Senin, 27 Februari 2012

ISLAM IN NETHERLAND: Prospect and Challenge

A. Syauqi Sumbawi
http://sastra-indonesia.com/

Sketsa Historis

Kontras dengan apa yang banyak dipikirkan masyarakat Barat, terdapat sejarah panjang tentang interaksi antara masyarakat Belanda dan Islam —yang merupakan bagian dari masyarakat kolonial di Hindia Belanda dan wilayah Karibia. Akan tetapi, hanya sebagian kecil dari komunitas Muslim di Belanda saat ini yang berasal dari migrasi post-kolonial. Sebagian besar Muslim di Belanda adalah tenaga kerja imigran dari Maroko dan Turki.
Karena kurangnya tenaga kerja rendahan pada tahun 1960-an dan 1970-an, para imigran itu didatangkan ke Belanda oleh kalangan bisnis. Gagasan di balik perekrutan tenaga kerja asing tersebut, bahwa mereka akan datang ke Belanda secara sementara dan kemudian kembali ke negeri asal dengan uang yang telah mereka terima. Oleh karena itu, tenaga kerja imigran (atau “tamu”) tidak hanya berhak untuk menjaga identitas agama dan budaya mereka, tetapi juga didorong untuk mempraktikkannya.

Sekitar tahun 1970-an, keadaan menunjukkan bahwa para tenaga kerja imigran dari Maroko dan Turki ingin tinggal di Belanda. Sejak saat itu, status “tenaga kerja sementara” tersebut berubah menjadi imigran permanen dan Islam menjadi bagian dari masyarakat Belanda. Di samping itu, populasi Muslim di Belanda mengalami perkembangan melalui kelahiran, penyatuan keluarga, perkawinan, kedatangan para pencari suaka dari negara lain, serta pada tingkat terbatas adalah sebagai akibat dari konversi agama masyarakat Belanda kepada Islam. Dengan adanya perkembangan tersebut, maka masalah-masalah seperti pelembagaan, integrasi para imigran dan persoalan kewarganegaraan kemudian mulai dibahas dalam kaitannya dengan Islam di Belanda.

Kalau tahun 1970-an dapat dilihat sebagai langkah pertama dalam perkembangan Islam di Belanda, maka tahun 1980-an merupakan langkah selanjutnya, di mana Islam diberi status yang sama sebagai salah satu agama minoritas di Belanda, di samping agama Katolik, Protestan dan atheisme dengan penganut mayoritas. Salah satu konsekuensi dari kebijakan ini adalah bahwa undang-undang yang ada harus diamandemen guna menjamin kesetaraan dan kebebasan keyakinan agama bagi Muslim di Belanda. Dalam hubungannya dengan Islam, pemerintah kemudian menciptakan sebuah “infrastruktur Muslim”, seperti pelayanan dakwah, sekolah Islam, dan penjaga spiritual Muslim di rumah sakit dan penjara, di mana semua pelayanan ini dibiayai oleh pemerintah. Dari semua itu, cara di mana pemerintah dan masyarakat Belanda menciptakan peluang dan hambatan bagi pengembangan lembaga-lembaga Islam hanya satu sisi dari proses pelembagaan yang terus berlangsung hingga saat ini. Di sisi lain adalah munculnya berbagai organisasi Muslim dan organisasi masjid, yang pada gilirannya mampu mendapatkan posisi kuat di tengah kehidupan sosial.

Sketsa Peluang atas Perkembangan Islam

Fakta bahwa Islam telah menempatkan dirinya dalam kehidupan beragama di Belanda juga dibuktikan oleh statistik. Sampai saat ini, Badan Statistik Belanda atau CBS (Centraal Bureau voor de Statistiek) mengasumsikan bahwa ada 1 juta penduduk Muslim di Belanda. Namun, CBS kemudian menyesuaikan jumlah Muslim pada kisaran 850.000 atau 5 % dari penduduk Belanda.

Seperti semua warga negara lainnya, Muslim Belanda tunduk pada Konstitusi Belanda. Dalam Konstitusi tersebut, prinsip-prinsip demokratis pemisahan gereja dan negara sangat menentukan peran-peran yang mungkin dimainkan oleh agama dalam masyarakat dan juga ruang-ruang yang ditawarkan kepada umat beragama untuk mempraktikkan keyakinan mereka. Terkait dengan hal tersebut, pemisahan gereja dan negara di Belanda didasarkan pada tiga pasal konstitusi, yaitu Pasal 1 (kesetaraan), Pasal 6 (kebebasan keyakinan agama) dan Pasal 23 (kebebasan pendidikan).

Pengaturan hubungan antara gereja dan negara di Belanda memiliki konsekuensi bagi negara dan kelompok-kelompok keagamaan. Untuk kelompok keagamaan—termasuk kelompok Muslim—, pengaturan tersebut berarti kebebasan yang besar dalam menentukan jalan mereka sendiri. Negara tidak dapat mengganggu substansi atau organisasi agama mereka. Kemudian menurut prinsip kekebasan keyakinan agama, Muslim Belanda bebas untuk mempraktikkan agama mereka, secara individu maupun kolektif, juga dalam domain publik. Selain itu, prinsip kesetaraan melindungui semua warga negara, termasuk Muslim, terhadap diskriminasi atas dasar keyakinan mereka, jenis kelamin, orientasi seksual, atau diskriminasi lainnya. Berikutnya, sesuai dengan prinsip kebebasan pendidikan, gerakan keagamaan bahkan dimungkinkan untuk mendirikan sekolah keagamaan mereka sendiri yang dibiayai oleh pemerintah.

Tentunya, semua kebebasan tersebut melibatkan kewajiban. Pemisahan gereja dan negara juga berarti bahwa kelompok keagamaan harus menghormati bahwa domain negara adalah di luar kewenangan mereka. Di samping itu, kebebasan beragama tidak hanya berarti bahwa orang bebas untuk menjalankan agama mereka sendiri, tetapi individu-individu juga bebas untuk merubah keyakinan atau meninggalkannya.

Sketsa Tantangan atas Perkembangan Islam

Meskipun prinsip-prinsip yang mengatur hubungan antara pemerintah, agama dan masyarakat didasarkan pada konstitusi, tetapi prinsip-prinsip tersebut tidak diatur secara kaku. Interpretasi atas prinsip-prinsip ini tergantung pada kondisi sosial yang berlangsung, serta debat publik dan diskusi politik. Maka, dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam di Belanda tidak sepenuhnya bebas dari berbagai permasalahan, tetapi terkait dengan sebuah perdebatan tentang dasar-dasar masyarakat.

Penyebab spesifik dari perdebatan di atas sering dipicu oleh kasus-kasus yang muncul. Misalnya, pada tahun 2001, terjadi penolakan terhadap seorang wanita yang mengenakan jilbab dalam pekerjaannya sebagai pegawai pengganti yang mengakibatkan perdebatan publik tentang cocok-tidaknya seorang pejabat publik untuk memakai simbol-simbol keagamaan. Perdebatan ini difokuskan pada pentingnya negara yang netral, yang timbul dari prinsip pemisahan gereja dan negara versus kebebasan keyakinan agama. Selain mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum yang berbeda, perdebatan tentang mengenakan pakaian keagamaan juga sering melibatkan perbedaan pendapat tentang makna atas simbol-simbol tersebut, serta mengacu pada kondisi minimal untuk interaksi sosial, di mana banyak klaim yang menyebutkan bahwa jilbab atau pakaian yang menyembunyikan wajah menjadikan komunikasi jauh lebih sulit.

Kasus lain dari pertentangan hak-hak konstitusional terjadi pada tahun 2001, ketika Imam masjid al-Nashr di Rotterdam dari Maroko, yaitu Khalid al-Moumni mengklaim bahwa homoseksualitas merupakan sebuah penyakit menular. Sebuah protes publik yang besar terjadi dengan tuduhan bahwa Imam tersebut telah melakukan diskriminasi. Meskipun banyak yang tersinggung dengan pernyataan tersebut, dan beberapa orang bahkan mengambil tindakan hukum, tetapi hakim memutuskan bahwa Imam tersebut hanya menyatakan kepercayaan agamanya dan karenanya tidak bersalah secara diskriminatif.

Kebebasan keyakinan agama dalam kaitannya dengan pemisahan gereja dan negara juga berada di bawah beberapa tekanan setelah munculnya gerakan yang disebut Islam radikal. Terutama setelah pembunuhan Theo Van Gogh —pembuat film Submission— pada tahun 2004 oleh seorang ekstrimis Muslim, sebagian kalangan mengusulkan kepada pemerintah untuk secara aktif mendukung Islam liberal dalam rangka membendung gelombang radikalisasi Muslim.

Selain masalah-masalah di atas, asosiasi implisit bahwa Muslim identik dengan kekerasan merupakan satu permasalahan klasik yang masih menjadi kekhawatiran. Namun, fakta yang terjadi berkaitan dengan peluncuran film anti-Islam “Fitna” oleh anggota Parlemen Belanda Geert Wilders, pada awal tahun 2008, menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap respon kemarahan yang dilakukan oleh komunitas Muslim tidak terjadi. Berlawanan dengan hal tersebut, sebagian besar komunitas Muslim Belanda secara eksplisit menjauhkan diri dari tindakan kekerasan serta melakukan aksi damai sebagai jawaban atas film tersebut yang selanjutnya melahirkan penilaian positif sebagian masyarakat Belanda terhadap komunitas Muslim. Hal ini tentu saja berbeda dengan respon terhadap kasus “Danish Cartoon” yang diwarnai dengan aksi kekerasan oleh komunitas Muslim, baik di Belanda maupun di seluruh dunia.

Dari kenyataan di atas, sikap toleransi dua arah merupakan salah satu faktor guna meminimalisir berbagai hambatan dan tantangan, terutama terhadap asumsi anti-integrasi dan intoleransi yang dilakukan oleh komunitas Muslim dalam kehidupan masyarakat Belanda, serta Eropa secara umum.

*) Ahmad Syauqi Sumbawi, Tinggal di Jotosanur Rt 2 Rw 3 No.319 Tikung Lamongan, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez