Minggu, 19 Agustus 2012

MENJENGUK HAZRAT BERTEMU RUMI, SHADRA DAN AL HALLAJ

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=78

“Tuhan kaum mistis adalah realitas”(Hazrat Inayat Khan)
Hidup memang pilihan, kata ayat yang tersirat dalam realitas kehidupan. Namun siapa yang sesungguhnya memilih, siapa pula penentu pilihan tersebut hingga langgeng?

Kehalusan akal kelembutan perasaan merupakan aura senantiasa berubah, sejenis timbangan takdir tak pernah berhenti menghitung gerak cahaya. Karnanya lelingkup kehidupan insan itu misteri yang naik ke puncak maya, menuju pijakan rasa terdalam menyodok niatan. Inilah kehendak berjuta penerimaan-penolakan, halus juga kasar.

Menjembatani kegamangan menjelma sosok bertanggung jawab di persidangan ruang-waktu. Kesadaran memberi-menerima memelihara tekad kebulatan nyata. Bagaimana seekor burung kecil tak berani belajar terbang, tentunya kan lumpuh di hari kemudian. Melihat dedaun tersambar angin jatuh pun induknya terbang melayang, menambatkan kaki-kaki pada pijakan kebenaran.

Apakah sang burung kecil terlalu berfikir perkembangan nafasnya saat-saat terbang, atau sebelum melayang sudah takut habisnya tenaga di udara kebebasan? Ialah benar nilai berangkat dari niatan kuat, mewujud tampilkan reaksinya hasrat. Perhitungan menentukan titik pergeseran menuju matang, atau sebaliknya keluar dari keyakinan.

Maka doa bukan sekadar pujian, tapi realitas buah menggelantung ingin terambil tangan halus pengetahuan. Janji kalbu berbicara bukan sehawa kabut dilenyapkan cahaya, namun membumbung bagi realitas menyadari, menjadi awan menghujani tetumbuhan, menyuburkan ladang, menyejukkan pandang. Ini bukan kesegaran bangun sehabis terlelap, tapi kesakitan memantapkan niat. Maka percobaan itu keharusan mengikuti jalan pertimbangan, kesadaran diri serta lingkungan yang menjadikan jiwanya mendapati tolak ukur manfaat.

Hazrat Inayat Khan dalam buku The Inner Life;
“jika orang mencapai realitas, maka ia berbicara dengan kehadiran tuhan.”

Ini kesadaran tidak dipaksakan, kemanusiaan teguh bersama Realitas, sehingga yang semu diabaikan. Waktu menjadi berdaya guna, bukan ngelantur dari ketiadaan, namun dari kehadiran jiwa bersentuhan mesrah kehadirat tuhan. Sebagaimana Allah Swt berfirman; “Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal. Dan sungguh Kami akan berikan balasan buat orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl 96).

Kesabaran itu tiada rintihan hamba pada sesamanya. Dalam ketabahan memantabkan diri melangkah bagi saksi jiwanya, yang teralami memondasi kelestarian realitas. Ini tidak iming-iming tapi keharusan, di mana sang penempuh tiada merasakan keberatan, oleh nafasnya berulang menghirup kesejatian. Ini bukan rangsangan esok terlupakan atau sugesti akal-akalan. Namun yang sejati kau pandang melewati keajaiban, atau tak lagi ajaib atas kematangan. Suatu tangga menghadirkan diri tertunduk dalam kelesuan hasrat, selain berserah kepada-Nya.

Sering kali kaum materialis menganggap tuhan imajinatif. Ini menjadikan kekeliruan, yang memunculkan pengucuran dana tidak wajar, pengadaan ritual panjatan jauh, atau tak percaya sama sekali. Apakah tidak sama antara tuhan imajinatif dengan ateisme? Kerap kali ini menimbulkan kericuan antar tradisi. Pemungutan tidak masuk akal dalam realitas nalar materialis. Ini ketimpangan menyegarkan, sejenis laguan jiwa yang haus hiburan. Orang sibuk yang inginkan kesenangan, atau menganggap peribadatan sejenis permainan.

Semisal tradisi yang mulanya baik, bersama iring-iringan waktu tidak bersahaja, sebab kepentingan umat yang kerap berubah atas olahan wataknya. Maka seleksi perubahan alam pemikiran menjadi syah, di samping terus mencari jalan keluar demi kedudukan ruang-waktu lebih baik bagi generasinya. Dan kemunculan model terbaru kudu diwaspadai. Apakah pola lama yang dibungkus, atau benar-benar anyar tetapi memboroskan sisi lain tanpa perhitungkan memiskinkan bidang tertentu. Menjadi tugas menempatkan kursi sesuai jangkauan yang mustinya lebih baik.

Ini gambaran lajunya spiritual yang berangkat dari imajinasi anak menuju kepastian penggalangan sewaktu dewasa, dan menjadi ternyatakan ketika masanya benar adanya. Sebagaimana dikatakan Hazrat Inayat Khan; “tujuan kaum mistis ialah merentangkan kesadaran seluas mungkin, sehingga mencapai kemajuan tertinggi serta ketawadhuan paling dalam.”

Senada di atas, Jalaluddin Rumi dalam fihi ma fihi menuturkan; “Dunia dibangun melalui imajinasi. Engkau menyebut dunia ini kenyataan, hanya karena dunia ini dapat dilihat dan nyata. Sedang gagasan hakiki yang merupakan cabang dunia, justru engkau menamakan imajinasi. Padahal kenyataannya sebaliknya, imajinasi adalah dunia itu sendiri.”

Ini lompatan penyadaran untuk menggubah pandangan kemarin yang materialis pasif menjadikan positif, apapun namanya atau berangkat dari mana, apa dari mistis atau materialistis. Sebab di kedalaman rasa senantiasa bening, hadir sebagai realitas sejati yang terdalam, benar-benar mempengaruhi gerak keseluruhan maya.

Membalikkan pandang sesungguhnya mudah setelah mempelajari apa yang benar-benar ada dalam renungan. Lewat menginsafi sudut kemarin, meluruskan proses kekinian yang tercerahkan. Kesulitannya disebabkan masih gamang menancapkan kekinian, ragu menggandoli kemajuan menjadi. Maka bukalah jiwa selebar mungkin, demi menampung segalanya menyegarkan, bukannya kesenangan sebab kesuntukan kangen. Inilah kebugaran meminta diambil yang hadir ke depan.

Mulla Shadra berkata; “Setiap kebaikan ialah cahaya samar-samar dari Cahaya Kecantikan-Nya yang bersinar-sinar.”

Tidakkah pandangan samar sebab mengenai hijab realitas semu yang terlihat kemarin. Maka marilah berusaha menuju Cahaya, mendekatkan diri kepada sinar-seminarnya, agar yang tampak dalam perbendaharaan tak lagi kesamaran, namun kejelasan dari realitas hakiki.

Kita melangkah naik turun sebab nafsu masih mengikuti, tapi bukankah dengan selalu merawat pandang kekinian; yakni tuhan realis. Segala ketakjuban menjadi kemesraan, keajaiban yang ditampakkan ialah percumbuan mengenyangkan, buka kembung terlalu banyak menelan angin ketidakjelasan di perjalanan. Maka segala panorama tertangkap menjelma rasa bersyukur nikmat pemberian amanah, yang menjadikan tidak disia-siakannya waktu berlalu dalam hayat.

Penyelesaian proses benar-benar hilang jika kesadaran terambil Sang Waktu. Yang bukannya hilang sebab keputusasaan lelah mencari. Al-Hallaj dalam kitab Thawasin VI, tentang Adam AS, 23 berujar: Dan Aku berkata, “jika engkau tidak mengenal Dia, maka lihat dan kenali tanda abadi-Nya, tanda yang kekal; dan Tanda itu adalah Aku, dan Akulah Kebenaran itu (ana al-Haqq), dan pada Hakikatnya Aku selamanya bersama dengan kebenaran itu.”

Al-Haqq ialah realitas kebenaran terpandang yang menuju realitas kebenaran-Nya. Maka pakailah celak demi menahan kantuk yang belum memberat, agar pandangan benar-benar jitu. Ini menjadi penampakan esensi dari Tanda yang menjadikan akrab bersahabat. Olehnya ditarik kesimpulan, cair atau kentalnya suatu gelombang akan masuk dimengerti dalam permenungan kepada tanjung karang paling senyap, serta beribu juta kesaksian ditemukan, tertangkap dalam keajaiban yang tidak lagi ajaib, karena telah mencapai realitas-Nya.

Ini perjalanan sisi lain dari batang tubuh lelakunya jasad, menjadi tempaan kematangan dari prosesi spiritual, melancongnya nalar budhi ke rumah damai yang teridam. Jauh dari sangkaan lalu yang keliru, maka mintalah restu dan berdoalah sungguh, agar jadwalnya tidak berbenturan namun menjadi tatanan terbaik sebagai pandangan jitu.

Sebagai penutup, kutulis panjatan doa yang digemakan Hazrat Inayat Khan:

Ya Allah
anugerahkan kepadaku fikiran mendalam
mimpi yang menyenangkan,
sedikit ungkapan banyak permenungan,
jalan yang lurus
cara pandang meluas
berakhir dalam kedamaian
Amin.

2004 Lamongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez