Kamis, 25 Oktober 2012

Figur Guru Sastra yang Ideal

Sutejo
Surabaya Post, 9 Okt 1994

Bagaimanakah fenomena pengajaran sastra dewasa ini? Banyak isu yang menyudutkan para guru sastra , dari minusnya apresiasi sampai kurangnya inovasi dalam pengajarannya.

Isu demikian menarik untuk dicermati karena secara makro kita melihat banyak aspek yang kurang mendukung dalam operasional pengajaran sastra itu sendiri. Dari segi siswa jelas tidak semuanya berminat dan berbakat terhadap bidang sastra.
Apalagi jika dikaitkan dengan sarana pengajarannya, maka kendala yang akan segera tampak adalah minusnya pustaka sastra, tidak adanya sanggar sastra di sekolah, apalagi semacam ‘’laboratorium sastra’’. Di samping keberadaan kurikulum yang memberikan alokasi waktu untuk bidang sastra begitu minim, hanya sekitar 16% pada kurikulum 1984. kemudian pada kurikulum 1994 menjadi sekitar 30%. Itu pun apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.

Romo Mangun pernah menyindir bahwasanya kegagalan selama ini disebabkan pengajaran sastra di sekolah hanya memfokuskan pada sejarah sastra dan pengajaran tentang sastra, bukan pelatihan apresiasinya. Sedangkan dari kacamata Jakob Sumardjo, kegagalan itu lebih disebabkan tidak berkembang dan tertanamnya apresiasi seni yang baik di lingkungan pelajar dan remaja kita. Mereka lebih suka membaca novel terbaru Marga T. daripada Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari. Mereka lebih punya apresiasi karya seni yang tidak diajarkan di sekolah, melainkan yang diajarkan masyarakat sendiri lewat jalur dagang.

Parodi Pengajaran Sastra

Jika kegagalan pengajaran sastra dianggap karena kurangnya kompetensi guru, maka sinyalemen itu menjadi lebih menarik. Realitasnya, banyak guru sastra yang apresiasinya rendah. Tak jarang seorang guru sastra dalam pengajarannya menggunakan petunjuk apresiasi tanpa mencoba berkreasi-apresiasi sendiri. Sehingga transfer apresiasi yang dilakukan pun bak mengenakan ‘’seragam apresiasi’’. Tanpa adanya pelatihan yang berarti.

Fakta lain yang segera tampak adalah ketika guru mengajarkan novel misalnya, tak jarang mereka hanya mengajarkan sinopsis tanpa mengajak siswa membaca novelnya secara langsung.

Realitas lain yang menarik adalah guru sastra cenderung tidak berani mengambil karya-karya yang tersebar di media massa. Sebaliknya sudah terpola dalam buku paket. Karenanya, logis jika Jakob Sumardjo menyindir bahwa remaja dan pelajar kita lebih suka membaca novel-novel pop daripada novel sastra. Karena iklim pengajaran sastra kita yang kurang mengenalkan buku dan karya sastra secara langsung. Sementara novel-novel pop diajarkan tiap hari oleh iklim hiburan.

Kalau sapek aspek apresiasi saja sudah direduksikan pengajarannya menjadi apresiasi sinopsis maka reproduksi sastra pun akan terdepak dari dunia pengajaran. Kurikulum 1984 misalnya, aspek reproduksi tampak pada kelas I dan II, yakni tentang pembuatan cerita pendek sederhana yang merupakan uraian dari pokok bahasan apresiasi. Dan pembuatan drama perjuangan yang merupakan uraian dari pokok bahasan apresiasi. Dan pembuatan naskah drama perjuangan yang merupakan pokok bahasan menulis.

Dengan diberlakukannya kurikulum 1994 yang memberikan porsi bidang sastra lebih besar dari sebelumnya, maka minusnya alokasi waktu akan dapat teratasi. Minimal terkurangi.  Aspek reproduksi juga lebih terkembangkan. Karena dalam kurikulum 1994 siswa dituntut mampu menulis puisi, prosa, dan drama. Sedangkan untuk program bahasa ditambah reproduksi kritik dan esai sastra.

Aspek reproduksi seperti yang diisyaratkan kurikulum 1994 demikian jelas menjadi tantangan bagi guru-guru sastra. Kalau aspek apresiasi sastra saja yang ditekankan dalam kurikulum 1994 sudah banyak melahirkan parodi sumbang maka aspek reproduksi orientasi kurikulum 1994 diharapkan tidak akan memperpanjang pergunjingan akan kegagalan pengajaran sastra selama ini.

Dengan demikian jelas dipersyaratkan figur guru sastra yang benar-benar mempunyai kompetensi resepsi sastra yang andal di samping kemampuan reproduksinya. Sebagaimana bidang seni yang lain , yang memberikan pelatihan reproduksi maka dalam pengajaran sastra tentunya bukan hal mustahil untuk dibinakan. Toh, aneka pengakuan proses kreatif penyair sudah banyak dipublikasikan. Seperti yang terkumpul dalam ‘’Proses Kreatif I, II, III’’ yang dieditori Panusuk Este.

Figur Guru Sastra Alternatif

Dari kendala pengajaran sastra selama ini, maka menyongsong berlakunya kurikulum 1994 dapat dialternatifkan sebagai berikut: Pertama, guru sastra harus benar-benar berkompetensi, baik itu yang bersifat reseptif-kreatif maupun kreatif-produktif. Dalam kriteria ini guru dimaksudkan mempunyai ketajaman apresiasi, wawasan kesastraan, dan mau terlibat dalam proses produksi karya. Kedua, guru sastra hendaknya mau terlibat langsung dalam aneka kegiatan sastra dan budaya, minimal mengikuti lewat media massa. Dengan persyaratan ini dikehendaki guru sastra punya dinamika wawasan kesastraannya. Ketiga, guru sastra harus kreatif mengambil materi pelajaran dari karya-karya yang telah terpublikasikan lewat media massa. Bukan ter’’plot’’ oleh buku paket dan petunjuk apresiasi.

Keempat, guru sastra harus berani memfragmentasikan karya-karya sastra yang sesuai dengan nuansa kejiwaan siswa. Dengan begitu akan diperoleh aneka penghayatan aneka nuansa dan karakter dalam karya sastra. Kelima, guru sastra harus membimbing kemampuan reproduksi siswa dengan pendekatan empiris, kemudian mengikutkannya dalam aneka lomba cipta puisi dan prosa. Keenam, guru sastra hendaknya mempunyai pustaka sastra yang memadai meskipun perpustakaan sekolah tidak memungkinkannya. Dengan kekayaan kepustakaan sekolah tidak memungkinkannya. Dengan kekayaan kepustakaan begitu diharapkan guru semakin mengakrabinya.

Ketujuh, kemampuan guru menciptakan semacam ‘’sanggar sastra’’ atau ‘’laboratorium sastra’’. Adanya laboratorium sastra dengan fasilitas yang cukup: ruang pengkajian, lengkapnya pustaka, dan sarana lain yang memadai. Namun sebagaimana disadari bersama, bahwa pengajaran sastra itu pada hakikatnya suatu yang kompleks dan rumit. Maka mesti alternatif ini terpenuhi bukan jaminan akan keberhasilan pengajarannya. Sebab sistem pengajaran secara makro akan tetatp berandil besar, seperti bakat siswa dan iklim sekolah tertentu.

Namun dengan alternatif demikian, kita boleh berharap akan lenyapnya isu kegagalan pengajaran sastra selama ini. Sehingga perjuangan para perumus dan pengembang kurikulum 1994 yang mengalternatifkan alokasi waktu sekitar 30% dalam pengajarn Bahasa Indonesia tidak sia-sia.

Tapi semuanya memang bergantung pada praktik empiris di lapangan nanti di samping sistem pengajaran sastra kita secara makro.

*) Dosen Kopertis VII Surabaya, pengasuh Sanggar Wahana Sastra RKPD Suara Ponorogo, Jawa Timur.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/10/figur-guru-sastra-yang-ideal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez