekam berbagai data dan informasi tentang kesejarahan dan kebudayaan daerah yang juga sarat dengan nilai-nilai kehidupan manusia.

Antara Ali Syariati & Pram

Dudi Rustandi
http://www.sunangunungdjati.com/

Hampir tak dapat dipungkiri bahwa titik tolak pencerahan dan gelisah hidupku tak dapat dipisahkan dari pengaruh kedua tokoh yang berbeda secara geografis seperti disebut pada judul; Syariati dan Pram, kedua tokoh tersebut dapat dikatakan merupakan satu generasi walau berbeda tempat pijakan, ia sama-sama berada pada satu ruang yang sama dalam memperjuangkan bangsanya masing-masing; berjuang melalui tulisan.

HUKUM ISLAM PADA MASA TABI’IN

Faksionalisme antara Kelompok Rasionalis (Ahlu al-Ra’yi) dan Kelompok Tradisionalis (Ahlu al-Hadits)
Ahmad Syauqi Sumbawi *
http://sastra-indonesia.com/

A. Pendahuluan

Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat kaitan langsung antara Islam sebagai doktrin agama dan juga sebagai hukum. Meskipun kegiatan legislasi Nabi Saw baru dilakukan setelah tinggal dan menetap di Madinah Nabi, namun ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik atau kehukuman telah ada sejak berada di Makkah. Bahkan dasar-dasarnya telah diletakkan dengan kokoh pada periode ini.

Membedah Jejak Politik Ali Syariati

Judul buku : Ali Syari’ati: Biografi Politik Intelektual Revolusioner
Penulis : Ali Rahnema
Penerbit : Erlangga, Jakarta
Edisi : I, 2006
Tebal : xvi + 648 halaman
Peresensi: Muhammadun AS (pemerhati sosial, tinggal di Yogyakarta).
http://gp-ansor.org/1327-14122006.html

Sekularisme Religius sebagai Kritik

–Sekularisme sebagai Kritik–
Asarpin
http://sastra-indonesia.com/

Kawan, perdebatan tentang apa yang disebut sekular dan sekularisasi—ada yang menulis sekuler dan sekularisasi—memang belum memperlihatkan tanda-tanda melelahkan. Padahal kurang apa kerasnya polemik yang pernah terjadi antara kelompok Bung Karno-Bung Hatta dengan kelompok Natsir-Hamka–Siradjudin Abbas—A.Hasan tentang soal ini. Kedua polemik ini memiliki pengikut, dengan corak dan gayanya masing-masing.

Pergolakan Iman Seorang Atheis

Musyafak
http://suaramerdeka.com/

PERGULATAN spiritualitas manusia rentan terseret ke medan yang sarat tegangan. Ikhtiar mengukuhi iman acap jatuh ke lorong kegelapan jiwa. Fase kegelapan itulah yang justru potensial membukakan pintu pertobatan: fase kepasrahan diri setelah rampungnya babak pemberontakan yang melelahkan.

DAMPAK LICENTIA POETICA BERNAMA “KREDO PUISI” TERHADAP EKSISTENSI BAHASA

Hadi Napster
http://sastra-indonesia.com/

Pada tanggal 02 Oktober 2011 yang lalu, tepatnya pukul 20:08 WIB, di Grup Komunitas Bengkel Puisi Swadaya Mandiri (BPSM), terjadi satu interaksi sangat menarik dengan tema pembahasan “licentia poetica” dalam sebuah diskusi yang diawali oleh posting Dimas Arika Mihardja (DAM) melalui tulisan:

N Y E K A R

Akhiriyati Sundari

Ibu ingin nyekar. Keinginan itu disampaikannya berulang-ulang. Ibu ingin seperti umumnya warga di kampung kami. Bersiap jelang bulan suci Ramadhan dengan nyekar. Tradisi yang biasanya dirangkai dengan besik atau bersih-bersih makam itu diakhiri dengan berdoa, mendoakan arwah yang dikubur. Berikut moyang-moyang terdahulu. Ibu juga ingin kembali nyekar, lusa, usai sembahyang Ied di masjid kampung. Kebetulan, sarean atau pemakaman umum utama kampung kami terletak persis di samping masjid.

Demitologisasi Sastra Mantra Sutardji

Hasnan Bachtiar
http://kataitukata.wordpress.com/

Dewasa ini telah mengemuka suatu mitos sastra (Barthes). Para kritikus, seolah bahu-membahu dalam konsensus imajiner, mengimani suatu mazhab yang mutakhir. Sastrawan “mantra” menjadi imam bagi mayoritas umat: Sutardji Calzoum Bachri (SCB).

Senin, 05 Desember 2011

Peran Hegemonik Sains atas Agama

Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Kompas, 28 Juni 2009

SEBAGIAN kalangan mengklaim, eksistensi agama telah terancam, keberadaannya terisolasi seiring dengan perambahan peran hegemonik sains yang dibarengi sekularisasi.

Sekularisme berdampak penempatan agama yang terlihat berbeda dari sains. Relasi keduanya seolah mustahil bisa dirujukkan.

Sisi Nasionalis Natsir

Yudi Latif
Kompas, 16 Juli 2008

ADA saatnya kepentingan dan ideologi sektoral berhenti ketika kepentingan nasional yang lebih besar harus dimulai.

Dalam mosi integralnya di depan parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS), Mohammad Natsir berkata, ”Hanya dengan mengambil inisiatif kembali, yang telah dilepaskan oleh pemerintah selama ini, dapat diharapkan bahwa pemerintah terlepas dari posisi defensifnya seperti sekarang.

Menguak Tabir Siti Jenar

Judul : Syekh Siti Jenar: Mengungkap Misteri dan Rahasia Kehidupan
Penulis : Mohammad Zazuli
Penerbit : Serambi, Jakarta
Tahun : I, Februari 2011
Tebal : 220 halaman
Peresensi : Muhammad Itsbatun Najih*
http://gp-ansor.org/30494-29102011.html

Kearifan Spiritual Syeikh Siti Jenar

Judul: Manunggaling Kawula-Gusti
Penulis: KH Muhammad Sholikhin
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Cetakan: 1 (pertama) 2008
Tebal: 420 Halaman
Peresensi: Matroni
http://nu.or.id/

Warisan Gus Dur

Jaya Suprana *
http://cetak.kompas.com/

Gus Dur telah tiada. Terlalu banyak kenangan dan pelajaran yang saya peroleh dari sahabat dan mahaguru yang sangat saya hormati, kagumi, dan cintai itu. Dari Gus Dur, saya mewarisi wawasan kearifan mengenai makna kenegaraan, keagamaan, dan kemanusiaan dalam hakikat yang murni dan sejati.

Hamka: Kursi MUI dan Filsafat Bika

Marjohan
http://harianhaluan.com/

Siapa tak kenal Hamka! Tak cuma dikenal sebagai buda­yawan, sastrawan, pujangga dan sejarawan. Lebih dari itu, beliau adalah ulama besar, terpandang, kaya harga diri dan bertahta di hati umat hingga kini. Begitu tersematnya tokoh yang lahir pada 17 Februari 1908—bertepatan dengan tahun Ke­bang­kitan Nasional Indonesia ini, tidak saja pada kaum kulturalis, tapi juga elite struk­turalis—tak heran pada Juni 1975, pengarang novel Tengge­lamnya Kapal Van Der Wijck (1937) itu, ditawari oleh Menteri Agama RI—yang kala itu dibiduki Prof. Dr. Mukti Ali untuk menggenggam jaba­tan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Reaksi Hamka?

Sejarah Pangeran Diponegoro Ditulis Sejarawan Inggris

___Suara Pembaruan
17 Desember 2007

SEJARAH terkemuka Inggris Peter Carey menilai Pangeran Diponegoro merupakan sosok pahlawan nasional Indonesia yang unik. Atas dasar itu, sang pangeran adalah penganut kebatinan seperti kebanyakan orang Jawa waktu itu, tapi dia juga sekaligus muslim yang saleh. Sejarah juga mencatatnya sebagai seorang pemimpin perang sabil yang gigih melawan Belanda pada 1825-1830.

Haji Misbach: Muslim Komunis

Sumber : Tabloid Pembebasan Edisi V/Thn II/Februari 2003
Kontributor : Dewan Redaksi Tabloid Pembebasan, Januari 2004
Versi Online : Indomarxist.Net, 3 Februari 2004

Haji Misbach memiliki posisi yang unik dalam sejarah di Tanah Air. Namanya sedahsyat Semaun, Tan Malaka, atau golongan kiri lainnya. Di kalangan gerakan Islam, memang namanya nyaris tak pernah disebut lantaran pahamnya yang beraliran komunis. Menurut Misbach, Islam dan komunisme tidak selalu harus dipertentangkan, Islam seharusnya menjadi agama yang bergerak untuk melawan penindasan dan ketidakadilan.

Priayi yang Menikung Jalan

Muhammad Yuanda Zara
http://majalah.tempointeraktif.com/

Manusia Ulang-alik: Biografi Umar Kayam Penulis: Ahmad Nashih Luthfi Penerbit: Eja Publisher, Yogyakarta, April 2007 Tebal: xxvii + 186 halaman

Inilah buku yang menarik dibaca. Manusia Ulang-alik: Biografi Umar Kayam tidak kering, juga tidak romantik-sebagaimana umumnya buku biografi di sini. Ia memberikan gambaran umum sekaligus kejutan-kejutan detail dalam pembahasan yang obyektif.

Laku Etik dan Estetik Dalam Watak Kepenyairan

Damhuri Muhammad*
Pikiran Rakyat, 23 Juni 2007

SEJAK akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2004 silam, sejumlah koran riuh oleh polemik menyoal diluncurkannya buku kumpulan puisi Kuda Ranjang, karya Binhad Nurrohmat. Tak kurang dari 15 esai telah menimbang buku itu.

Banyak yang memuji kepiawaian Binhad mengurai tubuh perempuan dalam bait sajak, banyak pula yang menghujat, bahkan ada yang terang-terangan menyeringai: “Menjijikkan membaca puisimu.” Tapi, Binhad tak kunjung jera menuai cela, penyair itu baru saja melepas antologi puisi terbaru, Bau Betina (2007). Setali tiga uang dengan Kuda Ranjang, lewat Bau Betina ia masih latah bergunjing perihal “dunia basah”, “dunia tengah”, (tapi diburu banyak watak).

Ingatan Yang (Di)lupa

Salamet Wahedi
Jawa Pos, 11 sep 2011, judul “ingatan di sini, kekuasaan di sana”

Dalam bukunya, The Book of Laughter and Forgetting (1978), Kundera, pengarang Ceko yang tinggal di Paris, menuliskan paragraf terkenal: kini tahun 1971, dan Mirek mengatakan bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan manusia melawan lupa. Berpuluh tahun lamanya, ungkapan ini hanya sebagai ‘kata lain’ dari berbagai peristiwa kekuasaan yang tak pernah mengindahkan maksud dan tujuan awalnya. Bahkan, meminjam istilah ini, era reformasi yang didengungkan 1998 pun hanya sebatas usaha melawan kelupaan orde baru terhadap nilai-nilai UUD 1945 dan Pancasila yang dihambur-hamburkan. Lalu apa hubungan lupa dan kuasa? Kok seolah-olah keduanya memiliki kaitan yang kuat?

Terompah Kyai

Ahmad Zaini *
http://sastra-indonesia.com/

Hening malam itu seketika buyar ketika detak-detak suara terompah kiai bergelombang membahana di setiap sudut lokasi pesantren. Alas kaki kiai menggerus jalan beraspal menuju tempat beribadah laksana derap kaki kuda yang menerjang medan perang tuk membasmi musuh-musuh. Detak-detak suara terompah kiai semakin cepat memecah keheningan akhir malam yang berudara dingin karena ingin segera sampai ke musholla. Di musholla itu kiai sudah ditunggu ratusan santrinya.

Sastrawan Jawa Timur: Peta Kebangkitan Jaman

Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/

Jawa Timur yang luasnya sekitar157.922 kilo meter persegi, dengan jumlah penduduk 36.294.280 merupakan wilayah fenomenik. Berbagai kajian keilmuan tak pernah sepi mengangkat Jawa Timur sebagai topik utama.

Dari sudut sastra, para esais sastra sedang gencar mengupas perihal tarik-ulur eksistensi kesusastraan yang pada akhirnya menguatkan titik fokus jati diri Jawa Timur sebagai wilayah kesusastraan tersendiri di Indonesia, wilayah yang tak lagi menjadikan Jakarta dan Melayu sebagai pusat imperium kesusasteraan.

Surau dan Kerisauan Orang Minang

Nelson Alwi*
Suara Karya, 20 Sep 2008

EKSISTENSI atau pun sumbangsih surau bagi keselarasan (ke)hidup(an) sosial-keagamaan masyarakat Minang, tak bakalan tergerus dari ingatan. Ya, surau pernah berperan besar lagi sangat signifikan sekali. Selain sebagai tempat beribadah, surau berfungsi menampung kakek-kakek uzur tiada berdaya, para duda, musafir atau anak dagang, apalagi anak-anak serta remaja yang hendak menuntut ilmu: dunia dan akhirat.

Harga Diri Peradaban Literasi

Sartika Dian Nuraini
http://www.majalahbasis.com/

Negara itu manis di bibir, tapi pahit di kenyataan. Sungguh tak terbayangkan, betapa tega Negara melakukan pemangkasan dana subsidi pada PDS HB Jassin hingga menderita sakit dan miskin.

Pengabaian ini menyebabkan dokumentasi sas­tra di ambang kebangkrutan. Penguasa ti­dak mampu atau bahkan cuek mem­baca seja­rah dan etos sastra yang telah ditunjukkan oleh HB Jassin selama pu­luhan tahun. Jangan-jangan, negara itu ada cuma mau urusan-urusan pragmatis. Buku, sastra, dan perpustakaan mungkin tak dianggap punya arti. Padahal tradisi buku atau literasi adalah pondasi peradaban bangsa yang ingin punya harga diri dan sadar perubahan zaman.

ISLAM DI JAWA

Mh Zaelani Tammaka
http://kotasendeng.blogspot.com/

Alkisah, seorang dewa Hindu, Wisnu didorong oleh keinginannya yang besar untuk mencari titik temu antara ajaran Hindu dan Islam, rela menempuh perjalanan jauh, dengan mengarungi lautan dan daratan, untuk datang ke negeri Rum (Turki), salah satu pusat negeri Islam, yang kala itu dalam penguasaah Daulah Usmaniyah.

Kajian Lintas Budaya Kontemplatif

J Sumardianta
Kompas, 30 Okt 2010
Judul Buku: Pencitraan Adat Menyikapi Globalisasi
Penyunting: Argo Twikromo, dkk.
Penerbit: PSAP-UGM dan The Ford Foundation
Cetakan: I, Mei 2010
Tebal: xvi + 217 halaman
ISBN: 978-979-96557-4-5

Minggu, 04 Desember 2011

Mata Air dan Kitab Kearifan

Mustofa W Hasyim*
http://www.suaramerdeka.com/

SUATU hari, masih pada zaman Orde Baru, saya bersama seorang teman berburu naskah ke Salatiga. Ketemu dengan para pendekar pemikir bebas seperti Arief Budiman, Ariel Heryanto, dan George Yunus Adicondro yang waktu itu kaca rumahnya baru saja ditembak orang sehingga pecah berantakan. Seharian bertemu dengan tiga tokoh itu, ngobrol dan mencari kemungkinan-kemungkinan masa depan Indonesia yang makin menyesakkan nafas. Waktu itu saya mencoba mengetes bagaimana persepsi atau kesan tiga tokoh Salatiga itu terhadap pribadi Pak Kuntowijoyo. Kami bilang, karya beliau juga telah kami terbitkan. Reaksi ketiga pakar hampir sama. Semua langsung khusyuk, hormat, kehilangan sifat ”badungnya”, begitu mendengar nama beliau disebut.

Sabtu, 03 Desember 2011

(Sekali Lagi) Membincang (tentang) ”Sastra Pesantren”

Akhiriyati Sundari
http://sastra-indonesia.com/

”Kalau ada sastrawan kita yang merasa terpanggil untuk menggarap kehidupan pesantren sebagai objek sastra nantinya, terlebih dahulu harus diyakininya persoalan-persoalan dramatis yang akan dikemukakannya. Tanpa penguasaan penuh, hasilnya hanyalah akan berisi kedangkalan pandangan belaka” (Abdurrahman Wahid, 2001)

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez