Senin, 19 Desember 2011

Sunan Kali Jaga dan Gagasan Negara Federal

Sabrank Suparno
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Topik utama pemikiran pengajian Padhang mBulan pada 26 Juli 2010, Cak Nun mengurai jelas tentang sistem pemerintahan federal yang digagas Sunan Kalijaga. Federal, sepadan dengan kata perdikan (yang dimerdekakan) atau istilah sekarang otonomi daerah.

Gagasan ini penting dikaji ulang. Minimal sebagai wacana menyikapi, merumuskan atau paling tidak sebagai rabahan untuk menyikapi bentuk pemerintahan sekarang dan akan datang. Tentu saja ‘apa’ dan ‘bagaimana’nya, ditentukan dalam kadar tertentu.

Sistem pemerintahan federal ini dinilai Cak Nun lebih potensial jika diterapkan. Pengamatan ini direduksi berdasarkan hasil nilai kebudayaan yang telah tercapai setiap peralihan kekuasaan sejak runtuhnya Majapahit dan awal berdirinya Demak, hingga sekarang.

Salah satu sisi cerita saat detik-detik beralihnya Majapahit menjadi kerajaan Islam Demak ialah terbunuhnya Sunan Ngudung, selaku pimpinan pasukan pengawal Brawijaya V. Sunan Ngudung dibunuh oleh Raden Jaka Banten. Sunan Ngudung adalah ayah Sunan Kudus. Sedang Sunan Kudus ialah mertua Brawijaya V (atau Raden Fatahilah raja I Demak).

Demi kokohnya kerajaan Demak baru haruslah dipimpin orang yang berilmu tinggi. Peta demikian dibaca Sunan Kalijaga. Maka Sunan Kalijaga menyarankan agar Raden Jaka Banten diangkat menjadi senopati Demak. Sekilas memang keadaan semacam ini janggal. Keberadaan musuh yang dijadikan senopati. Tetapi Sunan Kalijaga cerdik, mengutus Sunan Kudus untuk mengangkat Raden Jaka Banten. Hal demikian dimaksudkan untuk menetralisir dendam persengketaan yang berkepanjangan.

Melihat kegagalan sistem pemerintahan sentralistik kerajaan-kerajaan sebelumnya, kenegarawanan Sunan Kalijaga tergugah. Setelah (sementara) kerajaan Demak sudah berdiri, Sunan Kalijaga menyuruh para bawahannya untuk memimpin tiap wilayah Demak dengan sistem perdikan / otonomi di wilayahnya masing-masing, meskipun tetap di bawah kekuasaan Demak. Tanah perdikan ini dipimpin anak buah Sunan Kalijaga yang dijuluki Ki Gede atau Ki Ageng, antara lain Ki Ageng Pengging, Ki Ageng Mangiri, dan Ki Ageng Pemanahan.

Demokratisasi memang sistem terbaik dari segi kebebasan hak asasi manusia. Meskipun belum tentu efektif pada keadaan tertentu. Namun uji daya kenegarawanan Sunan Kalijaga ini mampu memperlaju kebesaran Demak sebagai negara kuat dengan filosofi keagamaannya. Tiap daerah bawahan dapat bersaing maju untuk memperkuat sendi-sendi pusat kerajaan Demak.

Mengamati cara Cak Nun meresensi kiprah kenegarawanan Sunan kalijaga ini, dapat kita temukan 3 metode analisis. Pertama: Penipuan logis (ignoratio elenchi). Metode ini menyingkap kebenaran dengan cara menghadirkan kenyataan untuk dialegori balik dengan menghadirkan kenyataan itu sendiri. Contoh: Apakah benar Sunan Kalijaga menerapkan sistem pemerintahan federal? Jawabnya: periksalah surat wasiat yang ditunjukkan ke Sunan Kudus agar mengangkat Raden Jaka Banten sebagai senopati. Kenyataannya ada wilayah bawahan Demak yang dipimpin oleh lebih dari satu Ki Gede atau Ki Ageng.

Kedua: Prinsip posisi yang dibuktikan diambil sebagai bukti. Contoh: apa buktinya jika Sunan Kalijaga menerapkan sistem pemerintahan federal? Jawabnya: buktinya awal kerajaan Demak tidak sistem sintralistik, dan ada para Ki Ageng / Ki Gede yang menjadi pemimpin wilayah bawahan.

Ketiga: identitas dihadapkan pada gejala yang bukan identitas. Metode ke 3 ini melibatkan faseologi dari sebuah konklusi, tese, anti tese, sintetis. Contoh: pengangkatan para Ki Ageng=tese, identitas formal. Perdikan / otonomi melesap ketika dipandang dari skala kerajaan Demak, perdikan bagian dari wilayah Demak=anti tese, sedangkan sintetisnya adalah kemajuan Demak yang kuat dan pesat.

Lantas bagaimana sistem metode federal itu hendak ditarik ke kondisi kekinian? Indonesia sebagai suatu Negara, dan disebut Negara, syaratnya adalah terbangunnya berbagai perangkat: lembaga, konstitusi, rakyat, parpol dan lain sebagainya, penyelenggara berlangsungnya tata kenegaraan. Federasi sebagai individu adalah sikap tepat dan benar berdasarkan ideologi demokratisasi berkadar. Artinya, boleh menjadi warga negara Indonesia, tetapi tidak berfikir seperti pemikiran yang dianut orang-orang Indonesia umumnya.

Selama ini cara berfikir Indoneisa masihlah setaraf dengan peradaban sekarung pasir. Belum ke peradaban sekarung intan. Meski sama bertakaran satu karung, namun nilainya terpaut jauh. Sehubungan dengan ini Cak Nun memberikan contoh bahwa sistem yang berlaku di Indonesia bukan sistem profesional dalam menduduki jabatan atau pekerjaan, melainkan sistem profesionalis. Profesional / keahlian tidak diperhitungkan secara materi semata.

Tetapi yang berlaku di Indonesia sekarang sedang marak-maraknya memprofesionalisasikan diri untuk meraup keuntungan. Tifatul Sembiring misalnya, sangat tidak profesional di bidang perhubungan, tetapi demi bagi-bagi jabatan, Ia didudukkan menjadi menteri perhubungan. Sebagai mana Tifatul Sembiring, Purnomo Yusgiantoro dan Taufik Khemas bukanlah orang yang layak menduduki dunia profesionalnya.

Sekolah jurusan apapun, fakultas apapun, nilainya nihil di Indonesia. Nilai profesionalitas di hukum oleh profesionalisme itu sendiri. Inilah akses dari sistem sentralitas dibanding seistem perdikan.

Kapan gagasan Sunan Kalijaga terwujud? Perlu adanya kekuatan seimbang antara politik, ekonomi, dan agama. Demokratisasi melahirkan kekuatan politik secara pesat. Tetapi kekuatan ekonomi yang tidak seimbang, membuat masyarakat tertindas yang tidak menerima jatah haknya secara wajar, ibarat harimau lapar yang berlarian dari ladang dan hendak merebut haknya, senyawang pintu demokrasi terbuka lebar. Mereka merebut daging-daging kekuasaan yang tidak dibagi berdasarkan kebersamaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez