Kamis, 26 Juli 2012

Perahu Nu-h-santara Pasca Meluapnya Krisis Dunia

Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/

1. Kepulauan Indonesia Membentuk Sketsa Perahu

Satu lagi yang disingkap tekhnologi mengenai ketakterdugaan nusantara, yakni desain alamiah bentuk pulau di bumi jika dilihat dari foto satelit NASA. Seperti diinformasikan Emha Ainun Nadjib pada pengajian Padhang mBulan 4 Juni 2012, bahwa kepulauan Indonesia dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, hingga Nusa Tenggara berjajar menyerupai perahu.
Sumatera dalam desain kapal berposisi bagian depan, Jawa sebagai kerangka dasar bawah-depan, Bali, Lombok, Nusa Tenggara berposisi sebagai alas bawah bagian belakang, sedang Irian Jaya persis bamper belakang. Ada pun kepulauan Sulawesi dan Kalimanta dan sederet kepulauan di sekitarnya sebagai struktur bodi perahu secara keseluruhan. Yang jadi pertanyaan adalah: apa rahasia di balik sketsa bumi jika ilmu pengetahuan alam dan ilmu humaniora bertemu ruas?

Ditelaah lebih rinci, teranyata sketsa pulau berhubungan erat dengan produk kebudayaan penghuni pulau setempat. Irian Jaya misalnya, dengan lekuk pulau menyerupai kepala burung, ternyata pulau tersebut dihuni burung khas cendrawasih yang elok. Kepulauan Italia menyerupai bola ternyata melahirkan kegemaran penduduknya hingga menjadi pesepak bola handal yang disegani negara lain. Atau Jawa Timur justru menyerupai posisi orang sedang takhiyat dalam sholat, di mana telapak kaki kanan menjorok ke utara menjadi Madura, sedang lekuk telapak kaki kiri membentuk semenanjung pesisir Sritanjung, Banyuwangi.

Kisah perahu dalam kaitannya dengan peradapan manusia sudah dipahami kaum agamis, terutama pemegang injil dan qur’an yang dikenal dengan pelayaran nabi Nuh. Kondisi peradaban umat Nuh yang mengalami degradasi moral cukup akut dan pelik, mengakibatkan banjir bandang yang berkekuatan mengikis peradaban. Kebijakan Nuh demi meneruskan peradaban dengan menyelamatkan beberapa pasang suku dan jenis hewan mengendarai perahu. Namun supaya tidak karam selama berlabuh, Nuh menyita semua alat vital awak perahu supaya tidak terjadi pengembangbiakan yang menambah beban. Kisah Nuh tersebut dapat ditafsirkan bahwa untuk menyelamatkan peradapan yang krusial, diperlukan pengekangan ambisi yang berorientasi individu atau golongan.

Injil dalam surat Kejadian, pasal 6-9 mengisahkan seputar pergolakan kaum Nuh pasca pelayaran hingga peralihan peradaban sesudah banjir. M. Fathoni Mahsun (penulis Jombang pernah hadir saat workshop kepenulisan di Menturo) dalam buku Baju Bertuah Nabi Yusuf (IBC, Yogya, 2012) merinci penyejarahan Qur’an perihal ciri umat baru setelah banjir zaman Nuh. Bahwa sisah peradaban yang diangkut perahu Nuh merupakan manusia bibit unggul, survive melewati masa krisis, berperawakan kekar, gagah, tangguh dibanding zaman sebelumnya. Qur’an surat: Huud 30-40, Al Mukmin 27-28, Al Qomar 13, Asy Syu’ara 119-134, As Ssaffat 76, Al A’raf 69, Al Fajr 7, Al Ahqaaf 21 adalah serentetan kisah peralihan peradaban di atas.

Kenyataan kepulauan Indonesia yang menyerupai perahu mendukung indikator keberadaan Atlantis yang diriset arkeolog Arsyo Santos. Dalam riset panjangnya Santos menganalisa keberadaan Atlantis sebagai peradaban termegah yang pernah ada di bumi ternyata dulu di sekitaran Krakatau. Sebagai arkeolog, Santos menyuguhkan banyak data filologis dari berbagai artefak suku-suku lawas di berbagai negara. Diantaranya artefak dan situs menyebutkan bahwa kawasan atlantis bercirikan padang luas yang disuburi rumput alang-alang (padi dan palawija). Beberapa situs yang tersebar juga menguatkan bahwa ciri peradapan atlantis adalah imbangnya fasilitas agraris yang berupa sungai, tanah vulkanik, pasir timah dan emas dari letusan gunung berapi. Di sisi lain, wilayah nusantara didominasi laut yang melimpahkan biota bahari. Dari ke dua realitas kepulauan nusantara dalam kaitannya dengan perahu ditamsilkan bahwa nusantara adalah negara bahari yang didukung ekonomi pertanian pedalaman (daratan). Lantas apa fungsinya dalam kaitannya dengan pecaturan negara negara di belahan bumi lainnya?

2. Krisis Minyak Dunia

Peradaban modern yang disebut manusia zaman sekarang adalah sebutan yang didasarkan pada penemuan tekhnologi baru. Meskipun istilah modern yang sekarang otomatis menjadi klasik di masa datang. Modern yang ditandai penemuan tekhnologi sesungguhnya upaya manusia untuk memaksimalkan sumber daya alam. Di mana sejauh ini manusia hanya mampu memanfaatkan 2% kandungan alam untuk kesejahteraan hidup. Yang artinya, 98% bahan lainya masih beku dan belum berfungsi secara maksimal. Namun tanpa disadari manusia, bahwa penemuan tekhnologi itu sendiri berarti menyerap cadangan sumber daya yang terkandung di bumi. Dengan analogi pragtis bahwa satu lampu yang menyala dan gemerlap di muka bumi sama artinya menghabiskan suku cadang energi. Yang menjadi inti permasalahan kemudian ialah jika gemerlap lampu merata di muka bumi beserta deru-deru mesin yang oprasional setiap hari. Semakin maksimal penggunaan temuan tekhnologi setara pula penyerapan energi dihabiskan, apalagi untuk kemubadziran.

Beberapa tahun terakhir ahli energi memperkirakan bahwa cadangan minyak bumi hanya bertahan hingga 12 tahun mendatang. Artinya selama pertambahan pemakaian energi melunjak, semakin pula mendekati krisis. Sementara suku cadangan pengganti minyak ‘belum ditemukan’. Dari sinilah gejala krisis minyak bermula, berlakunya hukum mekanisme pasar: jika permintaan bertambah saat jumlah produksi menurun, maka harga akan naik.

Terhitung sejak April 2012, nilai saham minyak dunia naik. Di Indonesia, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menyiasati hendak mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang artinya menaikkan nilai jual BBM . Hingga pertengahan Mei 2012 Susilo Bambang Yudhoyono menyiasati ulang kenaikan minyak dengan mengurangi pemakaian BBM yang dipandang mubadzir. Presiden menghimbau agar menghemat lampu di istana negara. Di Malaysia, pemerintahan setempat secara resmi menghitung biaya produksi yang berkenaan dengan pemakaian minyak secara rinci. Sebagai langkah antisipasi kenakalan pasar, pemerintah Malaysia menetapkan harga mesin disel dengan standart besar kecilnya Power Kuda (PK).

Krisis energi dipastikan berpengaruh signifikan terhadap Uni Eropa yang hanya mengandalkan ekport produk tekhnologi ke negara berkembang. Negara Benua Biru yang megah secara financial berangsur keropos, di mana gedung gedung mewah dan biaya produksi dibangun dari dana hutang. Sedangkan proses produksi yang berkaitan dengan bahan energi, Eropa tidak memiliki sumber kilang, kecuali Asia dan Timur Tengah. Tanpa pasokan dari negara penghasil minyak dan bahkan penghasil pangan, Eropa akan menjadi penghuni rumah mewah tapi tidak bisa makan.

Untuk mencari solusi krisis minyak peroide 12 tahun mendatang, Uni Eropa mengadakan pertemuan G-20 yang berlangsung di Los Cabos, Meksiko pada 18-19 Juni 2012. G-20 mengagendakan pembahasan tentang perkembangan ekonomi global sehubungan dengan penentuan berlangsungnya zona euro melalui pemilu Yunani 17 Juni 2012. Signal strategi mengatasi krisis Eropa dilontarkan presiden Prancis Francois Hollande dengan mekanisme rekapitalisasi pengucuran dana darurat IMF sebesar 900 miliar euro. Namun mekanisme penyuntikan bank-bank sakit semacam itu ditentang tegas pihak Jerman dan harus mencari mekanisme rekapitalisasi lain. Belum diketahui jelas apa rumusan yang akan digalang secara rahasia -bawah tanah- oleh pihak Berlin dalam membangkitkan krisis dan volatilitas harga komoditas, terutama sektor energi.

Setelah mengamati dua hal, pertama; kegagalan Spanyol yang mendapat donor bantuan dari lembaga stabilitas finansial Eropa (EFSF), terbukti reaksi pasar semakin negatif. Ke dua: realitas Eropa yang miskin sumber minyak akan sulit menawarkan ‘green economy’ dalam bentuk pemutara euro. Emha Ainun Nadjib dalam pertemuan Padhang mBulan pada 4 Juni 2012 menghubungkan tema nusantara berbentuk perahu dengan penyelesaian krisis minyak Eropa. Bahwa terlepas dari pertemuan G-20, negara-negara PIGS (Portugal, Inggris, (G)Jerman, Spanyol) akan mengadakan pertemuan tertutup yang merancang peledakan bom di London. Sebagai aksi licik kebuntuan Eropa untuk mengatasi krisis minyak. Lantas negara Barat, sesuai dengan percaturan politik sebelumnya di Timur Tengah, akan menuduh Iran bertanggung jawab atas ledakan bom di London tersebut dengan dalih pengembangan nuklir Iran. Selanjutnya, setara yang dibicarakan Said Agil Sirodj (ketua PBNU) saat berpidato dalam Haul Akbar di pondok pesantren Denanyar, Jombang, pada 21 Mei 2012, bahwa lepas dari prediksi dunia akhirnya Amerika menghancurkan Irak. Anehnya seluruh negara tetangga (Timur Tengah) hanya menyaksikan tanpa daya. Resolusi damai antara Amerika dan Irak kemudian berbuntut panjang penguasaan kilang minyak Irak oleh Amerika dengan alasan pengganti biaya perang.

Puing pergolakan antara Eropa dan Timur Tengah secara geologis dan politis tidak berpengaru pada Asia khususunya Indonesia. Akibat krisis minyak dan pangan yang melanda Eropa dan Timur Tengah pasca pergolakan justru bertumpu dari suplai Asia, Indonesia dan Brazil sebagai wilayah tropis. Di sinilah andil Indonesia penting untuk menyelamatkan krisis dunia. Yang jadi pertanyaan adalah apakah Indonesia cukup kokoh sebagai perahu yang mengangkut keselamatan dunia? Apakah yang menjadi nahkoda dan seluruh awak kapal / perahu Indonesia terus menjulurkan kelamin sambil berlabuh yang akhirnya menenggelamkan perahu itu sendiri?

*) Penulis: Sabrank Suparno. Peserta Temu Sastra Jawa Timur 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez