Jumat, 31 Agustus 2012

Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) ternyata Muslim

http://ustazfata.blogspot.com/2010_01_01_archive.html

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji hanya milik Allâh Ta’ala, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan sahabatnya.

Minggu, 19 Agustus 2012

MENJENGUK HAZRAT BERTEMU RUMI, SHADRA DAN AL HALLAJ

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=78

“Tuhan kaum mistis adalah realitas”(Hazrat Inayat Khan)
Hidup memang pilihan, kata ayat yang tersirat dalam realitas kehidupan. Namun siapa yang sesungguhnya memilih, siapa pula penentu pilihan tersebut hingga langgeng?

Rabu, 15 Agustus 2012

Senandung Salawat di Tengah Banjir

Ahmad Zaini *
http://sastra-indonesia.com/

Cahaya matahari di senja itu mulai berubah menjadi merah jingga. Kian lama kian redup. Lantas tak tampak lagi cahaya bundar memerah di ujung cemara di sebelah barat rumah. Gumpalan mega yang sejak sore bergantung di atas langit meredup dan dalam sekejap berubah menjadi gelap. Di atas langit kini tampak gemerlap bintang yang sejak tiga hari lalu tak muncul menghias indah malam lantaran cuaca hujan.

Maiyah, Penawar Dahaga Spiritualitas

Spiritual Journey, Pemikiran dan Permenungan Emha Ainun Najib
Prayogi R. Saputra
Buku Kompas, Jakarta, 2012
xviii + 214 hlm
Peresensi: Ammar Machmud *
Lampung Post, 12 Agu 2012

Minggu, 12 Agustus 2012

KITAB BARZANJI

Aguk Irawan MN
Kedaulatan Rakyat, 15/03/009

Sekira seratus limapuluh tahun sebelum Nabi Muhammad lahir dan membawa pencerahan, puisi telah menempati posisi tertinggi di hati orang Arab, bahkan ketika dunia masih meraba-raba dalam keremangan ilmu pengetahuan, Arab sudah berjibaku dengan puisi dan mengenal ilmu tata bahasa (linguistik), diantara fenomena tingginya penghargaan kaum arab terhadap para penyair adalah dengan menggantung puisi-puisi terbaik mereka di dinding Ka’bah sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan suku atau ras yang mengalir pada darah mereka. Paling tidak, ada dua karya sastra penting yang ditulis sastrawan Arab Jahiliyah, yaitu mu’allaqat dan mufaddaliyat.

Mazhab Sastra Facebookiyah

Fahrudin Nasrulloh **
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Sarang teknologi telah pecah. Menyebar ke pedalaman renik manusia. Buku, tradisi membaca, dan perjalanan kepengarangan telah dipadatkan jadi arca di kamar facebook. Kemanakah gelombang kesusastraan dan kepengarangan kita sekarang, ketika tentakel teknologi dan gerak perubahan berada di tubir ketidakpastian?

Manunggaling Ilmu dan Laku

Bandung Mawardi
Kompas, 3 Januari 2oo9

Seorang bocah pribumi telaten dan fasih membaca buku-buku tentang kesusastraan dan keagamaan dalam bahasa Jawa, Melayu, Belanda, Jerman, dan Latin. Bocah ini sanggup melafalkan dengan apik puisi-puisi Virgilius dalam bahasa Latin. Ketelatenan belajar mengantarkan bocah ini menjadi sosok fenomenal dalam tradisi intelektual di Indonesia dan Eropa. Bocah dari Jawa itu dikenal dengan nama Sosrokartono.

RAJA ALI HAJI: BAPAK KESUSASTRAAN MELAYU

Maman S. Mahayana
http://mahayana-mahadewa.com/

Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.

Medèn-medèni Sapardi Djoko Damono

Membaca ‘kedangkalan’ logika Dr. Ignas Kleden? (bagian VII kupasan keenam dari paragraf awalnya)
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Ini menuntasi tulisan-tulisan sebelumnya mengenai paragraf awal IK, sebalutan muakhir demi pijakan lanjut. Saya mulai sedikitnya merevisi pandangan kritikus Maman S Mahayana di bukunya “9 Jawaban Sastra Indonesia” sebuah orientasi kritis, diterbitkan Bening Publishing, cetakan 2005, Bagian IV: Sarana Pendekatan Sastra, dahan ke 8 berjudul ‘Sastra dan Filsafat’ halaman 343. Di bawah ini terambil dua paragraf pembukanya bagi pondasi langkah ke muka. Nan disesuaikan keimanan sorot mata saya berproses kreatif, yang berangkat dari buah keyakinan setelah baca ke belakang, demi peroleh kepurnaan sepaduan kehidupan.

Jejak Ulama Membangun Indonesia

Ulama & Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim dalam Sejarah Indonesia
Jajat Burhanudin
Mizan, Juni 2012
xii+ 482 hlm
Peresensi: M. Al Mustafad *
Lampung Post, 5 Agu 2012

Pertarungan Ideologi dalam Sastra

Bayu Agustari Adha
Riau Pos, 12 Agu 2012

SASTRA berfungsi tak hanya memberi hamparan kisah yang tertera begitu saja. Di balik itu sastra juga menyelipkan pertarungan ideologi dalam konflik dan alur yang disajikan. Walau hanya bersifat fiksi, emosi yang disajikan terbukti lebih lama membekas dari karya non fiksi. Itu bisa dilihat pada karya Khaled Hosssaini, The Kite Runner yang secara implisit menyajikan suatu pertarungan ideologi yang membuat suatu Negara yakni Afghanistan menjadi Negara hancur tanpa henti sampai kini. Apa yang membuatnya hancur adalah pertarungan ideologi yang saling memaksakan tanpa adanya suatu negasi. Ideologi itu di antaranya nasionalisme, liberalisme, komunisme dan fanatisme.

‘Omar’ Penabuh Genderang Subuh

S.W. Teofani
Lampung Post, 5 Agu 2012

RAMADAN hadir dengan selaksa berkah yang ditaburkannya. Bukan hanya bagi mereka yang menjalankan ibadah Ramadan, seperti puasa, salat tarawih, tadarus Alquran dan amalan lain, orang-orang Islam yang tidak menjalankan amalan Ramadan pun turut merasakan berkah itu. Bahkan, orang-orang nonmuslim juga tidak sedikit yang turut merasakan berkah Ramadan. Semisal para pedagang yang pakaian, makanan, properti, dan lainnya, yang tidak hanya dari kalangan muslim ikut panen raya pada saat Ramadan menjelang Idulfitri.

Jalaluddin Rakhmat: Menuju Agama Madani

Ilham Khoiri, Myrna Ratna
Kompas, 6 Feb 2011

HINGGA kini Indonesia masih saja tak lepas dari konflik antarumat beragama. Agama, yang semestinya bersemangat pembebasan dan menebarkan kedamaian bagi sesama manusia, ternyata justru kerap memicu pertentangan, bahkan mengusik keutuhan bangsa yang majemuk ini. Bagaimana jalan keluarnya?

Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq, Mufti Kerajaan Indragiri

Riau Pos, 5 Agu 2012

PERAN Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq sebagai tokoh agama di wilayah Kerajaan Indragiri bermula ketika beliau pindah dari Bangka ke Indragiri, tepatnya di Sapat (ibukota Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau sekarang) yang termasuk dalam wilayah Batin nan Enam Suku pada 1910 M. Menurut keterangan Hj Maimunah (Munah) 89 tahun, anak Tuan Guru ketika hijrah ke Indragiri, beliau pertama kali memasuki daerah Reteh sebagai daerah yang cukup ramai di wilayah pantai Timur Kerajaan Indragiri.

Transformasi Kuasa dengan Cinta

Yudi Latif *
Kompas, 7 Agu 2012

BULAN puasa hadir menandai retakan imaji sejarah bangsa. Dalam tradisi Islam, ibadah puasa adalah tanda kemenangan; diwajibkan setelah pertempuran Badar, saat pasukan kecil dengan komitmen kebenaran dan keadilan bisa mengalahkan pasukan besar dengan jiwa penindasan dan keangkuhan. Puasa sebagai tanda kemenangan juga mewarnai sejarah bangsa.

Tok Pulau Manis, Ulama dan Sufi Terengganu

Riau Pos, 12 Agu 2012

Tok Pulau Manis atau nama sebenarnya Syeikh Abdul Maalik dilahirkan Kampung Pauh, Hulu Terengganu pada 1060H/1650M, berketurunan Sharif Mohammad, yang berasal dari Baghdad. Menerima pendidikan agama diperingkat awal dari kaum keluarganya sendiri.

Kamis, 09 Agustus 2012

Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. III*

Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

Sesuatu yang esensial itulah yang mengubah suatu potensialitas menjadi aktualitas, baik dengan maupun tanpa perantaraan. (Ibnu Sina).

Selalu saja saat mengawali tulisan merasakan bergetar, untuk mengurangi debarannya saya mulai dengan kata pengantar demi meringankannya. Pada awalan ini akan bercerita pertemuan saya dengan tiga ‘orang gila’ (balutan fisiknya begitu); mereka merasuki jantung ini.

Menenun yang Baru: Suatu Upaya Produksi Teks yang Tidak Selesai

Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/

KALAU mengingat Derrida, tentu tidak sukar menemukan maksud dari judul di atas. Bagi dekonstruksi Derridian, seluruh kehidupan, bergantung kepada teks. Bahkan kredo yang masyhur di belantika filsafat adalah, tidak ada sesuatu pun di luar teks.

Kegelisahan Buah Simalakama Dimas Arika Mihardja

Imron Tohari

BUAH SIMALAKAMA ITU …
: bagi penyair generasi kini

buah simalakama itu, cintaku, terhidang di meja makan
apapun pilihan akan meruahkan masalah dalam pencarian
mata pisau telah diasah sapardi dan dukanya abadi, sementara
keraguan goenawan dan kematian semakin akrab dalam dekap subagio
o amuk kapak sutardji lepas dari tradisi hingga abad berlari bersama afrizal

Setahun Pelangi Sastra Malang

Denny Mizhar
__Pelangi Sastra Malang

Pada mulanya adalah pertemuan yang sering terjadi antara saya dan Ragil Supriyanto yang biasa dipanggil Ragil Sukriwul. Saya diajak gabung di Komunitas Mozaik Malang dengan gerak yang merambah dunia seni dan sastra. Tetapi saya belum intens, hanya ketika Mozaik dengan penerbitannya menggarap antologi cerpen yang diberi judul “Pledoi: Pelangi Sastra Malang dalam cerpen” saya dimintanya untuk memegang tanggung jawab di bagian produksi: membantu mencari dana penerbitan hingga buku tersebut terbit pada tahun 2009.

Kekuatan Sastra Hingga ke Pelaminan

Sabrank Suparno
http://sastra-indonesia.com/

“Jodoh, Rizqi, Mati, iku mung siji, tapi sewu dalane.”

A. Prolog

Kaidah filsafat Jawa di atas, sepintas ndemel terdengar, tapi akan terus menguntit-ngiang di telinga orang yang serius mendalami filsafat dan apalagi jika hendak menjadikan konsep pemikiran dan laku hidup. Coba fikirkan sejenak! Jodoh dimaksutkan untuk menyebut idiom pertemuan dua hal atau lebih yang saling menguntungkan (simbiosis mutualis).

Gugatan untuk MASTERA 2006 dan Anugerah Sastra Dewan Kesenian Riau 2000. II*

Yang meloloskan pengertian “Kun Fayakun” dirombak ke dalam bahasa Indonesia membentuk makna; “Jadi, lantas jadilah!” dan “Jadi maka jadilah!”
Nurel Javissyarqi
http://sastra-indonesia.com/

"A masterpiece always moves, by definition, in the manner of a ghost" (Jaques Derrida, Spectres of Marx).
Lumayan lama tak melanjutkan tulisan, terhitung setengah bulan lebih. Kini menginjak angka 17 nomor saya sukai, bilangannya sama bertanggal kemerdekaan Republik Indonesia tujuh belas, (Agustus 1945). Setelah membenamkan diri beberapa masa, membaca ulang membenahi tulisan lama, Alhamdulillah cara belajar ini mengalami peningkatan. Melodinya sedari awal terlihat kemajuan, sedeburan gelombang mendedah kesaksian. Ke pepuncak tertakar, pun lebih sadari kelemahan, juga beberapa temuan mengecewakan.

Selasa, 07 Agustus 2012

Polemik Kebudayaan Lesbumi

Judul: Lesbumi Strategi Politik Kebudayaan
Penulis: Choirotun Chisaan
Penerbit: LKiS, Yogyakarta
Cetakan: 1 (Maret) 2008
Tebal: 247+XVI Halaman
Peresensi: Matroni *
http://www.nu.or.id/

Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) merupakan lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan politik seperti partai Nahdlatul Ulama (NU) saat organisasi itu menjadi partai politik pada 1960-an.

Melawan Dehumanisasi Sastra Sutardjian

Hasnan Bachtiar *
http://sastra-indonesia.com/

“Kritik sastra…mencerminkan bukan saja kematangan estetik kita, tetapi juga kejelasan intelektual, kesungguhan moral yang sekaligus mentakrif kemanusiaan kita.” (Azhar Ibrahim Alwee)

SUATU artikulasi estetis yang dituangkan dalam karya sastra bukanlah kata-kata tanpa mutu, karena selalu memiliki kualitas-kualitas makna. Makna hidup, makna dunia, dan makna-makna yang terlahir dari nurani penciptanya. Namun yang jarang disadari adalah, sebagai goresan pena penyair, bahwa syair-syair (termasuk kritik sastra) merupakan ungkapan intelektual. Bila demikian, kata kunci intelektual akan membawa kita kepada dua hal: yang pertama adalah bagaimana konstruksi sosial di balik teks, sedangkan yang kedua adalah untuk tujuan apakah teks tersebut ditulis. Dalam konteks ini, Nurel Javissyarqi yang memperkarakan sastrawan terkemuka Sutardji Calzoum Bachri dan kritikus sastra Ignas Kleden, menarik untuk diapresiasi.

Menutup Polemik Kebudayaan…

Sutan Takdir Alisjahbana
http://majalah.tempointeraktif.com/

Berikut ini adalah jawaban untuk tulisan Taufik Abdullah dan Arief Budiman (TEMPO, 24 Mei), Goenawan Mohamad dan Abdurrahman Wahid (TEMPO, 31 Maret), Sutardji Calzoum Bachri dan Umar Kayam (TEMPO, 7 Juni), dan Daoed Joesoef (TEMPO, 14 Juni).

APABILA Taufik Abdullah dalam karangan Kenang, Kenanglah Polemik Kebudayaan menganggap bahwa dalam merumuskan identitas Indonesia dalam Polemik Kebudayaan itu saya adalah ‘anak kandung dari Sumpah Pemuda’, ia meletakkan pertukaran pikiran itu dalam perspektif yang benar. Segala usaha saya seperti menerbitkan Pujangga Baru jelas berpokok pada pikiran Sumpah Pemuda. Pujangga Baru bukan saja berjuang untuk bahasa dan kesusastraan Indonesia, tetapi juga untuk menimbulkan suasana kebudayaan yang melingkupi seluruh Indonesia.

Sastra Yang Berhulu pada Al-Quran *

Ilham Yusardi
http://padang-today.com/

Setiap malam ke-17 dalam bulan Ramadhan, kita, umat muslim dengan semarak memperingati Nuzul Al-Quran. Pada malam itu, sebagaimana yang telah diterangkan dalam sejarah turunnya Al-Quran, merupakan malam pertama bagi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT, dengan perantara Ruh Kudus, yaitu Malaikat Jibril.

Siapa diantara kita hari ini yang sanggup membayangkan seorang manusia biasa seperti Muhammad SAW bertemu dengan mahkluk gaib malaikat jibril? Muhammad yang waktu itu adalah manusia biasa sebagaimana kita, pun dibuat gemetar, hingga terbit peluh dingin beliau dan menderita demam tinggi.

Abdul Rauf Singkil, Mualim Penyair Tanah Rencong

Riau Pos, 15 Juli 2012

ABDUL Rauf sebagai mualim, ulama dan pendakwah yang berpengaruh tak bisa disangkal. Arah gagasannya selalu praktis. Sebagai seorang mualim ia selalu menaruh perhatian besar pada murid-muridnya. Karya-karyanya selalu bertolak dari perhatiannya yang demikian itu, yaitu untuk membantu mereka memahami Islam dengan lebih baik, menasehati mereka supaya tak tertimpa musibah, memperteguh kesalehan mereka dan menghindarkan mereka dari tindakan salah dan tak toleran (A Johns dalam Braginsky, 1998: 474).

UNDANG-UNDANG MINANGKABAU PUSAKA YANG TERLUPA

Judul : Undang-undang Minangkabau Dalam Perspektif Ulama Sufi
Penulis : Zuriati
Penerbit : Fakultas Sastra Kampus Unand Limau Manis, Cetakan I, 2007
Tebal : xiii+320 halaman
Peresensi : M. Yunis
www.sastraminangkabau.blogspot.com/

Sastra Mistik; Antara Syeikh Siti Jenar dan al Hallaj

Bastian Zulyeno
http://ipi2010.blogspot.com/

Sastra mistik atau yang lebih dikenal dengan tasawuf dan irfan adalah salah satu karakteristik dalam sastra Persia. Penyair sufi atau seorang arif yang penyair menghasilkan karya berdasarkan ilmu tasawuf. Di Iran tasawuf tumbuh subur pada abad 10 M yang nampak awal dalam karya Abu Hasal Alkharqani dan Ba Yazid al Busthami, akan tetapi tasawuf dalam bentuk puisi dan syair mulai berkembang dan disempurnakan pada abad 11 oleh penyair Abu Said Aba al Khair di kota Khurasan, propinsi bagian timur laut Iran sekarang. Sastra mistik ini kemudian berkembang pesat melalui tangan penyair-penyair Persia selanjutnya seperti Sanai, Attar dan Jalaluddin Rumi yang mengantarkan sastra mistik Persia ke puncaknya melalui karya besarnya Masnawi Maknawi.

La Galigo, Sastra Epik Islamisasi Bugis

Gusti Grehenson *
http://www.ugm.ac.id/

Karya sastra tidak hanya dinikmati sebagai bentuk dialektik antara teks dan pembacanya. Lebih dari itu, ia menjadi bagian penyampaian kondisi sebuah masyarakat di masa lampau dengan perubahan dari pertemuan kebudayaan. La Galigo ialah salah satu karya sastra teks Bugis kuno berbentuk epik yang ditulis pada abad ke-13. Dari naskah La Galigo ini akhirnya dapat diketahui kondisi pada masa-masa awal masuknya Islam di tanah Bugis. “Sastra La Galigo tidak hanya dinikmati sebagai sastra, tapi juga sebagai sarana islamisasi bagi orang Bugis,” kata dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Andi Muhammad Akhmar, S.S., M.Hum., dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu (5/6).

Umatan Wasathon? Iblis dan Yehuwa pun Bertawhid

Sabrank Suparno *
http://sastra-indonesia.com/

Keunggulan Pengajian Padhang mBulan di samping sebagai majlis ilmu juga wahana apreseasi kesenian dalam bentuk apa pun yang siap tampil mengisi acara. Sebut saja Cak Suliadi, seniman asal Nganjuk, pada Padhang mBulan 4 juni 2012, ia mengisi beberapa lagu tradisional Banyuwangi-an sebelum acara. Alunan lagu Gelang Alit (ciptaan Catur) yang diaransemen musik mandolin dan lirik asli Oseng Banyuwangi-an: //wes kelakon, semene lawase //isun yo riko kedani //semunu sun imbangi //mulo riko, kudyangane ati //segoro yo, ono pesisire //sun welas nono batese //wedyang kopi-belung nongko //raino bengi-mung katon nyang riko//.

Peran Gayatri, Gajah Mada dan Islam Atas Kejayaan Majapahit

Judul Buku: “Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit”
Penulis: Earl Drake
Penerbit: Penerbit Ombak, Yogyakarta
Terbitan: Februari 2012
Tebal: xx + 192 halaman
Peresensi: Sufyan al Jawi *
Oase Kompas, 4 Juli 2012

Sastra Klasik Tak Akan Pernah Lapuk

Evi Melyati
Suara Karya, 4 Agus 2012

Bagi masyarakat jawa, sastra merupakan karya yang tertata apik dalam bahasa yang indah. Tak heran jika sastra jawa klasik tak hanya mengutamakan isi, tetapi keindahan bahasa juga menjadi perhatian sang pujangga. Karya sastra Jawa yang terlahir melalui pengolahan rasa dan laku tapa, disebut sebagai sastra adiluhung atau sastra yang memiliki tingkat apresiasi tinggi.

Selasih ‘Rang Talu’ Selaguri : Novelis Perempuan Pertama Di Indonesia

Babe Derwan
http://www.rangtalu.net/

Kebanyakan generasi muda Urang Talu – apalagi yang remajanya — boleh jadi tak pernah menyangka kalau kampungnya yang berada di lembah Gunung Talamau dan dikelilingi bebukitan itu, pernah melahirkan tokoh atau pejuang bertaraf nasional. Banyak Rang Talu tak pernah mengenal siapa itu Sariamin, siapa itu Selasih atau Seleguri, dan apa itu Kalau Tak Untung. Apalagi — konon — di sekolah-sekolah, baik di tingkat SMP maupun SMA (era sekarang), baik dalam pelajaran bahasa atau kesusastraan, nama beliau sudah tak pernah disebut-sebut lagi. Maka jangan heran kalau anak-anak sekarnag juga tak pernah tahu bahwa wanita pengarang novel pertama di Indonesia adalah berasal dari kampung kecil mereka, Talu.

Revitalisasi Pesantren

Muhammad Kosim *
http://www.lampungpost.com/

SEJARAH Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran dan perjuangan pondok pesantren (ponpes). Sejak awal kedatangan Islam pada masa Wali Songo hingga kini pesantren menyumbang jasa tak ternilai bagi Indonesia.

Menelusuri sejarah Islam di Nusantara sejak sekitar 1400 Masehi, peran Wali Songo tak dapat ditinggalkan. Meskipun Wali Songo berhasil mengislamkan sebagian besar Nusantara, setelah periode para wali banyak pemeluk Islam yang keislamannya belum sempurna. Hal ini terlihat dari masih banyaknya umat Islam yang percaya kepada hal-hal berbau mistik animisme dari nenek moyang mereka, meskipun sebenarnya mereka juga rajin salat.

Gemuruh Buku ’’Proses Kreatif’’

Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 8 Juli 2012

‘’Creativity means believing you have greatness – Kreativitas merupakan indikasi bahwa kau (manusia) memang memiliki keunggulan yang luar biasa’’. (Dr Wayne W Dyer)

DALAM satu dasawarsa terakhir, industri buku di Indonesia diramaikan dengan hadirnya buku-buku ‘proses kreatif’ yang merupakan sebiji terobosan unik sekaligus menggelitik dalam menggayuh minat pembaca. Bagaimana tidak? Dengan menggubah buku bertajuk ‘proses kreatif’, pengarang berusaha menyuguhkan kiat terbaik dalam rangka menggapai hasil yang diidamkan. Tak ayal, berbondong-bondonglah orang-orang –terutama kaum peminat keserbainstanan– menyambar dan mengunyah lahap-lahap nutrisi yang dijanjikan.

Identifikasi Babad ”Banyuarang” Dalam (Cerita Rakyat)

Agus Sulton
_Radar Mojokerto, 29 Juli 2012

Banyuarang adalah sebuah desa masuk dalam kecamatan Ngoro Jombang. Awalnya, sebelum tahun 1922 desa Banyuarang terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Banyuarang, dusun Balungbiru, dan dusun Sumberagung. Ditahun berikutnya desa Banyuarang menjadi enam dusun, yaitu Banyuarang, Balungbiru, Sumberagung, Plemahan, Ketanen, dan Kuncung. Desa ini sebagian penduduknya hidup dari bertani, sisanya sebagai pedagang, pegawai, industri rumahan dan sebagainya.

Pesantren dan Pendidikan Moral Bangsa

Imam Nur Suharno, SPd, MPdI
_Harian umum Pelita

ADA beberapa indikator yang digunakan untuk melihat kualitas moral kehidupan suatu bangsa. Menurut Thomas Lickona (1992) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa.

Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, ketidakjujuran yang membudaya. Ketiga, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin. Keempat, pengaruh per group terhadap tindakan kekerasan. Kelima, meningkatnya kecurigaan dan kebencian.

Rangka Sastra dan Sejarah dalam Selubung Rivalitas Anak-Ayah

Riza Multazam Luthfy *
Riau Pos, 29 Juli 2012

DALAM disipilin sastra dan sejarah, perselisihan antara anak dan ayah selalu menarik dan menggelitik untuk dijelmakan sebagai bahan kajian. Anak dituntut mematuhi serta menyesuaikan diri dengan hal-hal di lingkungan sekitar. Adapun ayah adalah seseorang yang bertugas melindungi buah hati dari hal-hal yang dapat mengganggu kondisi fisik sekaligus jiwanya. Namun, dalam beberapa kisah, tersebutlah pertentangan antara anak dengan ayah, baik dalam urusan remeh-temeh sekalipun, hingga yang berskala besar, semisal ideologi dan kepercayaan. Tak ayal, hal ini mengantar para pembaca untuk mengernyitkan dahi sambil menelurkan beragam pertanyaan di kepala.

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez