Sabtu, 21 April 2012

Sayap-Sayap Langit ke Tujuh

Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/

Ada pertalian khusus tema Padhang Mbulan 11 Maret 2012 dengan Padhang Mbulan 6 April 2012, yakni lontaran pemikiran Cak Nun mengenai tingkat kedalaman pengetahuan Nabi Muhammad. Hingga pada pertemuan April kemarin Cak Nun getol membahas ulang soal pertanyaan: Apakah Rasul mengetahui jika di planet lain ada makhluk? Sejak kapan Rasul mengetahui segala hal yang sudah dan akan terjadi dalam sejarah? Berapa persen tingkat pengetahan Rasul dibanding tekhnologi mutakhir? Pertanyaan kritis tersebut dilontarkan Cak Nun sebagai banding. Karena selama ini pemahaman yang berkembang dan atau dikembangkan sebatas Rasul berpredikat bodoh, polos, jahil, bergaya dan mengembangkan teori hidup melarat.

Dari beberapa lontaran pertanyaan di atas, Cak Nun kemudian mengurai secara aplikatif merujuk beberapa riwayat hadist. Misal, pada pra-momentum isro’ mi’raj, Rasul terlebih dulu dibredel dadanya, dibersihkan kotoran hatinya dan apa pun yang berkenaan dengan gumpalan sifat buruk. Proses operasi pembersihan perangkat dalam-Rasul tersebut, Alloh cukup ‘merubah struktur jaringan otak’dari posisi semula, posisi struktur otak standar manusia. Sistim perubahan sruktur otak tersebut meliputi terbukanya, tersambungnya susunan saraf-neurolog- hingga berfungsinya lapisan denciti dan beberapa saraf pada otak manusia yang belum dimaksimalkan. Itulah kemudian yang membedakan tingkat nilai cara berfikir Rasul dengan dengan manusia lain.

Terhitung sejak perubahan struktur saraf otak, Rasululloh berpotensi mengetahui wawasan-fisik metafisik-lebih kompleks dan signifikan dalam berbagai rumus kehidupan. Kompleksifitas pengetahuan tersebut kemudian membentuk perilaku-sunnah- Rasul sebagai percontohan bagi ummat. Dengan kata lain, pijakan perilaku Rasul adalah referensi otak yang berwawasan katam kehidupan global, wes eroh opoae, baik yang tersembunyi dalam kandungan bumi dan yang tersebar di seluas hamparan langit. Dengan sendirinya bagi orang yang katam mengetahui rumus kehidupan, wareg mangan uyah,… halah paling karepe Kapitalis; ngene, karepe Sosialis; ngunu, karepe Komunis; ngonoiko kerepe Agamis; ngeneiki…sangat mudah merumuskan masalah yang jelimet, ruwet, berteletele-absurditas sekali pun menjadi praktis dan ramping. Merekam konsep yang disuarakan Cak Nun pada 6 April 2011 bahwa manusia yang sudah menyinggahi lapisan langit ke tujuh akan mampu merangkum hal yang sulit menjadi gampang. Kewaregan teori hidup Rasululloh dikarenakan memilih mreteli berbagai hijab diri menuju intensitas tertinggi.

Tentu pemahaman Cak Nun mengenai langit sap tujuh bukan umumnya idiomatik budaya yang selama ini berkembang. Yakni bahwa ada langit di atas yang bersap-sap hingga tujuh kali, kemudian ada ruang arsy lengkap dengan kursi duduk yang Alloh sedang leha-leha mengatur tombol-tombol jagat raya. Langit dalam pemahaman praktis berupa sebentuk capaian capaian proses pendewasaan seseorang dari belum berperilaku A menjadi berperilaku A, dari berperilaku X meningkat ke berperilaku Z, dst. Capaian tersebut bisa berupa faseologi kesadaran manusia dari predikat setara hewan-hewan yang bersosial-hewan yang tidak cukup hanya bersosial sebab mengalami kebuntuan dan memerlukan metafisik yang disebut Tuhan.

Begitu juga pemahaman mengenai surga dan neraka. Bahwa gambaran mengenai situasi surga-dengan segala fasilitasnya yang nyaman-serta neraka dengan segala fasilitasnya yang menyiksa-hanyalah gambaran analogi yang mampu dipahami manusia di zamannya. Gambaran yang menyangkut kadar simbol idiomatik perangkat budaya. Namun yang lebih praktis memahami ahli surga adalah orang yang berperilaku menyamankan diri dan menyamankan orang lain, tidak tekor. Sedang yang dimaksut neraka adalah jika seseorang berkarakter mengenakkan diri namun menyengsarakan orang lain. Sebab ada pribadi lain yang terpanggang bara sebagai tumbal melengkapi keenakan pribadinya.

Bagi manusia yang tidak mengalami pengontruksian pemikiran, masih mengandalkan alat-untuk menempuh capaian langit. Fungsi alat jelas untuk menutupi kelemahan manusia. Astrolog termutakhir menemukan bahwa jumlah planet tidak hanya 9 dengan planet termuda ditemukan yang bernama Saturnus dan Pluto, melainkan berjuta-juta planet di ruang mahaluas tak terbatas. Kemudian dikelompokkanlah satu gugusan planet yang disebut superclaster yang dihuni 100 bintang, dan jumlah superclaster di ruang tak terbatas ini hingga bermilyar-milyar. Nah, menghitung fungsi dan guna jagatraya yang demikian luas dengan jumlah planet sedemikian banyak, rasanya terlalu mubazir jika Alloh mencipta jagat seluas ini hanya diperuntukkan manusia yang menghuni satu planet kecil yang bernama Bumi. Kemungkinan sintesanya ada makhluk lain yang bukan berjenis jin, hewan dan manusia yang menghuni planet lain yang jaraknya entah berapa tahun cahaya km/dt dari Bumi. Artinya melebar ke pemahaman jika bumi kecil ini dikiamatkan, ada kemungkinan Alloh membikin makhluk baru yang kadar cintaNya setara dengan manusia. Sementara manusia masih sangat kerdil berkutat mengurusi realisme sosial-hukum eksistensialis.

Keber-ada-an (being self: kondisi kontruks pemikiran lama: eksistensialis) manusia tidak mampu mengudari jatidiri dari siapa yang disebut diri sesungguhnya. Manusia jenis ini berwawasan mentok sebatas jasad animasi hologram-prejengan-yang harus disembah dengan pencitraan. Tanpa sadar konsep jasadi demikian sebanding mempertebal hijab jatidiri bahwa diri bukanlah diri, tetapi ada dan berbentuk bayangan nilai perilaku. Menyebut nama seseorang misalnya, yang paling esensi dalam penilaian adalah klakoane, bukan prejengane.

Rasul tidak spesifik menyiratkan pengetahuannya tentang jagat raya dalam bentuk hadist. Sebab Rasul bertatakrama tawadluk dengan bahasa diam untuk hal-hal yang jauh dari jangkauan pengetahuan manusia. Dengan kata lain, tidak semua yang diketahui harus diberitahukan. Atau juga tidak ada sahabat yang radikal hingga menanyakan permasalahan tersebut. Hingga tabu bagi Rasul menjelaskan hal yang menyangkut privilige dirinya.

Yang perlu digarisbawahi dalam tema di atas adalah kejenialan Cak Nun dalam menangkap bahasa diam Rasul. Bahwa kenapa Rasul selalu menangisi ummat? Karena dalam wacana pengetahuan global mengenai kehidupan, ummat manusia selalu salah menerapkan struktur pemikiran, dan pasti kapusan. Setara yang diurai Jean Paul Sarte dalam istilah ‘sintesis intensional’ (The Psychology of Imagenation, New Jersey1972.hal;25), yakni menggali obyek imajinasi, kemudian menggabungkan sejarah lampau dan akan datang yang terburai untuk menghadirkan bayangan baru yang bermanfaat.

*) Sabrank Suparno, Peserta Temu Sastra Jawa Timur 2011. Bergiat di Lincak Sastra Jombang.

1 komentar:

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez