Jumat, 17 Februari 2012

Setelah Empat Tahun Cak Nur Wafat

Gugun El-Guyanie
http://www.suaramerdeka.com/

”Tuhan akan mengutus seorang pembaharu pada pembukaan abad” (Al-Hadist)
Dari hadist di atas bisa ditangkap secara epistemologis, kelahiran seorang pembaharu sosial, mengikuti siklus seratus tahunan. Dalam konteks ini Nurcholis Madjid, yang tepat 29 Agustus diperingati haul ke-4, adalah seorang pembaharu yang diutus Tuhan dalam siklus seratus tahunan.

Cak Nur yang menyandang gelar guru bangsa bukan sekadar pembaharu (mujaddid) dalam bidang keagamaan semata, namun beliau melakukan pembaharuan pemikiran di berbagai bidang, termasuk sosial dan kebangsaan.

Artinya kebangkitan nasional memiliki satu garis nasab yang dekat dengan sang pioner Nurcholis Madjid yang ide-idenya sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan beragama di abad ke-21. Jika seabad yang lalu Tuhan mengutus Sutomo dan kawan-kawannya yang mendirikan Budi Utomo 20 Mei 1908, maka Cak Nur dipilih Tuhan untuk menjebol kebuntuan dibidang keagamaan, demi perubahan-perubahan hidup di dunia, dalam skala nasional maupun global.

Untuk konteks sekarang, ukuran waktu seratus tahun sudah sangat tidak relevan lagi, mengingat faktor kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang dahsyat. Perubahan dan pembaharu yang diutus Tuhan tidak menunggu skala waktu seratus tahunan, namun setiap tahun, setiap bulan, setiap hari bahkan setiap detik Tuhan akan mengutus seorang pembaharu di segala bidang kehidupan.

Cak Nur adalah salah satu pilihan Tuhan, yang juga berperan dalam melakukan pembaharuan nasional dan membangkitkan kehidupan nasional. Di dalamnya terdapat komponen agama, politik, ekonomi, budaya dan yang lainnya.

Yudi Latif mengibaratkan Cak Nur seperti Socrates kepada kita semua Cak Nur meninggalkan sebuah warisan berupa the empire of mind. Seperti halnya sejarah perjalanan orang-orang besar, berbagai gagasan yang dihasilkan Cak Nur pun telah menyulut berbagai polemik di tengah-tengah masyarakat.

Terasing

Para nabi, ulama, mujtahid, reformis dan pembaharu selalu lahir dari keterasingan, dan akan kembali terasing. Tetapi delegasi Tuhan itu adalah orang-orang yang beruntung karena terasing dari kesesatan yang diikuti mayoritas manusia. ”Bada’a ghoriiban wa saya’uduu ghoriiban”. Demikian pula dengan kemunculan pemikiran pembaharuannya Cak Nur yang melahirkan polemik, fitnah dan kontroversi panjang.

Melalui butir-butir pemikirannya yang tertuang dalam dua tema besar, yaitu ”Keharusan Pembaharuan Pemikiran dan Masalah Integrasi Ummat” dan ”Menyegarkan Paham Keagamaan di Kalangan Umat Islam Indonesia”, Cak Nur sudah membuka pintu polemik.

Pada dasarnya, dalam makalah yang pertama Cak Nur mengangkat dua gagasan utama, yakni perihal jargon Islam Yes, Partai Islam No dan konsep tauhid sebagai titik pangkal dari sekularisasi. Sedangkan dalam makalah yang kedua ia menyatakan sikap atas ketidaksetujuaannya terhadap ide negara Islam.

Tiga gagasan besar itulah yang kemudian menempatkan Cak Nur sebagai pemikir Islam Indonesia pertama yang berikhtiar secara sungguh-sungguh guna memisahkan antara Islam sebagai sebuah agama dan Islam sebagai sebuah institusi.

Islam sebagai agama tauhid, adalah meyakini bahwa hanya Tuhan yang memiliki hak untuk disembah dan ditempatkan dalam koridor sakral. Sementara Islam sebagai institusi, sepenuhnya bersifat profan. Jadi ketaatan seorang muslim tidak bisa diukur berdasarkan komponen institusional, misalnya seorang yang memilih parpol Islam berarti muslim yang baik.

Produk pemikiran inilah yang memberikan kontribusi terhadap kehidupan berpolitik di tanah air, yang bercita-cita membangun persatuan dan kesatuan tanpa membeda-bedakan agama dan etnis apapun. Karena kehidupan politik adalah wilayah profan yang harus diselesaikan dalam metabolisme hubungan sosial horizontal, tanpa ada intervensi keagamaan.

Dalam konteks ini, Cak Nur kemudian memberikan respons terhadap falsafah Bhinneka Tunggal Ika sebagai sistem monolitik. Akan tetapi monolitisme itu tidak demokratis, yang menjadi dasar-dasar kediktatoran adalah praktek-praktek monolitik, sebagaimana yang secara besar-besaran dipraktekkan di negara-negara komunis.

Bagi Cak Nur demokrasi tidak mungkin tanpa sikap saling menghargai antar berbagai kelompok. Dalam pengertian tersebut, beliau berpendapat bahwa sektarianisme adalah suatu kesalahan prinsipil dari segi agama, yang dalam istilah lebih khasnya adalah musyrik. Sektarianisme adalah suatu faham yang mengatakan bahwa sektenya sendiri yang paling benar. Sekte ini pengertiannya bisa diperluas menjadi kelompok atau golongan.

Gegap-gempita

Dalam catatan Kyai Yudian Wahyudi, mantan anggota American Association of University Professors, Cak Nur menawarkan Pancasila sebagai kalimatun sawa (titik temu) di tengah gegap gempita asas tunggal bagi bangsa Indonesia. Kyai Yudian mencatat bahwa Cak Nur dikritik banyak tokoh setelah melontarkan ide bahwa semua agama itu sama.

Gus Dur salah satu tokoh yang merespons statemen Cak Nur dan memberikan komentar; Cak Nur mestinya tetap menekankan bahwa ada perbedaan esensial dari segi teologis antara Islam dan agama lain. Setelah menerima saran Gus Dur, Cak Nur mengatakan bahwa pluralisme merupakan kehendak Allah, sehingga tidak mungkin menganggap semua agama adalah sama.

Sebuah kegelisahan kembali mengemuka, di tengah spirit kebangkitan nasional, ternyata masih saja muncul sikap radikalisme dan fundamentalisme Islam yang merongrong cita-cita kebangsaan. Fatwa-fatwa MUI yang memicu anarkhisme kelompok beragama, formalisasi syari’at Islam dan juga menguatnya kelompok Islam puritan, yang pernah digelisahkan Cak Nur harus kembali diperhatikan.

Cak Nur juga sering mengingatkan tentang kebangkitan agama-agama di dunia pada era pasca-agama (post-religion) yang menimbulkan ironi menguatnya fundamentalisme. Kebangkitan semangat ideologis itu melahirkan eksklusivitas dalam beragama yang tercermin dalam tindakan militan, keras, dan cenderung tidak toleran dengan kelompok lain.

Dalam kasus radikalisme agama Islam di Indonesia, Sydney Jones dari International Crisis Group, pernah menyebutnya sebagai recycling militans, yang merupakan daur ulang militansi gerakan Darul Islam di Indonesia, yang dalam banyak hal menginspirasikan radikalisme dan fundamentalisme Islam ideologis itu sendiri.

Salah satu wasiat Cak Nur, apresiasi terhadap khazanah Islam klasik itu sangat relevan untuk pengembangan pemikiran keislaman yang kontekstual dengan problem-problem kebangsaan.

Kebangkitan Cak Nur adalah kebangkitan Islam, dan kebangkitan Islam adalah kebangkitan nasional. Inilah satu sumbangan reflektif untuk haul ke-4 wafatnya guru bangsa kita, ditengah arus deras industrialisasi agama.

—Gugun El-Guyanie, staf peneliti Kantata Research Indonesia Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez