Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/
1. Kepulauan Indonesia Membentuk Sketsa Perahu
Satu lagi yang disingkap tekhnologi mengenai ketakterdugaan nusantara, yakni desain alamiah bentuk pulau di bumi jika dilihat dari foto satelit NASA. Seperti diinformasikan Emha Ainun Nadjib pada pengajian Padhang mBulan 4 Juni 2012, bahwa kepulauan Indonesia dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, hingga Nusa Tenggara berjajar menyerupai perahu.
Sumatera dalam desain kapal berposisi bagian depan, Jawa sebagai kerangka dasar bawah-depan, Bali, Lombok, Nusa Tenggara berposisi sebagai alas bawah bagian belakang, sedang Irian Jaya persis bamper belakang. Ada pun kepulauan Sulawesi dan Kalimanta dan sederet kepulauan di sekitarnya sebagai struktur bodi perahu secara keseluruhan. Yang jadi pertanyaan adalah: apa rahasia di balik sketsa bumi jika ilmu pengetahuan alam dan ilmu humaniora bertemu ruas?
Ditelaah lebih rinci, teranyata sketsa pulau berhubungan erat dengan produk kebudayaan penghuni pulau setempat. Irian Jaya misalnya, dengan lekuk pulau menyerupai kepala burung, ternyata pulau tersebut dihuni burung khas cendrawasih yang elok. Kepulauan Italia menyerupai bola ternyata melahirkan kegemaran penduduknya hingga menjadi pesepak bola handal yang disegani negara lain. Atau Jawa Timur justru menyerupai posisi orang sedang takhiyat dalam sholat, di mana telapak kaki kanan menjorok ke utara menjadi Madura, sedang lekuk telapak kaki kiri membentuk semenanjung pesisir Sritanjung, Banyuwangi.
Kisah perahu dalam kaitannya dengan peradapan manusia sudah dipahami kaum agamis, terutama pemegang injil dan qur’an yang dikenal dengan pelayaran nabi Nuh. Kondisi peradaban umat Nuh yang mengalami degradasi moral cukup akut dan pelik, mengakibatkan banjir bandang yang berkekuatan mengikis peradaban. Kebijakan Nuh demi meneruskan peradaban dengan menyelamatkan beberapa pasang suku dan jenis hewan mengendarai perahu. Namun supaya tidak karam selama berlabuh, Nuh menyita semua alat vital awak perahu supaya tidak terjadi pengembangbiakan yang menambah beban. Kisah Nuh tersebut dapat ditafsirkan bahwa untuk menyelamatkan peradapan yang krusial, diperlukan pengekangan ambisi yang berorientasi individu atau golongan.
Injil dalam surat Kejadian, pasal 6-9 mengisahkan seputar pergolakan kaum Nuh pasca pelayaran hingga peralihan peradaban sesudah banjir. M. Fathoni Mahsun (penulis Jombang pernah hadir saat workshop kepenulisan di Menturo) dalam buku Baju Bertuah Nabi Yusuf (IBC, Yogya, 2012) merinci penyejarahan Qur’an perihal ciri umat baru setelah banjir zaman Nuh. Bahwa sisah peradaban yang diangkut perahu Nuh merupakan manusia bibit unggul, survive melewati masa krisis, berperawakan kekar, gagah, tangguh dibanding zaman sebelumnya. Qur’an surat: Huud 30-40, Al Mukmin 27-28, Al Qomar 13, Asy Syu’ara 119-134, As Ssaffat 76, Al A’raf 69, Al Fajr 7, Al Ahqaaf 21 adalah serentetan kisah peralihan peradaban di atas.
Kenyataan kepulauan Indonesia yang menyerupai perahu mendukung indikator keberadaan Atlantis yang diriset arkeolog Arsyo Santos. Dalam riset panjangnya Santos menganalisa keberadaan Atlantis sebagai peradaban termegah yang pernah ada di bumi ternyata dulu di sekitaran Krakatau. Sebagai arkeolog, Santos menyuguhkan banyak data filologis dari berbagai artefak suku-suku lawas di berbagai negara. Diantaranya artefak dan situs menyebutkan bahwa kawasan atlantis bercirikan padang luas yang disuburi rumput alang-alang (padi dan palawija). Beberapa situs yang tersebar juga menguatkan bahwa ciri peradapan atlantis adalah imbangnya fasilitas agraris yang berupa sungai, tanah vulkanik, pasir timah dan emas dari letusan gunung berapi. Di sisi lain, wilayah nusantara didominasi laut yang melimpahkan biota bahari. Dari ke dua realitas kepulauan nusantara dalam kaitannya dengan perahu ditamsilkan bahwa nusantara adalah negara bahari yang didukung ekonomi pertanian pedalaman (daratan). Lantas apa fungsinya dalam kaitannya dengan pecaturan negara negara di belahan bumi lainnya?
2. Krisis Minyak Dunia
Peradaban modern yang disebut manusia zaman sekarang adalah sebutan yang didasarkan pada penemuan tekhnologi baru. Meskipun istilah modern yang sekarang otomatis menjadi klasik di masa datang. Modern yang ditandai penemuan tekhnologi sesungguhnya upaya manusia untuk memaksimalkan sumber daya alam. Di mana sejauh ini manusia hanya mampu memanfaatkan 2% kandungan alam untuk kesejahteraan hidup. Yang artinya, 98% bahan lainya masih beku dan belum berfungsi secara maksimal. Namun tanpa disadari manusia, bahwa penemuan tekhnologi itu sendiri berarti menyerap cadangan sumber daya yang terkandung di bumi. Dengan analogi pragtis bahwa satu lampu yang menyala dan gemerlap di muka bumi sama artinya menghabiskan suku cadang energi. Yang menjadi inti permasalahan kemudian ialah jika gemerlap lampu merata di muka bumi beserta deru-deru mesin yang oprasional setiap hari. Semakin maksimal penggunaan temuan tekhnologi setara pula penyerapan energi dihabiskan, apalagi untuk kemubadziran.
Beberapa tahun terakhir ahli energi memperkirakan bahwa cadangan minyak bumi hanya bertahan hingga 12 tahun mendatang. Artinya selama pertambahan pemakaian energi melunjak, semakin pula mendekati krisis. Sementara suku cadangan pengganti minyak ‘belum ditemukan’. Dari sinilah gejala krisis minyak bermula, berlakunya hukum mekanisme pasar: jika permintaan bertambah saat jumlah produksi menurun, maka harga akan naik.
Terhitung sejak April 2012, nilai saham minyak dunia naik. Di Indonesia, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menyiasati hendak mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang artinya menaikkan nilai jual BBM . Hingga pertengahan Mei 2012 Susilo Bambang Yudhoyono menyiasati ulang kenaikan minyak dengan mengurangi pemakaian BBM yang dipandang mubadzir. Presiden menghimbau agar menghemat lampu di istana negara. Di Malaysia, pemerintahan setempat secara resmi menghitung biaya produksi yang berkenaan dengan pemakaian minyak secara rinci. Sebagai langkah antisipasi kenakalan pasar, pemerintah Malaysia menetapkan harga mesin disel dengan standart besar kecilnya Power Kuda (PK).
Krisis energi dipastikan berpengaruh signifikan terhadap Uni Eropa yang hanya mengandalkan ekport produk tekhnologi ke negara berkembang. Negara Benua Biru yang megah secara financial berangsur keropos, di mana gedung gedung mewah dan biaya produksi dibangun dari dana hutang. Sedangkan proses produksi yang berkaitan dengan bahan energi, Eropa tidak memiliki sumber kilang, kecuali Asia dan Timur Tengah. Tanpa pasokan dari negara penghasil minyak dan bahkan penghasil pangan, Eropa akan menjadi penghuni rumah mewah tapi tidak bisa makan.
Untuk mencari solusi krisis minyak peroide 12 tahun mendatang, Uni Eropa mengadakan pertemuan G-20 yang berlangsung di Los Cabos, Meksiko pada 18-19 Juni 2012. G-20 mengagendakan pembahasan tentang perkembangan ekonomi global sehubungan dengan penentuan berlangsungnya zona euro melalui pemilu Yunani 17 Juni 2012. Signal strategi mengatasi krisis Eropa dilontarkan presiden Prancis Francois Hollande dengan mekanisme rekapitalisasi pengucuran dana darurat IMF sebesar 900 miliar euro. Namun mekanisme penyuntikan bank-bank sakit semacam itu ditentang tegas pihak Jerman dan harus mencari mekanisme rekapitalisasi lain. Belum diketahui jelas apa rumusan yang akan digalang secara rahasia -bawah tanah- oleh pihak Berlin dalam membangkitkan krisis dan volatilitas harga komoditas, terutama sektor energi.
Setelah mengamati dua hal, pertama; kegagalan Spanyol yang mendapat donor bantuan dari lembaga stabilitas finansial Eropa (EFSF), terbukti reaksi pasar semakin negatif. Ke dua: realitas Eropa yang miskin sumber minyak akan sulit menawarkan ‘green economy’ dalam bentuk pemutara euro. Emha Ainun Nadjib dalam pertemuan Padhang mBulan pada 4 Juni 2012 menghubungkan tema nusantara berbentuk perahu dengan penyelesaian krisis minyak Eropa. Bahwa terlepas dari pertemuan G-20, negara-negara PIGS (Portugal, Inggris, (G)Jerman, Spanyol) akan mengadakan pertemuan tertutup yang merancang peledakan bom di London. Sebagai aksi licik kebuntuan Eropa untuk mengatasi krisis minyak. Lantas negara Barat, sesuai dengan percaturan politik sebelumnya di Timur Tengah, akan menuduh Iran bertanggung jawab atas ledakan bom di London tersebut dengan dalih pengembangan nuklir Iran. Selanjutnya, setara yang dibicarakan Said Agil Sirodj (ketua PBNU) saat berpidato dalam Haul Akbar di pondok pesantren Denanyar, Jombang, pada 21 Mei 2012, bahwa lepas dari prediksi dunia akhirnya Amerika menghancurkan Irak. Anehnya seluruh negara tetangga (Timur Tengah) hanya menyaksikan tanpa daya. Resolusi damai antara Amerika dan Irak kemudian berbuntut panjang penguasaan kilang minyak Irak oleh Amerika dengan alasan pengganti biaya perang.
Puing pergolakan antara Eropa dan Timur Tengah secara geologis dan politis tidak berpengaru pada Asia khususunya Indonesia. Akibat krisis minyak dan pangan yang melanda Eropa dan Timur Tengah pasca pergolakan justru bertumpu dari suplai Asia, Indonesia dan Brazil sebagai wilayah tropis. Di sinilah andil Indonesia penting untuk menyelamatkan krisis dunia. Yang jadi pertanyaan adalah apakah Indonesia cukup kokoh sebagai perahu yang mengangkut keselamatan dunia? Apakah yang menjadi nahkoda dan seluruh awak kapal / perahu Indonesia terus menjulurkan kelamin sambil berlabuh yang akhirnya menenggelamkan perahu itu sendiri?
*) Penulis: Sabrank Suparno. Peserta Temu Sastra Jawa Timur 2011.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Khoirul Anam
A. Khoirul Anam
A. Mustofa Bisri
A. Qorib Hidayatullah
A.C. Andre Tanama
A.D. Zubairi
A.S. Laksana
Abd. Basid
Abdul Aziz
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar
Abdul Hadi W.M.
Abdul Rauf Singkil
Abdul Rosyid
Abdul Salam HS
Abdul Wachid B.S.
Abdullah Alawi
Abdurrahman Wahid
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abu Nawas
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Ach. Tirmidzi Munahwan
Achmad Faesol
Adam Chiefni
Adhitya Ramadhan
Adi Mawardi
Adian Husaini
Aditya Ardi N
Ady Amar
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Agama Para Bajingan
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Fahri Husein
Agus Fathuddin Yusuf
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Baso
Ahmad Fatoni
Ahmad Hadidul Fahmi
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Maltup SA
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Muhli Junaidi
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Tohari
Ahmad Y. Samantho
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ainur Rohim
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Fatoni
Akhmad Sahal
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Alang Khoiruddin
Alang Khoirudin
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Aliansyah
Allamah Syaikh Dalhar
Alvi Puspita
AM Adhy Trisnanto
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Amin Hasan
Aminullah HA Noor
Amir Hamzah
Ammar Machmud
Andri Awan
Anindita S Thayf
Aning Ayu Kusuma
Anjar Nugroho
Anjrah Lelono Broto
Antari Setyowati
Anwar Nuris
Arafat Nur
Ariany Isnamurti
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arif Hidayat
Arif Saifudin Yudistira
Arifin Hakim
Arman AZ
Arwan
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Juanda
Asep S. Bahri
Asep Sambodja
Asep Yayat
Asif Trisnani
Aswab Mahasin
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Azizah Hefni
Azwar Nazir
B Kunto Wibisono
Babe Derwan
Badrut Tamam Gaffas
Bale Aksara
Bandung Mawardi
Bastian Zulyeno
Bayu Agustari Adha
Beni Setia
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budiawan Dwi Santoso
Buku Kritik Sastra
Candra Adikara Irawan
Capres dan Cawapres 2019
Catatan
Cawapres Jokowi
Cerpen
Chairil Anwar
Chairul Abhsar
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
CNN Indonesia
Cucuk Espe
Cut Nanda A.
D Zawawi Imron
D. Dudu AR
Dahta Gautama
Damanhuri Zuhri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Danuji Ahmad
Dati Wahyuni
Dea Anugrah
Dea Ayu Ragilia
Dede Kurniawan
Dedik Priyanto
Den Rasyidi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Detti Febrina
Dewi Kartika
Dian Sukarno
Dian Wahyu Kusuma
Didi Purwadi
Dien Makmur
Din Saja
Djasepudin
Djauharul Bar
Djoko Pitono
Djoko Saryono
DM Ningsih
Doddy Hidayatullah
Donny Syofyan
Dr Afif Muhammad MA
Dr. Simuh
Dr. Yunasril Ali
Dudi Rustandi
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dyah Ratna Meta Novia
E Tryar Dianto
Ecep Heryadi
Edeng Syamsul Ma’arif
Edy A Effendi
Edy Susanto
EH Ismail
Eka Budianta
Ekky Malaky
Eko Israhayu
Ellie R. Noer
Emha Ainun Nadjib
Esai
Esha Tegar Putra
Evi Melyati
Fachry Ali
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faizal Af
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fazabinal Alim
Festival Literasi Nusantara
Festival Sastra Gresik
Festival Teater Religi
Forum Santri Nasional
Fuad Mardhatillah UY Tiba
Furqon Lapoa
Fuska Sani Evani
Geger Riyanto
Ghufron
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Gus Dur
Gus Muwaffiq
Gusriyono
Gusti Grehenson
H Marjohan
H. Usep Romli H.M.
Habibullah
Hadi Napster
Halimi Zuhdy
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hammam Fathulloh
Hamzah Fansuri
Hamzah Sahal
Hamzah Tualeka Zn
Hanibal W.Y. Wijayanta
Hanum Fitriah
Haris del Hakim
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Basri Marwah
Hasnan Bachtiar
Hasyim Asy’ari
Helmy Prasetya
Hendra Makmur
Hepi Andi Bastoni
Heri Listianto
Heri Ruslan
Herry Lamongan
Herry Nurdi
Heru Kurniawan
Hilmi Abedillah
Hotnida Novita Sary
Hudan Hidayat
Husein Muhammad
I Nyoman Suaka
Ibn ‘Arabi (1165-1240)
Ibn Rusyd
Ibnu Sina
Ibnu Wahyudi
Idayati
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imadi Daimah Ermasuri
Imam Hamidi Antassalam
Imam Khomeini
Imam Nawawi
Imam Nur Suharno
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Nasri
Imron Tohari
Indonesia O’Galelano
Indra Kurniawan
Indra Tjahyadi
Inung As
Irma Safitri
Isbedy Stiawan Z.S.
Istiyah
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
J Sumardianta
Jadid Al Farisy
Jalaluddin
Jalaluddin Rakhmat
Jamal Ma’mur Asmani
Jamaluddin Mohammad
Javed Paul Syatha
Jaya Suprana
Jember Gemar Membaca
Jo Batara Surya
Johan Wahyudi
John Halmahera
Joko Pinurbo
Joko Widodo
Joni Ariadinata
Jual Buku Paket Hemat
Junaidi
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
K. Muhamad Hakiki
K.H. A. Azis Masyhuri
K.H. Anwar Manshur
K.H. M. Najib Muhammad
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar Pesantren
Kafiyatun Hasya
Kanjeng Tok
Kasnadi
Kazzaini Ks
KH Abdul Ghofur
KH. Irfan Hielmy
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anwar
Khoirur Rizal Umami
Khoshshol Fairuz
Kiai Muzajjad
Kiki Mikail
Kitab Dalailul Khoirot
Kodirun
Komunitas Deo Gratias
Koskow
Kritik Sastra
Kurniawan
Kurtubi
Kuswaidi Syafi’ie
Kyai Maimun Zubair
Lan Fang
Larung Sastra
Leila S. Chudori
Linda S Priyatna
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP
Lukman Asya
Lukman Santoso Az
M Arif Rohman Hakim
M Hari Atmoko
M Ismail
M Thobroni
M. Adnan Amal
M. Al Mustafad
M. Arwan Hamidi
M. Bashori Muchsin
M. Faizi
M. Hadi Bashori
M. Harir Muzakki
M. Kanzul Fikri
M. Mustafied
M. Nurdin
M. Yoesoef
M. Yunis
M.D. Atmaja
M.H. Abid
M.Harir Muzakki
M.S. Nugroho
M.Si
M’Shoe
Mahamuda
Mahdi Idris
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahrus eL-Mawa
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mansur Muhammad
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marjohan
Marsudi Fitro Wibowo
Martin van Bruinessen
Marzuki Wahid
Marzuzak SY
Masduri
Mashuri
Masjid Kordoba
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni el-Moezany
Matroni Muserang
Mbah Dalhar
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftahul Ulum
Mila Novita
Mochtar Lubis
Moh. Ghufron Cholid
Mohamad Salim Aljufri
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Yamin
Muh. Khamdan
Muhajir Arrosyid
Muhammad Abdullah
Muhammad Affan Adzim
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Ali Fakih AR
Muhammad Amin
Muhammad Anta Kusuma
Muhammad Ghannoe
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Kosim
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Quraish Shihab
Muhammad Subhan
Muhammad Wava Al-Hasani
Muhammad Yasir
Muhammad Yuanda Zara
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun AS
Muhyiddin
Mujtahid
Muktamar Sastra
Mulyadi SA
Munawar A. Djalil
Munawir Aziz
Musa Ismail
Musa Zainuddin
Muslim
Mustafa Ismail
Mustami’ tanpa Nama
Mustofa W Hasyim
Musyafak
Myrna Ratna
N. Mursidi
Nasaruddin Umar
Nashih Nashrullah
Naskah Teater
Nasruli Chusna
Nasrullah Thaleb
Nelson Alwi
Nevatuhella
Ngarto Februana
Nidia Zuraya
Ninuk Mardiana Pambudy
Nita Zakiyah
Nizar Qabbani
Nova Burhanuddin
Noval Jubbek
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nur Fauzan Ahmad
Nur Wahid
Nurcholish
Nurel Javissyarqi
Nuruddin Al Indunissy
Nurul Anam
Orasi Budaya
Pangeran Diponegoro
Parimono V / 40 Plandi Jombang
PC. Lesbumi NU Babat
PDS H.B. Jassin
Pesantren Tebuireng
Pidato
Politik
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang
PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan
Pramoedya Ananta Toer
Prof. Dr. Nur Syam
Profil Ma'ruf Amin
Prosa
Puisi
Puji Hartanto
Puji Santosa
Pungkit Wijaya
Purwanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
Putera Maunaba
Putu Fajar Arcana
R. Ng. Ronggowarsito
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat Sudirman
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rakhmat Nur Hakim
Ramadhan Alyafi
Rameli Agam
Rasanrasan Boengaketji
Ratnaislamiati
Raudal Tanjung Banua
Reni Susanti
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Retno HY
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Rinto Andriono
Risa Umami
Riyadhus Shalihin
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rohman Abdullah
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saifuddin Syadiri
Saifudin
Saiful Amin Ghofur
Sainul Hermawan
Sajak
Salahuddin Wahid
Salamet Wahedi
Salman Faris
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sandiaga Uno
Sanggar Pasir
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian Nuraini
Sastra Pesantren
Sastrawan Pujangga Baru
Satmoko Budi Santoso
Satriwan
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siswanto
Siswoyo
Sita Planasari A
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slavoj Zizek
Snouck Hugronje
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sufyan al Jawi
Sugiarta Sriwibawa
Sulaiman Djaya
Sundari
Sungatno
Sunu Wasono
Surya Lesmana
Suryadi
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Susringah
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardi
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaiful Amin
Syaifullah Amin
Syarif Hidayat Santoso
Syeikh Abdul Maalik
Syeikh Muhammad Nawawi
Syekh Abdurrahman Shiddiq
Syekh Sulaiman al Jazuli
Syi'ir
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tiar Anwar Bachtiar
Tjahjono Widijanto
Tok Pulau Manis
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tu-ngang Iskandar
Turita Indah Setyani
Umar Fauzi Ballah
Uniawati
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usep Romli H.M.
Usman Arrumy
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W.S. Rendra
Wa Ode Zainab Zilullah Toresano
Wahyu Aji
Walid Syaikhun
Wan Mohd. Shaghir Abdullah
Warung Boengaketjil
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Welly Adi Tirta
Wiwik Hastuti
Wiwik Hidayati
Wong Fei Hung
Y Alpriyanti
Yanti Mulatsih
Yanuar Widodo
Yanuar Yachya
Yayuk Widiati
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yopi Setia Umbara
Yosi M Giri
Yudhi Fachrudin
Yudi Latif
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zaenal Abidin Riam
Zainal Arifin Thoha
Zainuddin Sugendal
Zakki Amali
Zehan Zareez
Tidak ada komentar:
Posting Komentar