Senin, 14 Mei 2012

Menguak Pemikiran Ibnu Khaldun

Imron Nasri *
Lampung Post, 22 April 2012

Awal Mula Sosiologi Modern. Dr Syarifuddin Jurdi. Kreasi Wacana, Yogyakarta, Januari 2012. xxii + 266 hlm

SEBAGIAN orang atau mungkin bisa dikatakan tidak sedikit orang yang mempertanyakan urgensi “mengungkap kembali” pemikiran Ibn Khaldun dalam jagad ilmu sosial. Sebagian dari mereka ada yang menganggap upaya seperti ini tak lebih dari tindakan romantik yang hanya ingin memuaskan kekuatan identitas melalui justifikasi sejarah. Mereka memandang dengan telah berkembangnya ilmu sosial dalam hal ini sosiologi hingga sedemikian kompleksnya, baik dari sisi teori, metodologi, serta pisau analisisnya, sungguh aneh kalau ada yang berpikir untuk berbalik pada pemikiran sosial beberapa abad yang lalu.

Ibn Khalduni sebagai ilmuwan muslim, yang lebih dekat pemikirannya dengan ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi, jelas tidak begitu banyak diajarkan. Kalaupun ada, itu hanya sepintas lalu saja mengenai cendekiawan muslim yang memiliki karya yang oleh banyak kalangan berjasa meletakkan objek studi bagi sosiologi.

Untuk memetakan pemikiran Ibn Khaldun berkaitan dengan studi sosial atau lebih khusus lagi sosiologi dapat diklasifikasi secara sederhana sebagai berikut, Pertama, studi tentang masyarakat perkotaan maupun masyarakat perdesaan yang dilakukan oleh sarjana sosial dewasa ini bukanlah studi yang lahir dari tradisi sarjana Barat. Kendati pun barangkali secara teoritik dan metodologi mengadopsi apa yang berkembang di Barat. Tapi, sebenarnya peletak awal bagi studi tentang masyarakat adalah Ibn Khaldun. Gagasan tentang masyarakat desa dan kota Ibn Khaldun berangkat dari fenomena empirik bahwa urbanisasi yang terjadi kala itu tidak terlepas dari daya tarik kota terhadap warga desa.

Kedua, pada masyarakat desa, menurut Ibn Khaldun, terdapat ikatan-ikatan emosional warga yang kuat. Mereka memiliki tingkat kohesi sosial yang tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat kota yang mengalami pemudaran derajat solidaritas sosialnya. Teori solidaritas yang menjadi rujukan para sarjana sosial modern tidaklah menjadi teori “orisinal” Emile Durkheim, mengingat pilar-pilar dasar teori solidaritas sosial sudah diletakkan Ibn Khaldun sekitar lima abad sebelum Durkheim. Mengapa teori solidaritas sosial Durkheim jauh lebih populer dari teori solidaritas Ibn Khaldun. Bahkan sebagian sarjana sosial menganggap Durkheim-lah yang pertama mengemukakan teori solidaritas sosial? Tentu tidak mudah memberi jawaban atas pertanyaan ini.

Ketiga, teori konflik. Teori ini dirumuskan ketika Ibn Khaldun menyaksikan kontestasi antarsuku dalam rangka merebut dan mempertahankan kekuasaan. Kekuatan ashobiyah akan menentukan keberhasilan suatu suku dalam memperluas wilayah kekuasaannya. Artinya teori konflik Ibn Khaldun berkaitan dengan tindakan menyerang pihak luar untuk memperoleh pengakuan dari pihak yang diserang agar tunduk dan patuh kepada pihak yang dianggap kuat. Artinya, kuat di sini tidak hanya dalam hal fisik, tetapi juga kuat dalam ekonomi. Kalau pemicu konflik masyarakat modern adalah ketidakadilan, politik (kekuasaan) dan ada yang menyebut agama, tentu pilar-pilar yang mempercepat eskalasi konflik tersebut sebenarnya sudah diidentifikasi oleh Ibn Khaldun jauh sebelum teori-teori itu berkembang di Barat.

Keempat, dalam rangka fenomena tersebut, Ibn Khaldun memperkenalkan metodologi untuk mengkaji dan menganalisis kehidupan sosial, menurutnya observasi menjadi penting dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi sosiopolitik masyarakat. Bahkan secara jelas dalam berbagai penjelasannya, Ibn Khaldun telah menggunakan metode verstehen dan erklaren yang dipopulerkan oleh Max Weber. Selain itu, ia juga memperkenalkan netralitas ilmiah agar fakta-fakta dapat dijelaskan dengan objektif. Prinsip netralitas ini menjadi penting dan menjadi kaidah yang dipergunakan oleh para ilmuwan sosial kontemporer.

Kelima, aspek ekonomi dipandang sebagai aspek yang diperhatikan dalam pemikiran Ibn Khaldun. Ia telah memperkenalkan teori produksi, teori nilai, teori pemasaran, dan teori siklus yang di dalamnya terintegrasi dengan teori ekonomi umum yang koheren dan disusun dalam kerangka sejarah. Dalam produksi menurut Khaldun, masyarakat memprodukdi barang dalam jumlah yang terbatas, karena mereka hanya memproduksi barang sesuai dengan yang dibutuhkannya. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang memproduksi lebih besar dari yang mereka butuhkan. Teori ekonomi politik yang diperkenalkan oleh Karl Marx pada prinsipnya sudah diperkenalkan oleh Ibn Khaldun dengan suatu kerangka analisis yang didasarkan pada fakta sosial masyarakat ketika itu.

Selain kelima dimensi tersebut, Ibn Khaldun sebenarnya mengembangkan gagasan pada berbagai bidang, termasuk bidang politik yakni ia membicarakan masalah negara dan kekuasaan. Suatu negara yang ideal menurutnya akan ditentukan oleh kemampuan negara itu memberikan yang terbaik kepada warganya dan terus-menerus memupuk solidaritas warga negara akan terlibat aktif dalam memperjuangkan kemajuan dan kejayaan negara.

Begitu solidaritas sosialnya rusak, artinya pemimpinnya tidak lagi memikirkan nasib rakyat, antara kehidupan mereka yang berkuasa dengan rakyat terdapat jurang pemisah, maka negara itu menurutnya akan segera mengalami kehancuran, ia hancur bukan karena pihak lain yang menyerangnya, tapi karena memang negara itu tidaklah ingin eksis dan dirusak oleh mereka yang ada dalam negara itu. Dimensi politik dari pemikiran Ibn Khaldun telah banyak dikaji oleh ilmuawan, demikian pula dimensi sejarah dan agamanya.

Itulah beberapa gambaran ringkas mengenai pemikiran Ibn Khaldun dalam bidang ilmu sosial dan sosiologi. Dengan membaca buku ini akan lebih komprehensif memperoleh gambaran mengenai gagasan sosialnya. Buku ini, bukan buku yang pertama yang membahas tentang Ibn Khaldun dan pemikiran-pemikirannya. Telah banyak buku-buku tentang Ibn Khaldun yang ditulis oleh berbagai pemikir dengan latar belakang yang beragam. Hanya saja, buku ini memiliki kecenderungan yang berbeda dengan banyak buku lain tentang Ibn Khaldun. Buku ini membawa kita untuk memasuki pemikiran Ibn Khaldun tentang kajian sosiologi yang barangkali telah lama ditinggalkan oleh banyak orang termasuk ilmuwan-ilmuwan muslim sendiri.

Buku ini merupakan ijtihad awal bagi upaya selanjutnya oleh penulis lain yang lebih komprehensif mengenai Ibn Khaldun dan sosiologi sehingga nanti akan melahirkan suatu kerangka pemikiran sosiologi Ibn Khaldun yang tepat, relevan, dan aktual bagi kajian-kajian sosiologi modern.

Imron Nasri, pembaca buku, tinggal di Yogyakarta
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2012/04/menguak-pemikiran-ibnu-khaldun.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez