Senin, 20 Mei 2013

Novelisasi Sejarah, antara Sastra dan Pelecehan Sejarah

Aguk Irawan MN *
nu.or.id 25/11/2012

Setelah genre fiksi islami hampir ‘habis’, dunia sastra kita belakangan sedang kebanjiran sastra sejarah, juga sastra biografi. Sampai-sampai helatan sastra genre ini secara khusus digelar secara akbar; Borobudor Writers % Cultural Festival di Magelang, belum lama.

Sebenarnya, menulis cerita rekaan atau fiksi yang gagasan dasarnya diambil dari catatan sejarah, bukanlah barang baru di negeri ini, setidaknya itu bisa ditelisik dalam hampir semua karya-karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer, sebutlah salah satu karya besarnya; Arus balik. Tetapi genre penulisan sastra sejarah tidaklah berjubal dan semencolok akhir-akhir ini.

Dan, problem yang masih ditinggalkan dalam perhelatan akbar itu adalah; sejauh mana seorang penulis bisa mengeksplorasi sejarah itu ke dalam dunia fiksi? Atau sejauh mana batas-etik antara penuturan ulang fakta sejarah itu, sehingga tidak berdampak pada kemungkinan pelecehan pada fakta sejarah?

Pertanyaan tersebut penting diajukan. Sebab, kebanyakan penulis masih meyakini bahwa dunia novel-sejarah adalah dunia bebas berimajinasi dan suka-suka dalam menuangkan idenya. Tetapi dampak dari sikap gegebah ini sungguh tidak sepele, yaitu hak anak bangsa mendapatkan fakta sejarah tercidrai, dan sebaliknya mereka akan mendapatkan sejarah palsu dan menyesatkan.

Kegelisahan ini patut disebut disini, jika misalnya kita menelisik novel sejarah Wali Songo, karya Damar Shasangka, sang penulis mendedahkan sejarah versi baru dengan berkesimpulan. Misalnya, Sunan Giri menitahkan pembakaran lontar-lontar agama leluhur, Siwa Budha, yang masih banyak disimpan penduduk Jawa. Kemudian oleh penerbit dibuatlah atas sinopsis yang mencengangkan kesadaran ilmiah ini dikatakan secara besar-besaran sebagai Novel Sejarah Terbaik tahun Ini! Tetapi, benarkah demikian?

Sejarawan Thomas Stamford Raflles, dalam bukunya The History of Java, menuturkan bahwa drama penyebaran Islam di tanah Jawa oleh Wali Songo misalnya, sama sekali tidak seperti yang dituturkan penulis novel tersebut. Tetapi prosesnya dilakukan dengan cara damai dan inkulturasi, dan itu sama sekali tidak menghakimi sesat atau bid’ah tradisi masyarakat Jawa, apalagi sampai membakar khazanah intelektual, sekalipun tradisi tersebut berbau animistik-Hinduistik.

Misalnya, mereka tidak menghancurkan candi-candi, tidak pula menganjurkan pribumi untuk memakai gamis, memelihara jenggot dan lain sebagainya. Tapi, Wali Songo malah mengarifi budaya lokal setempat dengan menjadikannya sebagai instrumen penyebaran Islam, disinilah peran pesantren sangat siginifikan. Misalnya pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri yang terus mengajarkan ajaran guru bhakti sebagai etika islam-Jawa, padahal guru bhakti berasal dari kearifan lokal (hindu).

Selanjutnya, keluaran pesantren Giri ini banyak yang diundang ke Maluku Untuk mengajarkan agama Islam. Pada saat itu Pesantren (bisa disebut Padepokan) tidak saja digunakan untuk mengaji dalam pengertian an-sich, akan tetapi juga dipergunakan sebagai alat kebudayaan, sebagaimana telah dipraktikkan oleh Sunan Kalijaga yang memanfaatkan wayang dan tembang untuk menarik masa agar masuk Islam.

Sunan Kalijaga adalah pencipta wayang kulit dan tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang, dan kini kesenian itu menjadi kesenian tradisional Jawa yang paling popular hingga saat ini.

Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, namun telah dipangkasi akar-akar hinduisme di dalamnya. Di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam.

Kesenian-kesinian lain juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir. Masih terawatnya candi-candi bangunan hindu-budha hinga kini (bahkan masjid yang berarsitektur candi seperti di Masjid Kudus, Masjid Giri dan lain sebagainya), juga populernya cerita Ramayana di kalangan Islam-Jawa, sebagai bukti, bahwa para Wali Songo, sungguh begitu merawat khazanah lokal.

Selain Raflles, masih banyak sejarawan ahli yang berpendapat serupa, beberapa bisa disinggung disini: PA van der Lith, dalam ‘Ajaib al-Hind, (Leiden, Brill, 1883), WP. Groeneveld, dalam “Notes on The Malay Archipelogo and Malacca Compiled from Chines Sources”, (VBG, 39, 1880), Syed M. Naquib Al-Attas dalam Historical Fact and Fiction, UTM-CASIS, (Kuala Lumpur, 2011), Marshal Hodgson dalam The Venture of Islam, (The University of Chicago Press, 1974), Nikii Keddie dalam Islam and Society in Minangkabau and in the Middle East: Coparative Reflections, dalam Sojourn, Volume 2, No. 1 Tahun 1987). Sartono Kartodirdjo, Protest Movement in Rural Java, (Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1978) dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, novel Wali Songo juga menyebutkan data kontroversial yang belum bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah dan banyak cela yang bisa kita perdebatkan; katanya Nyo Lay Wa, adalah seorang muslim China yang ditahbiskan menjadi raja Majapahit.

Kembali ke genre sastra sejarah. Perbincangan sastra jenis ini semakin kuat sejak munculnya buku The Mirror and The Lamp karya M.H. Abrams. Buku Abrams ini kemudian menjadi induk teori pendekatan terhadap kajian karya sastra yang menjadi pegangan utama para kritikus dan pencipta.

Abrams menyebutkan ada empat pendekatan terhadap karya sastra, satu di antaranya adalah cermin sejarah, atau yang biasa disebutnya sebagai teori mimesis. Artinya dalam teori ini fakta sejarah ditulis ulang dengan pendekatan sastra. Tetapi bagi Abrahams, jika penulis memilih jalan ini, secara etika haruslah ia berpedoman pada data-data ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Karena dalam genre ini mengikutkan refrensi sebagai sumber cerita atau mendahuluinya dengan penelitian adalah keharusan secara etik.

Oleh karena itu layak bagi kita kemudian mengajukan sebuah pertanyaan, ada misi apa dengan penulisan novel sejarah Wali Songo versi Damar itu? Benarkah penulisnya hanya sekadar cari sensasi, dan memosisikan dirinya hanya sebagai pabrik cerita yang asal saja tulis, karena kehidupan ekonominya benar-benar sulit, sebagaimana yang disinyalir oleh Yudhi Aw (salah seorang peserta festival itu), penulis novel Diponegoro, bahwa seorang penulis baru seperti Damar mungkin hanya mendapatkan honor 3 sampai 4 juta perjudul buku, dan untuk hidup selanjutnya ia harus menulis lagi, karenanya tak mungkin melakukan riset secara serius.

Kalau demikian adanya, celaka benar nasib generasi muda yang mewarisi karya asal jadi seperti ini? Wallahu ‘Alam Bishawab.

*) Penulis adalah aktivis Lesbumi D.I.Y dan Dosen Filsafat di STAIS Al-Muhsin Yogyakarta.
Dijumput dari: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,50-id,40964-lang,id-c,esai-t,Novelisasi+Sejarah++antara+Sastra+dan+Pelecehan+Sejarah-.phpx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

A Khoirul Anam A. Khoirul Anam A. Mustofa Bisri A. Qorib Hidayatullah A.C. Andre Tanama A.D. Zubairi A.S. Laksana Abd. Basid Abdul Aziz Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Abdul Hadi W.M. Abdul Rauf Singkil Abdul Rosyid Abdul Salam HS Abdul Wachid B.S. Abdullah Alawi Abdurrahman Wahid Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abu Nawas Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Ach. Tirmidzi Munahwan Achmad Faesol Adam Chiefni Adhitya Ramadhan Adi Mawardi Adian Husaini Aditya Ardi N Ady Amar Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afrizal Malna Afrizal Qosim Agama Para Bajingan Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Fahri Husein Agus Fathuddin Yusuf Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Baso Ahmad Fatoni Ahmad Hadidul Fahmi Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Maltup SA Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Muhli Junaidi Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Tohari Ahmad Y. Samantho Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ainur Rohim Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Fatoni Akhmad Sahal Akhmad Taufiq Akhudiat Alang Khoiruddin Alang Khoirudin Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Aliansyah Allamah Syaikh Dalhar Alvi Puspita AM Adhy Trisnanto Ami Herman Amien Wangsitalaja Amin Hasan Aminullah HA Noor Amir Hamzah Ammar Machmud Andri Awan Anindita S Thayf Aning Ayu Kusuma Anjar Nugroho Anjrah Lelono Broto Antari Setyowati Anwar Nuris Arafat Nur Ariany Isnamurti Arie MP Tamba Arie Yani Arif Hidayat Arif Saifudin Yudistira Arifin Hakim Arman AZ Arwan Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Juanda Asep S. Bahri Asep Sambodja Asep Yayat Asif Trisnani Aswab Mahasin Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Azizah Hefni Azwar Nazir B Kunto Wibisono Babe Derwan Badrut Tamam Gaffas Bale Aksara Bandung Mawardi Bastian Zulyeno Bayu Agustari Adha Beni Setia Benny Benke Berita Berita Duka Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budiawan Dwi Santoso Buku Kritik Sastra Candra Adikara Irawan Capres dan Cawapres 2019 Catatan Cawapres Jokowi Cerpen Chairil Anwar Chairul Abhsar Chairul Akhmad Chamim Kohari CNN Indonesia Cucuk Espe Cut Nanda A. D Zawawi Imron D. Dudu AR Dahta Gautama Damanhuri Zuhri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Danuji Ahmad Dati Wahyuni Dea Anugrah Dea Ayu Ragilia Dede Kurniawan Dedik Priyanto Den Rasyidi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Detti Febrina Dewi Kartika Dian Sukarno Dian Wahyu Kusuma Didi Purwadi Dien Makmur Din Saja Djasepudin Djauharul Bar Djoko Pitono Djoko Saryono DM Ningsih Doddy Hidayatullah Donny Syofyan Dr Afif Muhammad MA Dr. Simuh Dr. Yunasril Ali Dudi Rustandi Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dyah Ratna Meta Novia E Tryar Dianto Ecep Heryadi Edeng Syamsul Ma’arif Edy A Effendi Edy Susanto EH Ismail Eka Budianta Ekky Malaky Eko Israhayu Ellie R. Noer Emha Ainun Nadjib Esai Esha Tegar Putra Evi Melyati Fachry Ali Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faizal Af Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fazabinal Alim Festival Literasi Nusantara Festival Sastra Gresik Festival Teater Religi Forum Santri Nasional Fuad Mardhatillah UY Tiba Furqon Lapoa Fuska Sani Evani Geger Riyanto Ghufron Gola Gong Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Gus Dur Gus Muwaffiq Gusriyono Gusti Grehenson H Marjohan H. Usep Romli H.M. Habibullah Hadi Napster Halimi Zuhdy Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hammam Fathulloh Hamzah Fansuri Hamzah Sahal Hamzah Tualeka Zn Hanibal W.Y. Wijayanta Hanum Fitriah Haris del Hakim Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Basri Marwah Hasnan Bachtiar Hasyim Asy’ari Helmy Prasetya Hendra Makmur Hepi Andi Bastoni Heri Listianto Heri Ruslan Herry Lamongan Herry Nurdi Heru Kurniawan Hilmi Abedillah Hotnida Novita Sary Hudan Hidayat Husein Muhammad I Nyoman Suaka Ibn ‘Arabi (1165-1240) Ibn Rusyd Ibnu Sina Ibnu Wahyudi Idayati Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imadi Daimah Ermasuri Imam Hamidi Antassalam Imam Khomeini Imam Nawawi Imam Nur Suharno Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Nasri Imron Tohari Indonesia O’Galelano Indra Kurniawan Indra Tjahyadi Inung As Irma Safitri Isbedy Stiawan Z.S. Istiyah Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar J Sumardianta Jadid Al Farisy Jalaluddin Jalaluddin Rakhmat Jamal Ma’mur Asmani Jamaluddin Mohammad Javed Paul Syatha Jaya Suprana Jember Gemar Membaca Jo Batara Surya Johan Wahyudi John Halmahera Joko Pinurbo Joko Widodo Joni Ariadinata Jual Buku Paket Hemat Junaidi Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN K. Muhamad Hakiki K.H. A. Azis Masyhuri K.H. Anwar Manshur K.H. M. Najib Muhammad K.H. Ma'ruf Amin Kabar Pesantren Kafiyatun Hasya Kanjeng Tok Kasnadi Kazzaini Ks KH Abdul Ghofur KH. Irfan Hielmy Khansa Arifah Adila Khoirul Anwar Khoirur Rizal Umami Khoshshol Fairuz Kiai Muzajjad Kiki Mikail Kitab Dalailul Khoirot Kodirun Komunitas Deo Gratias Koskow Kritik Sastra Kurniawan Kurtubi Kuswaidi Syafi’ie Kyai Maimun Zubair Lan Fang Larung Sastra Leila S. Chudori Linda S Priyatna Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lukisan Potret K.H. Hasyim Asy'ari karya Rengga AP Lukman Asya Lukman Santoso Az M Arif Rohman Hakim M Hari Atmoko M Ismail M Thobroni M. Adnan Amal M. Al Mustafad M. Arwan Hamidi M. Bashori Muchsin M. Faizi M. Hadi Bashori M. Harir Muzakki M. Kanzul Fikri M. Mustafied M. Nurdin M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja M.H. Abid M.Harir Muzakki M.S. Nugroho M.Si M’Shoe Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahrus eL-Mawa Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mansur Muhammad Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marjohan Marsudi Fitro Wibowo Martin van Bruinessen Marzuki Wahid Marzuzak SY Masduri Mashuri Masjid Kordoba Masuki M. Astro Matroni Matroni el-Moezany Matroni Muserang Mbah Dalhar Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftahul Ulum Mila Novita Mochtar Lubis Moh. Ghufron Cholid Mohamad Salim Aljufri Mohammad Kh. Azad Mohammad Yamin Muh. Khamdan Muhajir Arrosyid Muhammad Abdullah Muhammad Affan Adzim Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Ali Fakih AR Muhammad Amin Muhammad Anta Kusuma Muhammad Ghannoe Muhammad Idrus Djoge Muhammad Itsbatun Najih Muhammad Kosim Muhammad Muhibbuddin Muhammad Mukhlisin Muhammad Quraish Shihab Muhammad Subhan Muhammad Wava Al-Hasani Muhammad Yasir Muhammad Yuanda Zara Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun AS Muhyiddin Mujtahid Muktamar Sastra Mulyadi SA Munawar A. Djalil Munawir Aziz Musa Ismail Musa Zainuddin Muslim Mustafa Ismail Mustami’ tanpa Nama Mustofa W Hasyim Musyafak Myrna Ratna N. Mursidi Nasaruddin Umar Nashih Nashrullah Naskah Teater Nasruli Chusna Nasrullah Thaleb Nelson Alwi Nevatuhella Ngarto Februana Nidia Zuraya Ninuk Mardiana Pambudy Nita Zakiyah Nizar Qabbani Nova Burhanuddin Noval Jubbek Nu’man ’Zeus’ Anggara Nur Fauzan Ahmad Nur Wahid Nurcholish Nurel Javissyarqi Nuruddin Al Indunissy Nurul Anam Orasi Budaya Pangeran Diponegoro Parimono V / 40 Plandi Jombang PC. Lesbumi NU Babat PDS H.B. Jassin Pesantren Tebuireng Pidato Politik Pondok Pesantren Al-Madienah Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang PonPes Ali bin Abi Thalib Kota Tidore Kepulauan Pramoedya Ananta Toer Prof. Dr. Nur Syam Profil Ma'ruf Amin Prosa Puisi Puji Hartanto Puji Santosa Pungkit Wijaya Purwanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin PUstaka puJAngga Putera Maunaba Putu Fajar Arcana R. Ng. Ronggowarsito Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat Sudirman Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rakhmat Nur Hakim Ramadhan Alyafi Rameli Agam Rasanrasan Boengaketji Ratnaislamiati Raudal Tanjung Banua Reni Susanti Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Retno HY Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Rinto Andriono Risa Umami Riyadhus Shalihin Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rohman Abdullah S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saifuddin Syadiri Saifudin Saiful Amin Ghofur Sainul Hermawan Sajak Salahuddin Wahid Salamet Wahedi Salman Faris Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sandiaga Uno Sanggar Pasir Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Nuraini Sastra Pesantren Sastrawan Pujangga Baru Satmoko Budi Santoso Satriwan Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siswanto Siswoyo Sita Planasari A Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slavoj Zizek Snouck Hugronje Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana St Sularto Suci Ayu Latifah Sufyan al Jawi Sugiarta Sriwibawa Sulaiman Djaya Sundari Sungatno Sunu Wasono Surya Lesmana Suryadi Suryanto Sastroatmodjo Susianna Susringah Sutan Iwan Soekri Munaf Sutan Takdir Alisjahbana Sutardi Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaiful Amin Syaifullah Amin Syarif Hidayat Santoso Syeikh Abdul Maalik Syeikh Muhammad Nawawi Syekh Abdurrahman Shiddiq Syekh Sulaiman al Jazuli Syi'ir Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tiar Anwar Bachtiar Tjahjono Widijanto Tok Pulau Manis Toko Buku PUstaka puJAngga Tu-ngang Iskandar Turita Indah Setyani Umar Fauzi Ballah Uniawati Universitas Indonesia Universitas Jember Usep Romli H.M. Usman Arrumy UU Hamidy Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W.S. Rendra Wa Ode Zainab Zilullah Toresano Wahyu Aji Walid Syaikhun Wan Mohd. Shaghir Abdullah Warung Boengaketjil Wawan Eko Yulianto Wawancara Welly Adi Tirta Wiwik Hastuti Wiwik Hidayati Wong Fei Hung Y Alpriyanti Yanti Mulatsih Yanuar Widodo Yanuar Yachya Yayuk Widiati Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yopi Setia Umbara Yosi M Giri Yudhi Fachrudin Yudi Latif Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusuf Suharto Zaenal Abidin Riam Zainal Arifin Thoha Zainuddin Sugendal Zakki Amali Zehan Zareez