Waliyulloh Syekh Sulaiman al Jazuli
Segala puji bagi Allah yang menganugerahi hidayah kepada kita berupa
iman dan Islam, yang memberikan kenikmatan kepada kita dengan suka
bersholawat dan salam kepada baginda
Rosul sebaik – baik manusia, beliaulah yang kita mintai syafa’at (
Syafaatul Uzhma ) . Semoga beliau Saw. memberikan syafa’at-nya kepada
kita dihari kiamat kelak…Aaaamiiiiiin.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Kamis, 28 Juni 2012
Sabtu, 23 Juni 2012
Menimbang Kembali Kasus Syekh Siti Jenar (I – II)
Walid Syaikhun
http://www.republika.co.id/
(I)
Pada abad ke-16 seorang wali Sufi harus menghadapi tuduhan sesat oleh Majelis Hakim kerajaan Islam Demak. Gara-gara tuduhan ini Syekh Siti Jenar alias Syekh Lemah Abang, sang wali, harus menjalani hukuman mati dengan tikaman sebuah keris yang konon milik Sunan Jati Cirebon. Referensi Islam Indonesia telah membukukan Syekh Siti Jenar sebagai tokoh sesat yang membangkang terhadap kepemimpinan Walisanga.
http://www.republika.co.id/
(I)
Pada abad ke-16 seorang wali Sufi harus menghadapi tuduhan sesat oleh Majelis Hakim kerajaan Islam Demak. Gara-gara tuduhan ini Syekh Siti Jenar alias Syekh Lemah Abang, sang wali, harus menjalani hukuman mati dengan tikaman sebuah keris yang konon milik Sunan Jati Cirebon. Referensi Islam Indonesia telah membukukan Syekh Siti Jenar sebagai tokoh sesat yang membangkang terhadap kepemimpinan Walisanga.
Sabtu, 16 Juni 2012
Sebagian Buku Mengenai Gus Dur
Arwan
http://www.kr.co.id/
KETIKA Gus Dur naik menjadi presiden, banyak kita baca buku mengenai Gus Dur. Atau buku-buku yang memuat sejumlah tulisan Gus Dur. Seakan, momentum naiknya Gus Dur ini mesti disambut dengan penerbitan buku. Satu atau dua buku, memang ada yang sama. Tetapi, ada pula yang perlu direnungkan mengenai sosok Gus Dur itu. Di antara berbagai buku mengenai Gus Dur atau yang memuat tulisan Gus Dur, kita bicarakan dua buku ini. Pertama, Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman (disunting Frans M Parera, Penerbit Harian Kompas, Jakarta, 1999, 181 halaman). Kedua, buku yang ditulis Zainal Arifin Thoha, Kenyelenehan Gus Dur (Gama Media, Yogyakarta, Juni 2001, 275 halaman).
http://www.kr.co.id/
KETIKA Gus Dur naik menjadi presiden, banyak kita baca buku mengenai Gus Dur. Atau buku-buku yang memuat sejumlah tulisan Gus Dur. Seakan, momentum naiknya Gus Dur ini mesti disambut dengan penerbitan buku. Satu atau dua buku, memang ada yang sama. Tetapi, ada pula yang perlu direnungkan mengenai sosok Gus Dur itu. Di antara berbagai buku mengenai Gus Dur atau yang memuat tulisan Gus Dur, kita bicarakan dua buku ini. Pertama, Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman (disunting Frans M Parera, Penerbit Harian Kompas, Jakarta, 1999, 181 halaman). Kedua, buku yang ditulis Zainal Arifin Thoha, Kenyelenehan Gus Dur (Gama Media, Yogyakarta, Juni 2001, 275 halaman).
Sekilas Guz Zainal
Salman Rusydie Anwar
http://airbeningkehidupan.blogspot.com/
Bagi sebagian masyarakat Jogja, nama Zainal Arifin Thaha barangkali bukanlah sosok yang asing. Beliau adalah pribadi yang dekat dengan siapa saja, baik kalangan mahasiswa, tokoh organisasi, tokoh agama, sastrawan, para penulis dan tentu saja masyarakat pada umumnya. Mungkin karena kedekatannya dengan berbagai elemen itulah pada akhirnya Zainal Arifin Thaha juga dikenal sebagai sosok yang memiliki multiaktivitas seperti halnya akademisi, sastrawan, penulis buku, muballigh dan juga dosen.
http://airbeningkehidupan.blogspot.com/
Bagi sebagian masyarakat Jogja, nama Zainal Arifin Thaha barangkali bukanlah sosok yang asing. Beliau adalah pribadi yang dekat dengan siapa saja, baik kalangan mahasiswa, tokoh organisasi, tokoh agama, sastrawan, para penulis dan tentu saja masyarakat pada umumnya. Mungkin karena kedekatannya dengan berbagai elemen itulah pada akhirnya Zainal Arifin Thaha juga dikenal sebagai sosok yang memiliki multiaktivitas seperti halnya akademisi, sastrawan, penulis buku, muballigh dan juga dosen.
Mengenang Gus Zainal Arifin Thoha
Saiful Amin Ghofur
http://www.jurnalismewarga.com/
“SEORANG filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan tersial adalah umur tua. Bahagialah mereka yang mati muda,” tulis Shoe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran. Ungkapan Gie ini kiranya tepat untuk mengenangkan Gus Zainal Arifin Thoha yang meninggal di usia yang relatif muda, 35 tahun.
http://www.jurnalismewarga.com/
“SEORANG filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan tersial adalah umur tua. Bahagialah mereka yang mati muda,” tulis Shoe Hok Gie dalam Catatan Seorang Demonstran. Ungkapan Gie ini kiranya tepat untuk mengenangkan Gus Zainal Arifin Thoha yang meninggal di usia yang relatif muda, 35 tahun.
SURAT KEPADA GUS ZAINAL ARIFIN THOHA
Untukmu: yang tersayang, yang terkasih
Dari: santrimu yang tak tahu diri
Muhammad Ali Fakih AR
http://mafasyrus-kerdasuma.blogspot.com/
Gus, malam ini lengang. Tak ada angin yang bersiur dan awan-awan berlayar indah di langit. Seperti malam satu tahun yang lalu, ketika kau mengimami shalat magrib kami dan sekitar jam 10 kau meninggalkan kami. Tidak mudah rupanya untuk tidak mengingat malam itu, 14 Maret 2007, yang sungguh bagi kami sangat membualkan.
Dari: santrimu yang tak tahu diri
Muhammad Ali Fakih AR
http://mafasyrus-kerdasuma.blogspot.com/
Gus, malam ini lengang. Tak ada angin yang bersiur dan awan-awan berlayar indah di langit. Seperti malam satu tahun yang lalu, ketika kau mengimami shalat magrib kami dan sekitar jam 10 kau meninggalkan kami. Tidak mudah rupanya untuk tidak mengingat malam itu, 14 Maret 2007, yang sungguh bagi kami sangat membualkan.
Spiritualitas dalam “Karya Hidup” Zainal Arifin Thoha
Jamal Ma’mur Asmani
http://www.nu.or.id/
Rabu, 14 Maret 2007, pukul 22.00 WIB. Seorang sastrawan kondang Yogyakarta kelahiran Kediri, Zainal Arifin Thoha, menghembuskan nafas terakhir. Penulis berbagai buku, puisi, dan novel itu menderita penyakit jantung yang tak tertolong. Kiai muda yang sangat produktif menulis di media masa sejak kuliah itu meninggalkan keluarga tercinta, istri Maya Veri Oktavia, dan empat anak, Vina Rohmatul Ummah, Muhammad Hasan Turki, Ahmad Hafid Mujtaba, dan Syifana Nur Madinah, para santri, mahasiswa, jama’ah pengajian, kawan setia, pembaca setia buku-bukunya, menuju kehadirat Allah SWT.
http://www.nu.or.id/
Rabu, 14 Maret 2007, pukul 22.00 WIB. Seorang sastrawan kondang Yogyakarta kelahiran Kediri, Zainal Arifin Thoha, menghembuskan nafas terakhir. Penulis berbagai buku, puisi, dan novel itu menderita penyakit jantung yang tak tertolong. Kiai muda yang sangat produktif menulis di media masa sejak kuliah itu meninggalkan keluarga tercinta, istri Maya Veri Oktavia, dan empat anak, Vina Rohmatul Ummah, Muhammad Hasan Turki, Ahmad Hafid Mujtaba, dan Syifana Nur Madinah, para santri, mahasiswa, jama’ah pengajian, kawan setia, pembaca setia buku-bukunya, menuju kehadirat Allah SWT.
Burger Telur; Mengenang Gus Zainal Arifin Thoha
Nasruli Chusna
http://begitudeh.blogspot.com/
Tanta siang ini panas. Apa lagi di daerah Syari’ Sa’id, kawasan kampus Tanta University dan pusat perbelanjaan di Tanta, Mesir. Meski aku berada di kedai makanan, keringatku tetap mengucur deras. Penjaga kedai menyapa ramah ketika kubuka kacamata hitamku. Aku membalasnya dengan senyuman. Kuletakkan ransel hitamku, kurebahkan tubuh letihku.
http://begitudeh.blogspot.com/
Tanta siang ini panas. Apa lagi di daerah Syari’ Sa’id, kawasan kampus Tanta University dan pusat perbelanjaan di Tanta, Mesir. Meski aku berada di kedai makanan, keringatku tetap mengucur deras. Penjaga kedai menyapa ramah ketika kubuka kacamata hitamku. Aku membalasnya dengan senyuman. Kuletakkan ransel hitamku, kurebahkan tubuh letihku.
Minggu, 10 Juni 2012
Biografi Lengkap Pangeran Diponegoro
Suryadi *
Kompas, 27 Okt 2008
MENULIS biografi lengkap seorang tokoh besar yang sudah meninggal ratusan tahun lalu mungkin tak semudah menulis biografi (pesanan) seorang penguasa/pengusaha yang masih hidup. The Power of Prophecy (Kekuatan Nujum) menyuguhkan biografi lengkap Pangeran Diponegoro (1785-1855), seorang Muslim yang saleh, tetapi tetap dipengaruhi kosmologi Jawa, yang mengobarkan ”perang suci” melawan Belanda (1825-1830).
Kompas, 27 Okt 2008
MENULIS biografi lengkap seorang tokoh besar yang sudah meninggal ratusan tahun lalu mungkin tak semudah menulis biografi (pesanan) seorang penguasa/pengusaha yang masih hidup. The Power of Prophecy (Kekuatan Nujum) menyuguhkan biografi lengkap Pangeran Diponegoro (1785-1855), seorang Muslim yang saleh, tetapi tetap dipengaruhi kosmologi Jawa, yang mengobarkan ”perang suci” melawan Belanda (1825-1830).
Arie Batubara Ungkap Misteri Syekh Siti Jenar
TIM 25-27 MEI 2012
Y Alpriyanti
http://www.suarakarya-online.com/
CERITA tentang keberadaan sosok Syekh Siti Jenar, hingga kini sebenarnya bisa dikatakan masih merupakan sebuah kontroversi. Artinya, pada satu sisi banyak yang meyakini utamanya mereka yang jadi “pengikut” dan ajarannya bahwa tokoh ini memang ada. Di pihak lain, percaya Syekh Siti Jenar hanyalah fiktif.
Y Alpriyanti
http://www.suarakarya-online.com/
CERITA tentang keberadaan sosok Syekh Siti Jenar, hingga kini sebenarnya bisa dikatakan masih merupakan sebuah kontroversi. Artinya, pada satu sisi banyak yang meyakini utamanya mereka yang jadi “pengikut” dan ajarannya bahwa tokoh ini memang ada. Di pihak lain, percaya Syekh Siti Jenar hanyalah fiktif.
Analisis Nilai Islami dalam Cerpen
Irma Safitri *
http://www.riaupos.co/
Sastra merupakan karya seni yang mengandung nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai religius sebagai pedoman hidup dalam masyarakat. Atmosuwito (1989: 126) berpendapat, sastra merupakan cermin dari agama pengarangnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan manusia sebagai salah satu alat untuk memberi penuntunan dalam kehidupan. Menurut Mangunwijaya (1994: 11), pada mulanya, semua sastra adalah religius. Dari pendapat ini, sastra dan religius akan bertemu pada satu titik karena ada peran kurang lebih sama antara kitab suci dan sastra. Yaitu keduanya memberi perenungan, pencerahan spiritual, kemerdekaan dan pembebasan manusia dari penindasan. Religius dan sastra membawa nikmat dan hikmat, memanusiawikan dan mereligiuskan manusia.
http://www.riaupos.co/
Sastra merupakan karya seni yang mengandung nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai religius sebagai pedoman hidup dalam masyarakat. Atmosuwito (1989: 126) berpendapat, sastra merupakan cermin dari agama pengarangnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan manusia sebagai salah satu alat untuk memberi penuntunan dalam kehidupan. Menurut Mangunwijaya (1994: 11), pada mulanya, semua sastra adalah religius. Dari pendapat ini, sastra dan religius akan bertemu pada satu titik karena ada peran kurang lebih sama antara kitab suci dan sastra. Yaitu keduanya memberi perenungan, pencerahan spiritual, kemerdekaan dan pembebasan manusia dari penindasan. Religius dan sastra membawa nikmat dan hikmat, memanusiawikan dan mereligiuskan manusia.
“Ta’dib”, Konsep Ideal Pendidikan Islam
Amin Hasan *
http://www.hidayatullah.com/
AWAL pendidikan Islam bermula dari tempat yang sangat sederhana, yaitu serambi masjid yang disebut al-Suffah. Namun, walaupun hanya dari serambi masjid, tetapi mampu menghasilkan ilmu-ilmu keislaman yang bisa dirasakan sampai dengan sekarang. Tidak hanya itu, dari serambi masjid ini pula mampu mencetak ulama-ulama yang sangat dalam keilmuannya dimana pengaruhnya sangat besar sekali bagi peradaban Islam, bahkan juga mampu mempengaruhi peradaban-peradaban lain.
http://www.hidayatullah.com/
AWAL pendidikan Islam bermula dari tempat yang sangat sederhana, yaitu serambi masjid yang disebut al-Suffah. Namun, walaupun hanya dari serambi masjid, tetapi mampu menghasilkan ilmu-ilmu keislaman yang bisa dirasakan sampai dengan sekarang. Tidak hanya itu, dari serambi masjid ini pula mampu mencetak ulama-ulama yang sangat dalam keilmuannya dimana pengaruhnya sangat besar sekali bagi peradaban Islam, bahkan juga mampu mempengaruhi peradaban-peradaban lain.
Syed Muhammad Naquib Al Attas: Pendekar Sejarah Melayu-Indonesia
http://insistnet.com/14 July 2010
Hati hampa yang tiada mengandung Sejarah Bangsa,
Tiadakan dapat tahu menilai hidup yang mulia;
Penyimpan khabar zaman yang lalu menambah lagi
Pada umurnya umur berulang berkali-ganda
(Prof Dr. Syed Muhammad Naquib al Attas)
Hati hampa yang tiada mengandung Sejarah Bangsa,
Tiadakan dapat tahu menilai hidup yang mulia;
Penyimpan khabar zaman yang lalu menambah lagi
Pada umurnya umur berulang berkali-ganda
(Prof Dr. Syed Muhammad Naquib al Attas)
Merumuskan Visi Baru Pendidikan Islam
Imadi Daimah Ermasuri *
http://www.lampungpost.com/
SEIRING perkembangan zaman dan kompleksnya persoalan, dunia pendidikan agama Islam dituntut membuat strategi ampuh untuk menjawab berbagai tantangan.
Oleh karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bagi pemerintah untuk merumuskan kembali visi dan strategi perencanaan bagi masa depan pendidikan Islam secara nasional. Kenyataan ini perlu dicermati dari gambaran umum tentang mutu pendidikan Islam yang belum memenuhi harapan sebagai benteng moral bangsa.
http://www.lampungpost.com/
SEIRING perkembangan zaman dan kompleksnya persoalan, dunia pendidikan agama Islam dituntut membuat strategi ampuh untuk menjawab berbagai tantangan.
Oleh karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bagi pemerintah untuk merumuskan kembali visi dan strategi perencanaan bagi masa depan pendidikan Islam secara nasional. Kenyataan ini perlu dicermati dari gambaran umum tentang mutu pendidikan Islam yang belum memenuhi harapan sebagai benteng moral bangsa.
Mengungkap Makna Ta’dib al-Attas bagi Pendidikan
Yudhi Fachrudin
http://www.kompasiana.com/peradaban
Pendidikan menjadi benteng harapan terakhir dalam mengatasi solusi permasalahan-permasalahan bangsa ini. Di sisi lain, begitu kompleknya permasalahan-permasalah yang terjadi pada lingkungan sosial kerap memasuki dunia pendidikan. Ketimpangan sosial, berlakunya budaya kekerasan, sifat-sifat individualis, hedonis matrealis serta perilaku-perilaku penyimpangan lainnya yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat turut serta mempengaruhi dunia pendidikan. Pilihan antara terlebih dahulu memperbaiki dunia pendidikan agar hadir menjadi solusi bagi masyarakatnya atau memperbaiki lingkungan sosial agar tidak menjadi “virus” bagi pendidikan.
http://www.kompasiana.com/peradaban
Pendidikan menjadi benteng harapan terakhir dalam mengatasi solusi permasalahan-permasalahan bangsa ini. Di sisi lain, begitu kompleknya permasalahan-permasalah yang terjadi pada lingkungan sosial kerap memasuki dunia pendidikan. Ketimpangan sosial, berlakunya budaya kekerasan, sifat-sifat individualis, hedonis matrealis serta perilaku-perilaku penyimpangan lainnya yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat turut serta mempengaruhi dunia pendidikan. Pilihan antara terlebih dahulu memperbaiki dunia pendidikan agar hadir menjadi solusi bagi masyarakatnya atau memperbaiki lingkungan sosial agar tidak menjadi “virus” bagi pendidikan.
Pancasila dan Gus Dur
Musa Zainuddin *
http://www.lampungpost.com/
KONTINUITAS sejarah terkait Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara telah menunjukkan kekuatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itulah yang kita refleksikan kembali setiap memperingati Hari Kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni.
Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara telah melewati fase pembuahan, fase perumusan, dan fase pengesahan (Yudi Latif: 2011). Satu hal yang tak disinggung Yudi Latif adalah fase pergumulan Pancasila dan kekuasaan, khususnya di masa Orde Baru.
http://www.lampungpost.com/
KONTINUITAS sejarah terkait Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara telah menunjukkan kekuatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itulah yang kita refleksikan kembali setiap memperingati Hari Kelahiran Pancasila tanggal 1 Juni.
Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara telah melewati fase pembuahan, fase perumusan, dan fase pengesahan (Yudi Latif: 2011). Satu hal yang tak disinggung Yudi Latif adalah fase pergumulan Pancasila dan kekuasaan, khususnya di masa Orde Baru.
Napas Religi dalam Karya Sastra
Dwi Rejeki
http://www.suarakarya-online.com/
Karya sastra bertemakan religi ternyata selalu dimintai pembaca. Paling tidak bisa dilihat dari hasil survei “Rumah Sastra” sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak khusus dalam bidang pengamatan karya sastra bernafaskan Islam, yang diadakan awal September lalu. Berdasarkan hasil survei dari 100 responden di Jakarta dan sekitarnya inilah Bentara Budaya mengusung agenda acara diskusi “Napas Religi Dalam Karya Sastra”, baru-baru ini.
http://www.suarakarya-online.com/
Karya sastra bertemakan religi ternyata selalu dimintai pembaca. Paling tidak bisa dilihat dari hasil survei “Rumah Sastra” sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak khusus dalam bidang pengamatan karya sastra bernafaskan Islam, yang diadakan awal September lalu. Berdasarkan hasil survei dari 100 responden di Jakarta dan sekitarnya inilah Bentara Budaya mengusung agenda acara diskusi “Napas Religi Dalam Karya Sastra”, baru-baru ini.
Lesbumi Tak Mati Suri
Judul : Lesbumi: Strategi Politik Kebudayaan
Penulis : Choirotun Chisaan
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2008
Tebal : xvi+247 halaman
Peresensi : Ahmad Khotim Muzakka
http://www.ruangbaca.com/
Penulis : Choirotun Chisaan
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2008
Tebal : xvi+247 halaman
Peresensi : Ahmad Khotim Muzakka
http://www.ruangbaca.com/
GAGASAN PRIBUMISASI ISLAM
:MERETAS KETEGANGAN ISLAM DENGAN KEBUDAYAAN LOKAL
Anjar Nugroho
http://pemikiranislam.wordpress.com/
ABSTRAK
Tulisan ini mengkaji dialektika antara agama dan kebudayaan. Agama memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi kekayaan terhadap agama. Namum terkadang dialektika antara agama dan seni tradisi atau budaya lokal ini berubah menjadi ketegangan. Karena seni tradisi, budaya lokal, atau adat istiadat sering dianggap tidak sejalan dengan agama sebagai ajaran Ilahiyat yang bersifat absolut. Untuk itu perlu adanya gagasan pribumisasi Islam, karena pribumisasi Islam itu menjadikan agama dan budaya tidak saling mengalahkan, melainkan berwujud dalam pola nalar keagamaan yang tidak lagi mengambil bentuknya yang otentik dari agama, serta berusaha mempertemukan jembatan yang selama ini memisahkan antara agama dan budaya.
Anjar Nugroho
http://pemikiranislam.wordpress.com/
ABSTRAK
Tulisan ini mengkaji dialektika antara agama dan kebudayaan. Agama memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi kekayaan terhadap agama. Namum terkadang dialektika antara agama dan seni tradisi atau budaya lokal ini berubah menjadi ketegangan. Karena seni tradisi, budaya lokal, atau adat istiadat sering dianggap tidak sejalan dengan agama sebagai ajaran Ilahiyat yang bersifat absolut. Untuk itu perlu adanya gagasan pribumisasi Islam, karena pribumisasi Islam itu menjadikan agama dan budaya tidak saling mengalahkan, melainkan berwujud dalam pola nalar keagamaan yang tidak lagi mengambil bentuknya yang otentik dari agama, serta berusaha mempertemukan jembatan yang selama ini memisahkan antara agama dan budaya.
SEJARAH TIMBULNYA GAGASAN NUR MUHAMMAD SAMPAI MASUKNYA KE NUSANTARA
Nur Fauzan Ahmad, S.S., M.A.
http://staff.undip.ac.id/
Intisari
Gagasan Nur Muhammad banyak mendominasi dalam pemikiran para sufi terbukti dari banyaknya naskah tasawuf yang membicarakannya. Tulisan ini bertujuan mengungkapkan latar belakang timbulnya gagasan Nur Muhammad dan masuknya ke Nusantara. Dari hasil kajian studi pustaka yang dilakukan didapatkan hasil bahwa gagasan ini bermula dari tafsiran filosofis terhadap Al Quran surat An-Nuur:
http://staff.undip.ac.id/
Intisari
Gagasan Nur Muhammad banyak mendominasi dalam pemikiran para sufi terbukti dari banyaknya naskah tasawuf yang membicarakannya. Tulisan ini bertujuan mengungkapkan latar belakang timbulnya gagasan Nur Muhammad dan masuknya ke Nusantara. Dari hasil kajian studi pustaka yang dilakukan didapatkan hasil bahwa gagasan ini bermula dari tafsiran filosofis terhadap Al Quran surat An-Nuur:
Sastra Religius dan Kearifan Agamawan
Judul buku : Sastra dan Agama: Tinjauan Kesusastraan Indonesia Modern Bercorak Islam
Penulis : Marwan Saridjo
Penerbit : Yayasan Ngali Aksara bekerjasama penerbit Penamadani, Jakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal buku : xxiv + 314 halaman
Peresensi : N. Mursidi *
Jawa Pos, 25 Feb 07
Penulis : Marwan Saridjo
Penerbit : Yayasan Ngali Aksara bekerjasama penerbit Penamadani, Jakarta
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal buku : xxiv + 314 halaman
Peresensi : N. Mursidi *
Jawa Pos, 25 Feb 07
Sastrawan Santri Menatap Realitas Nusantara
A Khoirul Anam
http://nu.or.id/
Bebeberapa kelompok Islam semakin tidak antusias terhadap khasanah dan realitas Nusantara. Mereka seperti orang asing di negeri sendiri. Entah mulai kapan ini bermula. Padahal para penyebar Islam dikenal sangat dekat-hati dengan negeri ini. Kita bisa saja berkata, semua itu karena mereka semakin jauh dari dunia sastra, sastra pesantren.
http://nu.or.id/
Bebeberapa kelompok Islam semakin tidak antusias terhadap khasanah dan realitas Nusantara. Mereka seperti orang asing di negeri sendiri. Entah mulai kapan ini bermula. Padahal para penyebar Islam dikenal sangat dekat-hati dengan negeri ini. Kita bisa saja berkata, semua itu karena mereka semakin jauh dari dunia sastra, sastra pesantren.
MENJADI MUSLIM-INDONESIA Inspirasi dari Pemikiran Gus Dur
Marzuki Wahid *
_Kabar Cirebon, 30 Des 2011
Hari ini, Jum’at (30/12/2011), haul kedua Gus Dur-panggilan legendaris KH Dr. Abdurrahman Wahid. Haul adalah ajaran budaya untuk memperingati, mengenang, dan meneladani kebaikan, serta mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. “Aku hanya pulang, bukan pergi,” kata Gus Dur suatu waktu. Benar adanya, semangat, gagasan, dan gerakan Gus Dur tidak pergi, masih terus hadir hingga hari ini. Satu di antaranya adalah gagasan “menjadi muslim-indonesia” yang hendak diungkap dalam tulisan ini.
_Kabar Cirebon, 30 Des 2011
Hari ini, Jum’at (30/12/2011), haul kedua Gus Dur-panggilan legendaris KH Dr. Abdurrahman Wahid. Haul adalah ajaran budaya untuk memperingati, mengenang, dan meneladani kebaikan, serta mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. “Aku hanya pulang, bukan pergi,” kata Gus Dur suatu waktu. Benar adanya, semangat, gagasan, dan gerakan Gus Dur tidak pergi, masih terus hadir hingga hari ini. Satu di antaranya adalah gagasan “menjadi muslim-indonesia” yang hendak diungkap dalam tulisan ini.
GERAKAN NEOMODERNISME ISLAM DI INDONESIA (Perspektif Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid)
Hamzah Tualeka Zn
Nabi Muhammad saw pernah menyatakan bahwa urusan duniawi diserahkan sepenuhnya kepada umat Islam, karena mereka dianggap lebih mengetahuinya. Ia pun menyatakan bahwa iman seseorang itu dapat bertambah dan dapat pula berkurang.
Semua orang bersepakat bahwa kehidupan sosial tidaklah statis, tetapi selalu berubah secara dinamis. Tetapi, tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan perubahan soial, bahkan konsep perubahan sosial sempat diberi makna intuatif dan sebagai suatu mitos belaka.
Nabi Muhammad saw pernah menyatakan bahwa urusan duniawi diserahkan sepenuhnya kepada umat Islam, karena mereka dianggap lebih mengetahuinya. Ia pun menyatakan bahwa iman seseorang itu dapat bertambah dan dapat pula berkurang.
Semua orang bersepakat bahwa kehidupan sosial tidaklah statis, tetapi selalu berubah secara dinamis. Tetapi, tidak semua orang mempunyai kesepakatan sama dalam mengartikan perubahan soial, bahkan konsep perubahan sosial sempat diberi makna intuatif dan sebagai suatu mitos belaka.
Menyibak Makna Spiritual Isra’ Mi’raj
Nasaruddin Umar
http://www.republika.co.id/
Peristiwa Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo singkat-kurang dari semalam (minal lail)-tetapi Nabi berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil Muntaha).
http://www.republika.co.id/
Peristiwa Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha yang sangat dramatik dan fantastik. Dalam tempo singkat-kurang dari semalam (minal lail)-tetapi Nabi berhasil menembus lapisan-lapisan spiritual yang amat jauh bahkan hingga ke puncak (Sidratil Muntaha).
Al-Quran pada pandangan sastra kontemporer…
Ratnaislamiati
http://www.kompasiana.com/ratnaislamiati
dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; ” buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di bikin manusia “, kemudian makanlah dari tiap-tiap macam dari buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan (bagimu ). dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi mereka yang memikirkan. (Qs.An-Nahl 68-69).
http://www.kompasiana.com/ratnaislamiati
dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; ” buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di bikin manusia “, kemudian makanlah dari tiap-tiap macam dari buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan (bagimu ). dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan bagi mereka yang memikirkan. (Qs.An-Nahl 68-69).
Jembatan Budaya itu Bernama Gus Dur
Abdullah Alawi
NU Online, 18 Jan 2012
Di akhir tahun 1990, majalah Editor edisi No 15/THN IV/22 Desember, menobatkan KH Abdurahman Wahid sebagai penggerak Islam Indonesia. Kulit muka majalah itu memuat potret kiai yang biasa disapa Gus Dur itu, dengan kepala tulisan “Tokoh 1990, Tahun Bergeraknya Islam Indonesia.”
Proses penobatan dijelaskan pada rubrik Dari Editor. Menurut sidang redaksi yang berjumlah 18 orang itu memutuskan Ketua Umum PBNU waktu itu sebagai Tokoh Editor. Gus Dur mendapat nilai terbanyak (136) dan menyisihkan 6 finalis lain.
NU Online, 18 Jan 2012
Di akhir tahun 1990, majalah Editor edisi No 15/THN IV/22 Desember, menobatkan KH Abdurahman Wahid sebagai penggerak Islam Indonesia. Kulit muka majalah itu memuat potret kiai yang biasa disapa Gus Dur itu, dengan kepala tulisan “Tokoh 1990, Tahun Bergeraknya Islam Indonesia.”
Proses penobatan dijelaskan pada rubrik Dari Editor. Menurut sidang redaksi yang berjumlah 18 orang itu memutuskan Ketua Umum PBNU waktu itu sebagai Tokoh Editor. Gus Dur mendapat nilai terbanyak (136) dan menyisihkan 6 finalis lain.
Gus Dur dan Bangkitnya Anak Muda NU
Judul Buku: Pembaruan tanpa Membongkar Tradisi: Wacana Keagamaan di Kalangan Generasi Muda NU Masa Kepemimpinan Gus Dur
Penulis : Djohan Effendi
Kata Pengantar : Prof. Dr. Olaf Schumann
Penerbit : Buku Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Maret 2010
Tebal : xxvi + 330 halaman
Peresensi : Muslim *
Lampung Post, 5 Sep 2010
Penulis : Djohan Effendi
Kata Pengantar : Prof. Dr. Olaf Schumann
Penerbit : Buku Kompas, Jakarta
Cetakan : I, Maret 2010
Tebal : xxvi + 330 halaman
Peresensi : Muslim *
Lampung Post, 5 Sep 2010
Langganan:
Postingan (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez